Masyarakat Banjar memiliki potensi alam yang melimpah. Hal ini terlihat dari beragamnya fauna yang terdapat di Kalimantan Selatan. Dengan hal ini menunjukan bahwa masyarakat Banjar kaya akan leksikon fauna. Bahasa Banjar sebagai salah satu kekayaan budaya Banjar saat ini mulai tergerus dengan perkembangan zaman. Banyaknya kosakata yang terancam hilang, punah dan tidak digunakan lagi oleh masyarakat Banjar. Kosakata yang terancam hilang dan punah adalah leksikon fauna. Hal ini berimplikasi bahwa bahasa yang terancam punah berkaitan dengan keterancaman spesias yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendokumentasikan keragaman leksikon fauna sebagai kekayaan alam Kalimantan Selatan dalam peribahasa Banjar Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif karena penelitian ini akan memberikan informasi mengenai leksikon fauna dalam peribahasa Banjar Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan model analisis bahasa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa leksikon fauna yang ditemukan dalam peribahasa Banjar, yakni iwak, ular, minjangan, macan, halilipan, hadupan, hulat, buhaya, siput, burung, hundang, warik, cacing, itik, kuduk, lalat, kalambuai, landak, harimau, kucing, naga, hadangan, kararawai, tungai, dan hayam. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam mempertahankan Bahasa Banjar Kalimantan Selatan dengan menggunakan perspektif ekologi dan linguistik. Oleh sebab itu, dengan adanya penelitian ini dapat mempertahankan kosakata bahasa Banjar dari keterancaman dan kepunahan khususnya leksikon fauna.