Penyandang disabilitas fisik yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan. Hal tersebut akan membuat ia lebih menerima dirinya tanpa ada beban perasaan yang dialami atau perasaan frustasi maupun tertekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kepercayaan diri dan penyesuaian diri secara bersama-sama dalam memprediksi penerimaan diri pada penyandang disabilitas fisik di Kota Makassar. Sampel pada penelitian ini berjumlah 150 responden. Pengambilan data dilakukan dengan tiga skala, yaitu skala penerimaan diri yang dikonstruksi oleh peneliti, skala kepercayaan diri yang dimodifikasi dari Lauster pada tahun 2008, dan skala penyesuaian diri yang dimodifikasi dari Dedi Nasruddin pada tahun 2019. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 150 orang dengan jumlah laki-laki sebesar 89 dan jumlah perempuan sebesar 61. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri dan penyesuaian diri secara bersama-sama dapat menjadi prediktor terhadap penerimaan diri dengan nilai kontribusi sebesar 65.3%. Pengaruh kepercayaan diri terhadap penerimaan diri dengan nilai kontribusi sebesar 7.2% dan memiliki arah yang negatif. Artinya, semakin tinggi kepercayaan diri penyandang disabilitas fisik maka penerimaan dirinya akan semakin menurun, dan sebaliknya. Pengaruh penyesuaian diri terhadap penerimaan diri dengan nilai kontribusi sebesar 58.1% dan memiliki arah yang positif. Artinya, semakin tinggi penyesuaian diri penyandang disabilitas fisik maka penerimaan dirinya akan semakin meningkat, atau sebaliknya.