Artikel ini menganalisis fonologi dalam proses pembunyian kata dalam bahasa Bali pada masyarakat Desa Panglipuran. Bahasa Bali merupakan satu dari bahasa yang kaya akan variasi fonologisnya. Namun, hingga saat ini belum banyak penelitian yang secara mendalam mengkaji tentang proses pembunyian kata dalam bahasa Bali. Oleh karena itu, penelitian ini akan memberikan kontribusi baru dalam bidang linguistik dengan menganalisis fonologi dalam proses pembunyian kata bahasa Bali. Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Mengetahui proses pembunyian kata bahasa Bali, 2) Mengetahui proses pembunyian kata dalam bahasa Bali dengan cara yang mudah dipahami oleh pembaca. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan data dari penutur desa adat Panglipuran Bali. Data akan dikumpulkan melalui observasi dan wawancara langsung dengan informan penutur bahasa Bali di desa adat Panglipuran. Kesimpulan penelitian ini yaitu: 1) Proses pembunyian kata bahasa Bali dapat diidentifikasi dan dijelaskan sebagai berikut: a) Adanya variasi fonologis dalam pelafalan kata berdasarkan tingkatan bahasa (Asi, Asuh, Beka/Weka, dan Ami), b) terjadi perubahan bunyi pada kata -kata tertentu sesuai dengan konteks penggunaan dan status sosial pembicara serta lawan bicara, c) Proses asimilasi bunyi dapat terjadi ketika kata-kata dari tingkatan bahasa yang berbeda digunakan dalam satu kalimat, 2) Proses pembunyian kata dalam bahasa Bali yang mudah Dipahami oleh pembaca yaitu dengan memberikan contoh-contoh kata untuk aktivitas sehari-hari, seperti kata-kata untuk tidur (sirep, merem, sare, ngidam) dan kata-kata untuk makan (ngerayuna, ngajeng, dahar, neda/ngama). Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana pemilihan kata yang tepat sesuai dengan tingkatan bahasa dapat menyampaikan makna yang lebih halus, sopan, dan sesuai dengan konteks sosial. Dengan pemahaman terhadap perbedaan pembunyian kata ini, pembaca dapat lebih menghargai kekayaan pemahaman dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam bahasa Bali.