Nana Suciati
Universitas PGRI Kalimantan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Flora Lexicon in The Paribahasa Banjar of Southern Kalimantan In The Perspective of Ecolinguistics As an Indonesian Language Teaching Material Indonesian Language Teaching Materials in Elementary School Isna Kasmilawati; Lili Agustina; Nana Suciati
Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol. 10 No. 1 (2024): Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/tunas.v10i1.8936

Abstract

Paribahasa is an expression containing comparisons, parables, life advice or rules of behavior. Paribahasa is one of the Banjar oral literature which is full of advice. Paribahasa Banjar is also one of the Indonesian language materials in elementary school which is not only introduced but also understood by students as the life of Banjar culture. This research aims to describe the flora lexicon in Banjar speech in South Kalimantan. Banjar paribahasa was chosen as the source of this research because Banjar paribahasa is one of the traditions of the Banjar people which is full of advice on the life of its people with the surrounding natural environment. The type of research used is descriptive qualitative because this research will provide information about the use of flora lexicon in Banjar paribahasa of South Kalimantan. The data of this research is Banjar lexicon that uses plant elements, types of plants, and things related to plants. The data source used in this research is a collection of Banjar sayings that have been recorded. The results show that there are 14 Banjar sayings that have plant elements such as; a) kancur, b) jariangau, c) asam, d) janar, e) bamban, f) lumbuk, g) tarap, h) hanau, i) banana, j) nyiur, k) kaminting, l) bungur, m) paring, and n) waluh. This shows that plant elements, plant species, and things related to plants are considered important by the Banjar people.
Analysis of Students’ Strengths and Weaknesses in Academic Writing at Universitas PGRI Kalimantan Nana Suciati; Tri Winindyasari Palupi; Ida Rusdiana
TEFLA Journal (Teaching English as Foreign Language and Applied Linguistics Journal) Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : UMBanjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35747/tefla.v6i1.1024

Abstract

Academic writing is an essential skill for academics. It enables students, researchers, and academics to communicate ideas, and disseminate research findings. Thus, academic writing is included as one of the courses of the writing cluster subjects at the English Study Program at University of PGRI Kalimantan. The final goal of this course is that students can write a scientific essay that comes from simple research. The study is carried out to define the strengths and weaknesses that are mostly made by students’ Academic Writing Subject. This is a descriptive research, which is in conceptual content analysis method. The samples are taken from 16 students’ scientific essays in Academic Writing Course. The findings are that students are good in ethical standards, structured format, as well as clarity and precision.  However, they are lack of critical thinking and evidence-based arguments. It is suggested that in advanced teaching, students are provided with more activities involved critical thinking and evidence-based argument.
Leksikon Fauna dalam Peribahasa Banjar Kalimantan Selatan dalam Perspektif Ekologi Linguistik Lili Agustina; Isna Kasmilawati; Nana Suciati
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v11i2.5043

Abstract

Masyarakat Banjar memiliki potensi alam yang melimpah. Hal ini terlihat dari beragamnya fauna yang terdapat di Kalimantan Selatan. Dengan hal ini menunjukan bahwa masyarakat Banjar kaya akan leksikon fauna. Bahasa Banjar sebagai salah satu kekayaan budaya Banjar saat ini mulai tergerus dengan perkembangan zaman. Banyaknya kosakata yang terancam hilang, punah dan tidak digunakan lagi oleh masyarakat Banjar. Kosakata yang terancam hilang dan punah adalah leksikon fauna. Hal ini berimplikasi bahwa bahasa yang terancam punah berkaitan dengan keterancaman spesias yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendokumentasikan keragaman leksikon fauna sebagai kekayaan alam Kalimantan Selatan dalam peribahasa Banjar Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif karena penelitian ini akan memberikan informasi mengenai leksikon fauna dalam peribahasa Banjar Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan model analisis bahasa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa leksikon fauna yang ditemukan dalam peribahasa Banjar, yakni iwak, ular, minjangan, macan, halilipan, hadupan, hulat, buhaya, siput, burung, hundang, warik, cacing, itik, kuduk, lalat, kalambuai, landak, harimau, kucing, naga, hadangan, kararawai, tungai, dan hayam. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam mempertahankan Bahasa Banjar Kalimantan Selatan dengan menggunakan perspektif ekologi dan linguistik. Oleh sebab itu, dengan adanya penelitian ini dapat mempertahankan kosakata bahasa Banjar dari keterancaman dan kepunahan khususnya leksikon fauna.