Permintaan sayur-sayuran sangat tinggi karena pertumbuhan penduduk Indonesia yang relatif pesat dan meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat menerapkan kebiasaan makan yang baik untuk meningkatkan kandungan gizi makanan. Kangkung (Ipomoea reptans Poir.) merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Tumbuhan ini memerlukan makanan berupa air dan unsur hara untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitasnya. Eco enzyme merupakan salah satu pupuk organik dengan kandungan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman cukup banyak, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Eco enzyme merupakan hasil fermentasi sampah dapur organik dari kulit buah, sayuran, gula pasir (gula merah, gula coklat, atau gula tebu), dan air. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa baik perkembangan tanaman kangkung dipengaruhi oleh pengolahan eco enzyme dari limbah rumah tangga. Rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu frekuensi pemberian eco enzyme pada benih tanaman kangkung menggunakan tiga ulangan pada masing-masing perlakuan digunakan untuk menyusun penelitian ini. Perlakuan yang digunakan berupa (E0): kontrol, (E1): aplikasi 1 minggu sekali dan (E2): aplikasi 2 minggu sekali. Untuk perlakuan (E0) tidak diberi eco enzyme namun disiram menggunakan air kran, sedangkan perlakuan (E1 dan E2) disiram menggunakan eco enzyme masing-masing sebanyak 50 mL/ pot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi eco enzyme dari limbah rumah tangga dapat diterapkan sebagai penunjang pertumbuhan dan produktivitas pada tanaman kangkung pengganti pupuk kandang. Dari pengaplikasian pada tanaman kangkung, setiap perlakuan tidak menunjukkan perbedaan hasil yang nyata.