Penelitian ini berangkat dari pengamatan bahwa logika media massa dan logika berbagi di media sosial, telah mengaburkan perbedaan antara profesional dan amatir. Tujuan penelitian ini adalah mengurai keterkaitan antara framing media dan berita berstandar viral dalam peristiwa kasus Ferdy Sambo di media online dengan engagement media sosial tertinggi. Penelitian ini menggunakan content tools Buzzsumo untuk menarik data dengan pencarian words trends “Ferdy Sambo” dan “Putri Candrawathi” dengan metode analisis framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki. Hasil penelitian menunjukan dua bingkai utama. Pertama, pembunuhan Brigadir J sebagai bentuk menjaga kehormatan keluarga oleh Ferdy Sambo. Kedua, Putri Candrawathi meskipun berstatus sebagai tersangka, cenderung ditampilkan media sebagai tokoh protagonis yang menjadi korban kekerasan seksual. Sementara itu, berdasarkan identifikasi elemen berita viral, ditemukan elemen elite people, negative, conflict/violence dan shocking mendominasi kedua words trens. Adapun elemen sexuality mendominasi dalam words trends ‘Putri Candrawathi’. Hasil penelitian juga menunjukan unsur sensasi untuk menciptakan rasa emosional pembaca, dominan dalam bingkai teks media. Kesimpulannya, obsesi media terhadap viralitas membuat penggunaan diksi atau frasa cenderung digunakan untuk memanipulasi emosi pembaca. Akibatnya, narasi media cenderung abai untuk menyampaikan informasi yang utuh dan komperhensif.