Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perubahan Nyeri Haid (Dismonorhea) pada Pasien Paska Laparoskopi Adenomiomektomi Susianto, Indra Adi; Purwiandari, Hervyasti
VITASPHERE Vol 1, No 1: Desember 2020
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/vit.v1i1.2968

Abstract

Latar Belakang: Kejadian adenomyosis akhir-akhir ini meningkat pada wanita yang belum menikah dan belum pernah hamil (nuliigravid).Pengobatan untuk adenomyosis ada wanita yang masih ingin mempertahankan fertilitasnya adalah penggunaan non steroid antiinflamasi, terapi hormone berupa Gonadotropin Releasing hormone (GnRH) agonist, danazol atau Pil kontrasepsi, tetapi efek dari penggobatan ini adalah sementara dan nyeri haid seringkali tidak berkurangTujuan Penelitian: Untuk mengetahui derajad nyeri dan kekambuhan kembali dismenore berat setelah tindakan laparoskopi adenomiomektomi pada pasien fokal adenomiosis yang tidak respon terhadap pengobatan medikamentosa.Metode Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif pada pasien dengan kriteria inklusi adenomiosos fokal dengan derajad VAS (Visual Analog Scale) dismenore 9/10 yang gagal terapi dengan obat hipoestrogen. Dilakukan pemantauan setelah tindakan laparoskopi adenomiomektomi dan pemberian GnRh analog setiap bulan selama 6 bulan dan kemudian di pantau setiap 3 bulan untuk derajad VAS untuk dismenore selama 24 bulan kemudian.Hasil: Dari 92 pasien (2012 – 2017) yang dilakukan laparoskopi adenomiomektomi, didapatkan 68,4 % terjadi penurunan VAS dismenore secara signifikan, 14,1 % terjadi kekambuhan kembali pada 12 bulan paska tindakan dan 1 % fluktuatif. Dengan rerata VAS dismenore antara 0.447 sampai 0.894 dalam rentang waktu 24 bulan paska tindakan. Didapatkan 13 pasien dengan kehamilan spontan dengan 21 % berakhir dengan abortus, 3 % melahirkan pervaginam dan hanya 1 % terjadi ruptura uteri pada trimester 2 kehamilanKesimpulan: Laparoskopi adenomiomektomi dapat menjadi terapi alternatif pada pasien adenomiosis dengan nilai VAS dismenore 9/10 yang gagal terapi hipoestrogen dan menginginkan fertilitas.
LAPORAN KASUS: KISTADENOMA OVARII SEROSUM DISERTAI KISTA ENDOMETRIOSIS PADA OVARIUM KIRI Akbar, Muhammad Juni; Purwiandari, Hervyasti; Damayanti, Lina
JURNAL DARMA AGUNG Vol 31 No 6 (2023): DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v31i6.3867

Abstract

Kistadenoma ovarii serosum merupakan tumor epitel ovarium. Kista endometriosis merupakan bentuk ekstrem dari endometriosis. Kami melaporkan seorang pasien berusia 63 tahun dengan kista ovarium kiri berukuran 25 cm x 21 cm x 13 cm. Pasien datang ke IGD RSUD K.R.M.T Wongsonegoro karena keluhan nyeri perut yang semakin memberat. Mempertimbangkan usia dan status menopause, kami melakukan tindakan total abdominal hysterectomy dan Bilateral Salphingo-Oophorectomy (BSO) serta dilakukan kistektomi tanpa adanya komplikasi. Pada pemeriksaan histopatologi, kista terkonfirmasi kistadenoma ovarii serosum disertai kista endometriosis. Pada kasus ini, dilakukan tindakan total abdominal hysterectomy dan Bilateral Salphingo-Oophorectomy (BSO) agar mencegah berkembangnya kista menjadi tumor ganas.
HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN RIWAYAT GERD : LAPORAN KASUS Mbungo, Himarda Sri Santi; Purwiandari, Hervyasti
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.31836

