Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur biaya, penerimaan, pendapatan, marjin kotor, dan efisiensi usahatani padi di Kelurahan Semarang, Kecamatan Sungai Serut, Kota Bengkulu. Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian pedesaan, dan padi merupakan komoditas pangan utama yang kinerjanya di tingkat usahatani sangat menentukan kesejahteraan petani. Kelurahan Semarang merupakan salah satu sentra penghasil padi, di mana rumah tangga usahatani didominasi oleh petani pengelola sawah dengan karakteristik lahan, tenaga kerja, dan biaya produksi yang beragam. Penelitian dilakukan melalui metode survei terhadap 20 petani padi yang dipilih secara acak sederhana (sekitar 30% dari populasi petani padi di desa tersebut). Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi lapang, kemudian dianalisis menggunakan analisis anggaran usahatani, meliputi perhitungan biaya total (biaya tetap dan biaya variabel), penerimaan total, pendapatan (laba), marjin kotor, dan efisiensi usahatani dengan pendekatan Revenue Cost Ratio (R/C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya variabel riil mencapai Rp6.871.588,33/ha/musim tanam dengan biaya tetap riil sebesar Rp112.425,00/ha/musim tanam, sehingga total biaya produksi riil adalah Rp6.984.013,33/ha/musim tanam. Rata-rata penerimaan riil sebesar Rp12.377.708,33/ha/musim tanam dengan pendapatan riil sebesar Rp5.393.695,00/ha/musim tanam. Marjin kotor riil mencapai Rp5.506.120,00/ha/musim tanam yang menunjukkan bahwa pengelolaan input variabel masih menyisakan margin yang cukup tinggi untuk menutup biaya tetap dan laba. Nilai R/C ratio riil sebesar 2,91 yang berarti setiap Rp1,00 biaya yang dikeluarkan menghasilkan penerimaan sebesar Rp2,91. Temuan ini mengindikasikan bahwa usahatani padi di Kelurahan Semarang layak dan efisien secara ekonomi (R/C > 1). Peningkatan akses teknologi, optimalisasi penggunaan pupuk dan tenaga kerja, serta penguatan kelembagaan tani direkomendasikan untuk lebih meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani padi di wilayah tersebut.