Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INFORMASI CITRA MRI KNEE JOINT KASUS RUPTURE ACL SEKUEN PD FATSAT DAN DIXON Masus, Gresaldy Mayori Permata; Jeniyanthi, Ni Putu Rita; Sugiartha, I Putu
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.34557

Abstract

Rupture Anterior Cruciate Ligament adalah kondisi dimana ligament pada sendi lutut mengalami robek, yang dapat disebabkan oleh trauma. Untuk mengoptimalkan anatomi dan patologi maka diperlukan teknik fat saturation untuk mensupresi lemak dan cairan. Penggunaan Dixon relatif lebih lama tetapi dapat menghasilkan empat citra sekaligus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan informasi citra pada pemeriksaan MRI Knee Joint potongan sagital pada kasus Rupture Anterior Cruciate Ligament (ACL) dengan sekuen Proton Density FatSat dan Proton Density Dixon sekaligus mengetahui manakah yang lebih baik diantara kedua teknik tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimental yang menggunakan data prospektif yang  bertujuan untuk mengetahui perbedaan informasi citra Proton Density FatSat dan Proton Density Dixon pemeriksaan MRI Knee Joint potongan sagital. Penelitian ini menerapkan total sampling, dengan menggunakan sampel penelitian sebanyak 10 pasien. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan informasi citra antara sekuen Proton Density FatSat dan Proton Density Dixon pada pemeriksaan Knee Joint potongan sagital dengan nilai p-value ?(?0,05) dengan nilai mean rank pada sekuen Proton Density FatSat (70,50) dengan nilai p-value (<0,001) dan nilai mean rank pada sekuen Proton Density Dixon (0) dengan nilai p-value (000). Pada anatomi Anterior Cruciate Ligament dengan nilai p-value (0,002) dan anatomi Posterior Cruciate Ligament dengan nilai p-value (0,002). Sekuen Proton Density FatSat lebih bagus dalam menunjukkan informasi anatomi pada pemeriksaan MRI Knee Joint Potongan Sagital dibandingkan dengan sekuen Proton Density Dixon, karena penekanan lemak yang lebih homogen pada anatomi Anterior Cruciate Ligament dan Posterior Cruciate Ligament
EVALUASI PERGESERAN NILAI METABOLIT PADA MR-SPECTROSCOPY DENGAN DAN TANPA MEDIA KONTRAS DI RSUP PROF DR I.G.N.G NGOERAH DENPASAR Palan, Gawi Roland; Jeniyanthi, Ni Putu Rita; Sugiartha, I Putu
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.31853

Abstract

Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS) adalah teknik pencitraan yang digunakan dalam (MRI) untuk memeriksa komposisi kimia dan metabolisme dalam jaringan tubuh, khususnya otak. Ini adalah salah satu bentuk MRI yang lebih khusus, yang tidak hanya fokus pada gambaran struktur anatomi, tetapi juga pada spektrum sinyal resonansi inti atom dalam molekul. Penulis mengambil evaluasi pergeseran metabolit ini karena Penulis melihat bahwa dengan adanya perbedaan informasi yang dihasilkan dari grafik Spectroscopy. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi  nilai pergeseran metabolit pada MR-Spectroscopy dengan atau tanpa media kontras serta untuk menganalisa daerah yang terjadi pergeseran lebih signifikan pada MR-Spectroscopy dengan atau tanpa media kontras. Peneliti melakukan observasi di instalasi radiologi RSUP Prof Ngoerah dengan menggunakan 15 pasien kasus SOL dari bulan april sampai bulan mei 2024. Peneliti melalukan penggunaan pre kontras dan post kontras untuk membandingkan hasil dari keduanya. metode yang digunakan peneliti ialah kuantitatif analitik dengan pendekatan eksperimental tujuannya untuk melihat terdapat pergeseran dan perbedaan informasi antara pengguaan media kontras dan tanpa media kontras pada MRS atau tidak. Setelah observasi yang dilakukan penulis terhadap data yang terdiri dari data primer 15 pasien hasilnya terdapat pergeseran nilai metabolit pada pre dan post kontras. terdapat penurunan nilai metabolit pada post kontras yang cukup signifikan sehingga menimbulkan perbedaan informasi. penulis menyimpulkan bahwa pemeriksaan MR-Spectroscopy tanpa kontras lebih baik dari pada post kontras. dari keseluruhan data pun menunjukan bahwa pre kontras yang lebih tinggi.
PENERAPAN DIFFUSION WEIGHTED IMAGING (DWI) PADA PEMERIKSAAN MRI KNEE JOINT DENGAN KASUS SUSP. LESI DI RUMAH SAKIT BALIMÉD DENPASAR Wisma Pratama, I Made; Eka Juliantara, I Putu; Sugiartha, I Putu
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 12 (2023): Volume 10 Nomor 12
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i12.12269

Abstract

Abstrak: Penerapan Diffusion Weighted Imaging (Dwi) Pada Pemeriksaan MRI Knee Joint Dengan Kasus Susp. Lesi Di Rumah Sakit Baliméd Denpasar. Lesi merupakan pertumbuhan sel-sel dari tubuh yang abnormal. Lesi dapat terjadi hampir di seluruh organ tubuh termasuk di Knee Joint. Knee joint memiliki fungsi untuk mengatur pergerakan dari kaki dan untuk menggerakan kaki. Pemeriksaan MRI merupakan suatu pemeriksaan terbaik yang dapat menggambarkan jaringan lunak pada Knee Joint. Pemeriksaan MRI Knee Joint dengan kasus Susp. Lesi di Rumah Sakit BaliMéd Denpasar tidak menggunakan media kontras melainkan dengan pemeriksaan MRI konvensional dengan ditambahkan DWI. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan Diffusion Weighted Imaging (DWI) pada pemeriksaan MRI Knee Joint pada kasus Susp. Lesi di Rumah Sakit BaliMéd Denpasar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini yaitu 3 pemeriksaan MRI Knee Joint dengan kasus Susp. Lesi. Responden penelitian ini terdapat 3 dokter spesialis radiologi dan 1 radiografer. Analisa data dilakukan dengan interaktif model berdasarkan wawancara dan artikel pendukung. Hasil dari 3 sampel penelitian yang terkumpul berdasarkan hasil wawancara dan didukung oleh beberapa artikel yang terkait peneltian ini menunjukkan bahwa DWI memiliki peran yang penting dalam memberikan suatu informasi tentang karakteristik lesi dan selularitas jaringan. DWI dapat memberikan informasi selularitas jaringan yang membedakan antara jaringan abnormal dengan jaringan normal. DWI juga memberikan informasi yang signifikan untuk melihat karakterisasi dari lesi tanpa perlu menggunakan media kontras. Namun DWI memiliki kekurangan tidak dapat menampakkan infiltrasi kesekitaran jaringan dan DWI tidak dapat menggantikan peran dari media kontras.