Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

STUDI FENOMENOLOGI DINAMIKA PSIKOLOGIS REMAJA WANITA YANG MENJALANI TRADISI KARIA (PINGITAN) DI WILAYAH PESISIR KAB. MUNA SULAWESI TENGGARA Bayu, Wisnu Catur
PSIKOWIPA (Psikologi Wijaya Putra) Vol 5 No 1 (2024): PSIKOWIPA
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Wijaya Putra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38156/psikowipa.v5i1.145

Abstract

Karia merupakan wadah atau momentum untuk membentuk kematangan pribadi seorang gadis, karena dalam ritual karia ini gadis ditempah dengan pendidikan kebersihan, pendidikan kesucian, sikap mental dan pendidikan akhlak serta para peserta karia akan melewati atau melalui beberapa tahapan dalam ritual tersebut. Salah satu tahapan ritual yang dilakukan oleh remaja adalah membatasi gerak, makan, dan berdiam diri di dalam ruangan khusus yang tertutup dan gelap. Remaja yang menjalani prosesi ini tidak diperkenankan untuk membawa hand phone dan melakukan aktifitas seperti biasa. Kondisi yang dijalani remaja ini tentunya memberika dampak baik secara fisik maupun psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika psikologis yang dialami remaja wanita yang menjalni prosesi karia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan yang terlibat pada penelitian ini yaitu 3 orang remaja wanita yang pernah menjalani prosesi karia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan selanjutnya dilanjutkan dengan triangulasi data. Penelitian ini menghasilkan 4 tema besar diantaranya: 1) Perasaan Cemas 2) Pendewasaan; 3) Kesepian; 4). Kebahagiaan. Ttradisi karia merupakan warisan kebudayaan yang perlu dipertahankan dan dilestarikan. Secara umum prosesi karia yang dijalani memberikan dampak yang positif bagi remaja wanita. Selain sebagai bentuk pendewasaan, prosesi karia juga dapat memberikan pembelajaran yang cukup berarti khususnya dalam melatih kesabaran dan ketenangan hati.
Optimization of Type 2 Diabetes Patient Assistance Through Enhanced Telecoaching Capacity for Primary Healthcare Nurses in Kendari City Saltar, Laode; Said, Muhammad Sulkifly; Bayu, Wisnu Catur
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 3 (2025): Volume 8 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i3.18032

Abstract

ABSTRACT Diabetes Mellitus (DM) is a health problem that requires a multidisciplinary approach, including the important role of community health center nurses. Telecoaching conducted by nurses has proven effective in improving glycemic levels in DM patients. This community service program aimed to enhance the capacity of primary healthcare center (puskesmas) nurses in providing telecoaching to Type 2 Diabetes Mellitus (DM) patients in the coastal areas of Kendari City. The program was designed to address the limitations in nurses' knowledge and skills while increasing the intensity of remote patient support for DM. A total of 10 primary healthcare nurses participated in the training, which covered telecoaching techniques, motivational interviewing, and the use of the Diabetes Mellitus Patient Health Assistance Application (DMPHAA). Evaluations assessed improvements in nurses' knowledge and skills, as well as reductions in the fasting blood glucose levels of DM patients. The results showed a significant increase in nurses' knowledge of telecoaching by 40.30% and a 52.76% improvement in telecoaching skills after the intervention. In addition, there was a 20.61% reduction in the fasting blood glucose levels of DM patients, demonstrating the program's effectiveness in helping patients manage their diabetes. Statistical tests showed significant results for all three variables with p<0.05. This program demonstrated that telecoaching can be an effective solution for providing remote healthcare services, especially in areas with limited access. It is recommended that the sustainability of this program is integrated into the services of primary healthcare centers to improve diabetes management in remote regions. Keywords: Telecoaching, Diabetes Mellitus, Primary Healthcare Nurses, Blood Glucose, Community Service
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Lansia di Posyandu Lansia Reso Temmanginggi Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe Amalia, Ria Riski; Saafi, La Ode; Bayu, Wisnu Catur
Jurnal Healthy Mandala Waluya Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Healthy Mandala Waluya
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/jhmw.v4i1.753

Abstract

Studi pendahuluan di Posyandu Lansia Reso Temanginggi menunjukkan dari 10 lansia, 3 lansia aktif melakukan kunjungan ke posyandu lansia, 1 lansia jarang melakukan kunjungan posyandu lansia 6 lansia tidak pernah berkunjung ke posyandu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia di posyandu tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 251 lansia. Sampel penelitian ini sebanyak 72 lansia, yang diambil secara simple random sampling. Data dianalisis secara deskriptif dan inferensial menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan tenaga kesehatan tidak memiliki hubungan signifikan dengan kunjungan rutin ke posyandu (p-value = 0,0361 < 0,05). Namun, terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan (p-value = 0,361 > 0,05), sikap (p-value = 0,000 < 0,05), dan dukungan keluarga (p-value = 0,000 < 0,05) dengan kunjungan rutin ke posyandu lansia. Dapat disimpulkan bahwa sikap, dukungan keluarga, dan tenaga kesehatan memiliki hubungan signifikan terhadap kunjungan lansia di Posyandu Lansia Reso Temanginggi, Kecamatan Unaaha. Diharapkan Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat dapat meningkatkan program pendidikan kesehatan dan dukungan emosional bagi lansia, serta keluarga lebih aktif mendukung lansia dalam menjaga kesehatan dan melakukan kunjungan rutin ke posyandu.
Effectiveness Of Tele-Counseling In Enhancing Self-Care And Metabolic Markers In Type 2 Diabetes Patients Among The Coastal Areas: A Quasi-Experimental Study Saltar, Laode; Said, Muhammad Sulkifly; Bayu, Wisnu Catur
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 11 No 2 (2025): August 2025
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v11i2.1687

Abstract

Tele-counseling has gained prominence as an effective tool for managing chronic diseases, including type 2 diabetes, particularly in underserved regions. This study aimed to assess the effectiveness of tele-counseling in improving self-care behaviors and metabolic markers in type 2 diabetes patients residing in the coastal areas of Kendari City, Southeast Sulawesi, Indonesia. A quasi-experimental design was employed, involving 70 participants who were randomly assigned to two groups: an intervention group (n = 35), which received tele-counseling for six weeks, and a control group (n = 35), which continued standard care. The primary outcomes measured included self-care behavior, fasting blood glucose (FBG), low-density lipoprotein (LDL) cholesterol, body weight, and blood pressure, all assessed at baseline and again six weeks after the intervention. Statistical analyses, including paired t-tests, Wilcoxon tests for non-normally distributed data, and independent t-tests for between-group comparisons, were conducted. Results indicated that the intervention group experienced significant improvements in self-care behavior (p < 0.001), along with reductions in FBG (p < 0.001), LDL cholesterol (p < 0.001), systolic blood pressure (p = 0.001), diastolic blood pressure (p = 0.003), and body weight (p < 0.001). In contrast, the control group showed minimal changes. These findings suggest that tele-counseling is an effective intervention for enhancing self-care behaviors and improving key metabolic markers in type 2 diabetes patients, particularly in coastal areas with limited access to healthcare services. This study provides valuable insights into the application of telemedicine for chronic disease management in underserved regions. Further research is recommended to examine the long-term effects of tele-counseling on diabetes management and to explore its scalability in other remote and rural areas.