Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PELATIHAN PENINGKATAN KEAHLIHAN DASAR PEMROGRAMAN GAME 2D DI SMK NEGERI 10 SEMARANG Prabowo, Dwi Puji; Ulumuddin, dimas irawan ih'ya; Khamadi, Khamadi; Priyono, Andhen; Mustagfirin, Mustagfirin
ABDIMAS UNWAHAS Vol 9, No 2 (2024): -
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v9i2.12266

Abstract

Salah satu SMK yang ada di Semarang adalah SMK Negeri 10 Semarang. Sekarang ini SMK Negeri 10 Semarang sudah berkembang menjadi SMK yang memilik berbagai jurusan. Salah satunya yaitu jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). RPL sendiri adalah jurusan yang mempelajari kompetensi pengembangan perangkat lunak termasuk pembuatan, pemeliharaan, manajemen organisasi pengembangan perangkat lunak, dan manajemen kualitas. Kemampuan siswa RPL seharusnya meluas dalam bidang teknologi informasi & komunikasi dengan perlu dibekali kemampuan dasar pemrograman game 2D. Keterampilan dasar pemrograman game 2D adalah kemampuan untuk membuat rangkaian instruksi-instruksi dalam bahasa komputer yang disusun secara logika dan sistematis dengan menggunakan game editor. Keterampilan dasar pemrograman game 2D ini penting dimiliki dalam bidang penunjang di jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Kerampilan ini dibutuhkan untuk membuat berbagai aplikasi seperti game, virtual reality, augmented reality, virtual lab, dan masih banyak lagi lainnya. Jurusan RPL SMKN 10 Semarang tidak memiliki sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan keterampilan dasar pemrograman game 2D . Kegiatan pelatihan berupa pendampingan ini dilaksanakan secara langsung dan diikuti oleh 35 peserta siswa SMK N 10 Semarang . Hasil dari kegiatan pelatihan ini menunjukan signifikansi hasil yang cukup baik dilihat dari peningkatan pemahaman peserta mengenai pengetahuan tentang softwere  Construct dan peminatan siswa dalam membuat game sendiri . Hasil Survey menunjukan 91 % siswa memiliki minat dalam membuat game yang awalnya beranggapan bahwa membuat game sulit. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini memberikan kontribusi dalam peningkatan kompetensi keilmuan pada peserta yang cukup signifikan.