Gangguan kehamilan yang dikenal dengan hiperemesis gravidarum (HEG) menyebabkan mual dan muntah ektrim dan mengganggu aktivitas harian. Kondisi kompleks ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk riwayat kehamilan sebelumnya, karakteristik demografi dan status sosial ekonomi. Namun perubahan hormonal selama masa kehamilan memegang peran penting pada penyakit ini. HEG merupakan penyebab tidak langsung kematian ibu, di Indonesia 15% ibu hamil dengan komplikasi HEG berat mengalami komplikasi yang secara tidak langsung mengancam nyawa. Meskipun angka kematian di antara ibu hamil yang mengalami HEG umumnya rendah, namun kondisi ini dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan, dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian secara tidak langsung akibat komplikasi seperti malnutrisi, dehidrasi dan masalah neurologis. Pentingnya mengenali tanda dan gejala HEG meliputi anamesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang seperti pencitraan. Telah disajikan kasus hiperemesis gravidarum grade 2 dengan riwayat GERD dalam laporan kasus ini pada pasien berusia 28 tahun G2P1A0 usia kehamilan 9 minggu dengan keluhan mual muntah >10x/hari sejak 1 minggu lalu disertai lemas seluruh tubuh, nyeri ulu hati dan penurunan berat badan. Pemeriksaan abdomen didapatkan striae gravidarum, scar bekas operasi sesar sebelumnya, nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan laboratorium didapatkan hipokalemia dan hiperkalsemia. Hasil urinalisa didapatkan ketonuria dan proteinuria. Hasil USG obstetric didapatkan janin tunggal, intrauterine, usia kehamilan 10 minggu. Pasien dirawat inap di rumah sakit dan setelah 3 hari paska perawatan, pasien mengalami perbaikan dan diizinkan untuk pulang serta kontrol kembali 1 minggu kemudian