Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peran nilai Apparent Diffusion Coefficient (ADC) dalam pemeriksaan MRI knee joint pada pasien dengan kasus Rupture Anterior Cruciate Ligament (ACL) dan menilai efektivitasnya dalam membedakan jaringan ligamen normal dari yang abnormal. Penelitian dilakukan di RSUP Prof. Dr. I. G. N. G. Ngoerah Denpasar dengan melibatkan tiga pasien sebagai subjek. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada pemeriksaan MRI knee joint dengan kondisi Rupture ACL. Berdasarkan hasil penelitian, nilai ADC tidak memberikan kontribusi signifikan dalam membantu diagnosis Rupture ACL dibandingkan dengan teknik MRI konvensional, seperti Proton Density Fat Saturation (PD Fat Sat) dan T1-Weighted Fat Saturation (T1 Fat Sat). Meskipun nilai ADC diakui bermanfaat dalam menilai sensitivitas jaringan pada kasus tumor, teknik ini tidak memberikan informasi tambahan yang berarti dalam kasus trauma seperti Rupture ACL. Oleh karena itu, MRI konvensional tetap menjadi metode diagnostik yang lebih disarankan untuk cedera ligamen akibat trauma. Penelitian ini memberikan rekomendasi klinis mengenai penggunaan nilai ADC yang lebih selektif, terutama untuk kondisi non-traumatik, di mana sensitifitas jaringan dapat memberikan informasi yang lebih bermanfaat. Temuan ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi praktisi radiologi dalam menentukan teknik pencitraan yang tepat berdasarkan kondisi pasien, sehingga dapat meningkatkan efisiensi serta ketepatan diagnosis pada kasus cedera ligamen. Hasil penelitian ini juga menyoroti pentingnya pemahaman tentang keterbatasan dan potensi ADC dalam MRI untuk mendukung pilihan teknik diagnostik yang efektif.