Pakkat atau juga dapat di sebut Rotan Muda merupakan makanan khas suku maindailing. Hasil skrining fitokimia dari tumbuhan pakkat ini menunjukan bahwa terdapat golongan senyawa trepenoid, saponin, flavonoida dan tannin yang termasuk golongan metabolik sekunder. Tanaman pala pada bagian biji, daging, buah dan kulit telah banyak dimanfaatkan sebagai antibakteri, Biji buah pala (Myristica Fragrans Houtt) mengandung minyak atsiri, saponin, terpenoid, flavonoid, yang diketahui berpotensi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas ekstrak pakkat dan biji pala terhadap Bakteri yang terdapat pada ikan salai. Jenis Jenis penelitian yang di gunakan adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan di Laboraterium Basic Science Universitas Prima Indonesia pada bulan Maret 2024 sampai bulan Juni 2024. Populasi ikan salai dengan berat 10-30 gram. Ekstrak Pakkat ada 5 kelompok yaitu K-, K+ amoxixilin dan ciprofloxacin, ekstrak pakkat 12,5%, 25% dan 50% dan ekstrak biji pala 12,5%, 25% dan 50%. Analisa data menggunakan uji kruskall-wallis. Hasil uji statistik Kruskal Wallis menunjukkan zona hambat pada ekstrak biji pala dengan nilai rata rata paling tinggi di konsentrasi 50% yaitu 8,05 mm dalam kategori sedang, tetapi tidak efektif untuk di jadikan sebagai antibakteri karena belum masuk kategori zona hambat kuat atau sangat kuat. tidak terdapat zona hambat ekstrak pakkat dan biji pala terhadap Shigella dan S-Aureus (p>0,05), tidak terdapat efektivitas ekstrak pakkat dan biji pala terhadap bakteri pada ikan salai dan tidak ditemukan dosis yang efektif terhadap pemberian ekstrak pakkat pada ikan salai.