Abstract

Gangguan kehamilan yang dikenal dengan hiperemesis gravidarum (HEG) menyebabkan mual dan muntah ektrim dan mengganggu aktivitas harian. Kondisi kompleks ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk riwayat kehamilan sebelumnya, karakteristik demografi dan status sosial ekonomi. Namun perubahan hormonal selama masa kehamilan memegang peran penting pada penyakit ini. HEG merupakan penyebab tidak langsung kematian ibu, di Indonesia 15% ibu hamil dengan komplikasi HEG berat mengalami komplikasi yang secara tidak langsung mengancam nyawa. Meskipun angka kematian di antara ibu hamil yang mengalami HEG umumnya rendah, namun kondisi ini dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan, dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian secara tidak langsung akibat komplikasi seperti malnutrisi, dehidrasi dan masalah neurologis. Pentingnya mengenali tanda dan gejala HEG meliputi anamesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang seperti pencitraan. Telah disajikan kasus hiperemesis gravidarum grade 2 dengan riwayat GERD dalam laporan kasus ini pada pasien berusia 28 tahun G2P1A0 usia kehamilan 9 minggu dengan keluhan mual muntah >10x/hari sejak 1 minggu lalu disertai lemas seluruh tubuh, nyeri ulu hati dan penurunan berat badan. Pemeriksaan abdomen didapatkan striae gravidarum, scar bekas operasi sesar sebelumnya, nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan laboratorium didapatkan hipokalemia dan hiperkalsemia. Hasil urinalisa didapatkan ketonuria dan proteinuria. Hasil USG obstetric didapatkan janin tunggal, intrauterine, usia kehamilan 10 minggu. Pasien dirawat inap di rumah sakit dan setelah 3 hari paska perawatan, pasien mengalami perbaikan dan diizinkan untuk pulang serta kontrol kembali 1 minggu kemudian
LATE POSTPARTUM HAEMORAGE E.C PLASENTA RESTAN DI RSD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG 2024: A CASE REPORT DINA, UCITHA SEPTYA; PURWIANDARI, HERVYASTI
Al-Iqra Medical Journal : Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran Vol. 7 No. 2 (2024): Al-Iqra Medical Journal: Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran
Publisher : Journal Medical Universitas muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/aimj.v7i2.15824

Abstract

Persalinan erat kaitannya dengan pendarahan. Perdarahan postpartum merupakan penyebab kematian terbesar pada ibu yang ditandai dengan kehilangan darah lebih dari 500 ml pada persalinan per vaginam. Salah satu penyebab pendarahan adalah plasenta restan yaitu peristiwa tertinggalnya plasenta di dalam uterus sehingga menyebabkan perdarahan dan perlu dilakukan penanganan segera. Laporan kasus ini melaporkan kasus pendarahan postpartum yang disebabkan oleh plasenta restan di RSD K.R.M.T Wongsonegoro, Semarang. Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik maka Ny. K. didiagnosis dengan late postpartum haemorage e.c plasenta restan, syok hipovolemi, anemia, dan dehidrasi ringan-sedang dengan tatalaksana utama kuretase. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dengan mengeksplorasi masalah late postpartum haemorage e.c plasenta restan dengan syok hipovolemik di RSD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang yang dilakukan  tanggal 22 Mei 2024 – 20 Juli 2024. Subjek dalam penelitian ini yaitu Ny. K. Teknik pengumpulan data didapat dari data primer dengan melakukan anamnesis dan pengamatan langsung terhadap status perkembangan kesehatan ibu.
Case report: Neoplasma kista ovarium Fernando, Ego; Triansa , Nabila Farah; Purwiandari, Hervyasti
Science Midwifery Vol 12 No 1 (2024): April: Health Sciences and related fields
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v12i1.1507

Abstract

Ovarian cysts are fluid-filled sacs that can develop in various body regions, with unknown prevalence due to many cases being asymptomatic. Approximately 4% of women may be hospitalized for an ovarian cyst by age 65. This case report details a 45-year-old woman presenting with abdominal pain during menstruation, an enlarged and hard stomach, a painful breast lump, back pain, defecation difficulties, and discomfort during intercourse. Diagnostic examinations revealed a large ovarian cyst with associated symptoms. Cysts on the ovaries are generally discovered accidentally when the patient is having a routine check-up or other gynecological examination. This is caused by ovarian cysts which can be asymptomatic, especially when they are small. If there is suspicion of an ovarian cyst or a mass is found, it is necessary to continue with a physical examination in the form of TTV, abdominal examination and internal examination. Further research is needed to determine the etiology of ovarian cysts and their treatment.
Torsi Kista Ovarium: Studi kasus Dewanti, Puspa; Purwiandari, Hervyasti
Ebers Papyrus Vol. 29 No. 2 (2023): EBERS PAPYRUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ep.v29i2.26798

Abstract

Torsi kista ovarium adalah kista atau massa ovarium muncul dan memutar ligamen infundibulopelvis. Torsi kista ovarium dapat terjadi pada perempuan dari segala usia dan merupakan keadaan darurat ginekologi, karena mengakibatkan perubahan iskemik pada ovarium. Laporan kasus ini adalah mengenai seorang wanita 43 tahun dengan keluhan nyeri pada perut kiri bawah. Hasil USG transvaginal menunjukkan adanya massa kistik ovarium. Laparoskopi memastikan diagnosis torsi kista ovarium dan dilakukan detorsi dan kistektomi tanpa salfingo-ooforektomi.