Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP ISLAM IBNU SINA PAMIJAHAN BOGOR Yulia Adiningsih; Rina Nuryani; Tia Rachmaningsih
Jurnal Lingua Vol. 1 No. 1 (2020): LINGUA JOURNAL
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, STKIP Muhammadiyah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode yang digunakan adalah metode deskriftif dengan instrumen tes. Tes yang pertama mengisi soal yang berhubungan dengan kosakata dan tes yang kedua tes membuat karangan narasi. Populasi penelitian adalah kelas VII SMP Islam Ibnu Sina Pamijahan Bogor dan sampel diambil dari perwakilan masing-masing kelas yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Teknik pengolahan datanya menggunakan persentase tingkat keberhasilan, analisis karangan dan analisis korelasi. Simpulan yang dapat diambil adalah: (1)Siswa kelas VII SMP Islam Ibnu Sina mampu dalam memperkaya kosakata. Hal tersebut terlihat dari hasil tes kosakata dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa mencapai 77 memiliki tingkat ketercapaian mampu dengan persentase 77%. Selanjutnya siswa SMP Islam Ibnu Sina cukup mampu dalam menulis karangan narasi, hal ini dapat dilihat dari hasil tes mengarang. Hasil tes mengarang menunjukkan bahwa dari 30 siswa yang dijadikan sampel, ternyata siswa yang memiliki nilai 7,5-8,4 atau cukup mampu berjumlah 14 siswa atau hampir separuh dari sampel atau 47 %. Nilai rata–rata siswa mencapai 68,13 atau 68,13% yang berarti menunjukkan bahwa siswa cukup mampu menulis karangan narasi. (2) Terdapat hubungan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis karangan narasi. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil analisis korelasi yang menunjukkan bahwa korelasi antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis karangan narasi menempati kriteria 0,50 yang berarti sedang karena berada pada 0,41- 0,70 = korelasi sedang, dan dengan memeriksa Tabel Nilai “r” Product Momentternyata pada taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel= 0,374, Jadi, rxy atau ro pada taraf signifikansi 5% lebih besar daripada rtabel,yaitu (0,50 > 0,374). Maka H0 atau hipotesis nol ditolak.