Panggabean, Elias Wijaya
Balai Penelitian dan Pengembangan Irigasi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DINAMIKA PENGEMBANGAN IRIGASI RAWA PASANG SURUT (PENDEKATAN SISTEM DINAMIK) Panggabean, Elias Wijaya; Angguniko, Bastin Yungga
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1155.744 KB)

Abstract

AbstractThis paper provides alternative policy in the development of tidal marsh irrigation through the model and simulation system. The methodology used to construct this system is using system dynamics approach that produces some relationship simulations. Research shows that, first: revitalization or improvement of irrigation networks based solely on the effective area continues to decrease every year, while potential areas or which have already been transferred in part directly is not revitalized. Second, access to farm roads that are less good make the selling price of agricultural products become low. Third, there is a relationship between the condition of irrigation systems and the adequacy of the water with the interest of farmers to develop rice cultivation. The conclusion that the sale price of grain is very closely related to the ease of access to transport and quick revitalization, and the acceleration of the access road.Keywords : system dynamics, causal loop, simulation model, policyAbstrakMakalah ini memberikan alternatif kebijakan dalam pengembangan irigasi rawa pasang surut melalui model dan simulasi sistem. Metodologi yang digunakan untuk membangun sistem ini adalah menggunakan pendekatan system dynamics yang menghasilkan beberapa simulasi keeeratan hubungan. Penelitian menunjukkan bahwa, pertama: kebijakan revitalisasi atau peningkatan jaringan irigasi yang hanya berdasarkan luas efektif yang setiap tahun terus berkurang, sementara areal potensial atau yang terlanjur dialihkan langsung sebagian tidak direvitalisasi. Kedua, akses jalan usaha tani yang kurang baik membuat harga jual produk pertanian menjadi rendah. Ketiga, terdapat hubungan antara kondisi jaringan irigasi dan kecukupan air dengan minat petani mengembangkan pertanian sawah. Simpulannya adalah strategi pengembangan harga jual gabah hasil pengembangan irigasi rawa pasang surut sangat erat kaitannya dengan kemudahan akses transportasi, revitalisasi cepat,dan percepatan peningkatan akses jalan.Kata kunci: sistem dinamik, kausal loop, simulasi model, kebijakan
PENGARUH PERSEPSI PETANI TERHADAP MOTIVASI MENGEMBANGKAN PERTANIAN DI IRIGASI PASANG SURUT Panggabean, Elias Wijaya
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1949.899 KB)

Abstract

Konversi lahan irigasi pasang surut menjadi perkebunan atau peruntukan lain merupakan keputusan yang diambil petaniakibat banyaknya hambatan dalam pemanfaatan irigasi pasang surut dan faktor ekonomi yang lebih menguntungkan disektor non pertanian. Namun petani di Desa Sumber Mulyo, Kabupaten Banyuasin relatif masih memiliki motivasi yangtinggi dalam mempertahankan pertanian irigasi pasang surut. Penelitian ini mengkaji beberapa faktor persepsi petaniyang signifikan mempengaruhi motivasi mereka pada pertanian irigasi pasang surut. Hal ini penting diketahui untukmenentukan prioritas program pengembangan irigasi pasang surut yang lebih tepat sasaran. Pengumpulan data dilakukandengan teknik survei kepada tiga puluh enam orang responden petani, wawancara mandalam kepada tokoh-tokoh kuncidan observasi lapangan. Data dianalisis menggunakan analisis statistik meliputi uji validitas dan reliabilitas serta ujiregresi berjenjang. Hasil penelitian menunjukkan variabel ketersediaan infrastruktur paska panen, kondisi jaringan irigasirawa pasang surut, dan kendala hama, merupakan variabel yang paling signifikan mempengaruhi motivasi petani untukmempertahankan pertanian irigasi pasang surut. Sementara variabel yang paling tidak signifikan adalah terkait dengankapasitas petani dalam budidaya maupun variabel kemampuan modal usaha tani.
MODEL PENILAIAN KESIAPAN TEKNOLOGI UNTUK DIMANFAATKAN MASYARAKAT SECARA BERKELANJUTAN Panggabean, Elias Wijaya
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 3, No 3 (2011)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1126.687 KB)

Abstract

Rendahnya pemanfaatan produk hasil litbang dalam pembangunan infrastruktur PU mengindikasikan belum siapnya teknologi untuk dimanfaatkan masyarakat. Dalam siklus litbang, fase ujicoba skala penuh merupakan fase paling krusial karena pada fase ini seringkali muncul permasalahan yang berakibat tidak optimalnya keberberlanjutan pemanfaatan teknologi. Hal ini mengindikasikan bahwa teknologi yang dirancang belum siap untuk diterapkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesiapan teknologi adalah dengan menyusun instrumen penilaian kesiapan teknologi yang dapat memandu periset mematangkan teknologi sebelum dimanfaatkan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan datanya dikumpulkan melalui wawancara dan studi literatur. Instrumen tersebut dikembangkan dari model BPPT yang dikombinasikan dengan teori konsepsi-adopsi teknologi. Penilaian terdiri dari sembilan tingkatan dan terbagi dalam tiga tahapan riset yaitu riset dasar, riset terapan dan riset pengembangan. Hasil uji coba instrumen pada hasil penelitian dan pengembangan PU tahun anggaran 2011 menyimpulkan bahwa kesiapan teknologi pada setiap tahapan riset belum maksimal, karena ada beberapa parameter yang belum dicapai secara optimal, khususnya parameter sosial, ekonomi dan lingkungan.
Penguatan Manajemen Mendorong Kemandirian Kelembagaan Pengelolaan Irigasi Pasang Surut di Kalimantan Selatan Rina D, Yanti; Panggabean, Elias Wijaya
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 6, No 3 (2014)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.353 KB)

Abstract

Tidal irrigation management at the tertiary level is facing constraints such as low participation of farmers and institutional role of Water Users Asociation (WUA) which is considered not optimal. WUA empowerment through strengthening of management is one of the efforts to promote self-governance of WUA. This study aims to measure the level of self-governance of the WUA groups through strengthening program management in tidal wetlands. Research was conducted from January to December 2012 using a qualitative approach by survey, in-depth interviews and participatory observation techniques to collect data. The sample group is WUA of Sri Rezeki at Karang Buah Village and WUA of Bina Usaha at Karang Dukuh (as a comparison), in Barito Kuala. Strengthening the management was conducted by applying management functions such as planning, organizing, implementing and controlling the organization of WUA. The results showed that strengthening the group management of WUA of Sri Rezeki generated: self-governance group with medium category, leadership with high category, management of group dynamics with high category, group effectiveness with high category and profitable farming for farmers.