Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis menggunakan media pembelajaran dengan tidak menggunakan media dan untuk mengetahui rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis menggunakan media pembelajaran memenuhi ketuntasan belajar klasikal lebih baik daripada tidak menggunakan media pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen Posttest-Only Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII di SMP Negeri 1 Cluwak tahun ajaran 2022/2023 yang berjumlah responden 64 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling, kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol. Data yang diperoleh adalah dari nilai Posttest. Kemudian dianalisis dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji T pihak kanan, dan uji ketuntasan belajar klasikal. Hasil uji T pihak kanan dengan (rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol) dan (rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol) menunjukan bahwa untuk dan dengan taraf signifikan 5% didapatkan dan . Karena harga maka tolak. Jadi rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis kelas ekperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pada uji ketuntasan belajar klasikal untuk persentase ketuntasan pada kelas eksperimen adalah 81,25%, karena persentase ketuntasan maka rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Pada uji ketuntasan belajar klasikal untuk persentase ketuntasan pada kelas kontrol adalah 28,13%, karena persentase ketuntasan maka rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa tidak mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen memenuhi ketuntasan belajar klasikal lebih baik daripada kelas kontrol.