Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di Indonesia. Deteksi dini menggunakan metode SADARI, SADANIS, dan USG payudara terbukti efektif menurunkan angka kematian dengan meningkatkan diagnosis pada stadium awal. Namun, cakupan program deteksi dini di Kabupaten Bungo masih rendah, yakni hanya 11,7% dari populasi sasaran pada tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi program deteksi dini kanker payudara di Kabupaten Bungo dalam upaya meningkatkan akses layanan kesehatan. Dengan pendekatan evaluatif yang mengacu pada framework WHO (input, process, output) dan CMO (Context, Mechanism, Outcome), data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, analisis dokumen, dan survei kepada tenaga kesehatan serta masyarakat. Hasil penelitian mengungkapkan sejumlah kendala signifikan, seperti rendahnya partisipasi masyarakat, keterbatasan fasilitas kesehatan, dan kurangnya sosialisasi. Kualitas layanan juga dipengaruhi oleh kurangnya pelatihan bagi tenaga medis serta anggaran terbatas untuk alat deteksi. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan mencakup: Penguatan Sosialisasi dengan Segmentasi Media yang Tepat, Pelatihan Berbasis Teknologi untuk Tenaga Medis, Optimalisasi Pustu dengan Integrasi Layanan Primer (ILP), Pengembangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terintegrasi, Optimalisasi Fasilitas yang Sudah Ada, Pemberdayaan Kader Kesehatan sebagai Agen Perubahan, dan Kemitraan dengan Sektor Swasta untuk Dukungan Transportasi. Implementasi rekomendasi ini diharapkan dapat memperbaiki layanan, meningkatkan partisipasi masyarakat, serta menurunkan angka kematian akibat kanker payudara.