Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KONFLIK TERHADAP KLAIM CHINA ATAS WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA DI LAUT NATUNA UTARA Andi, Emerentiana Tulak; Husma, Husma; Suhaeb, Firdaus W; Idrus, Idham Irwansyah
SUPREMASI: Jurnal Pemikiran, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum dan Pengajarannya Vol 19, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/supremasi.v19i1.60920

Abstract

Laut Natuna Utara, sebagai bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Provinsi Kepulauan Riau, menjadi Saksi bisu pergolakan maritim akibat klaim Nine-Dash Line oleh Tiongkok. Penelitian ini mengkaji keabsahan klaim tersebut berdasarkan ketentuan UNCLOS 1982 dan mengkaji sikap Indonesia dalam menghadapi klaim maritim Tiongkok di Laut Natuna Utara.Penelitian ini menggunakan metode hukum normatif yuridis dengan pendekatan peraturan-undangan (statuependekatan), sejarah (pendekatan sejarah), dan studi kasus ( pendekatan kasus hukum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa klaim Nine-Dash Line Tiongkok atas Laut Natuna Utara bertentangan dan tidak relevan dengan ketentuan UNCLOS 1982. Analisis hukum menunjukkan bahwa klaim sembilan garis putus-putus Tiongkok melampaui batas wilayah yang ditentukan UNCLOS 1982, sehingga menimbulkan tumpang tindih wilayah seluas 50.000 km setara dengan Indonesia. Klaim ini bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar hukum laut internasional, termasuk kedaulatan dan hak atas wilayah laut. Indonesia, dalam menangani klaim ini, dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada konflik teritorial dengan Tiongkok di Laut Natuna Utara. Sikap ini didasarkan pada bukti-bukti sejarah dan hukum yang kuat, di mana Indonesia memiliki kedaulatan dan hak berdaulat yang sah atas wilayah tersebut. Penelitian ini merekomendasikan beberapa langkah strategi bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya dalam menghadapi klaim maritim Tiongkok di Laut Natuna Utara, antara lain: Memperkuat dokumentasi dan verifikasi data terkait kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia di Laut Natuna Utara, Meningkatkan patroli maritim di Laut Natuna Utara untuk menjaga keamanan wilayah.;Melakukan diplomasi maritim yang proaktif dengan negara-negara tetangga dan komunitas internasional untuk membangun aliansi dalam melawan klaim ilegal Tiongkok;Memperkuat penegakan hukum maritim untuk menindak tegas pelanggaran batas wilayah oleh pihak asing;Meningkatkan edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga perlindungan maritim Indonesia .Konflik maritim di Laut Natuna Utara merupakan isu yang kompleks dan krusial bagi Indonesia. Upaya diplomasi, penegakan hukum, dan edukasi publik yang berkelanjutan menjadi kunci utama dalam menjaga kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia di wilayah maritimnya.Kata Kunci: Cina; Laut Natuna Utara; Sembilan Garis Putus-PutusLaut Natuna Utara yang merupakan bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Provinsi Kepulauan Riau menjadi Saksi bisu gejolak maritim akibat klaim Nine Dash Line yang dilakukan Tiongkok. Penelitian ini mengkaji keabsahan klaim berdasarkan ketentuan UNCLOS 1982 dan mendalami sikap Indonesia dalam menghadapi klaim maritim Tiongkok di Laut Natuna Utara. Penelitian ini menggunakan metode hukum yuridis normatif dengan pendekatan hukum-undangan, sejarah, dan kasus. Hasilnya menunjukkan bahwa klaim Sembilan Garis Putus Tiongkok atas Laut Natuna Utara bertentangan dan tidak relevan dengan ketentuan UNCLOS 1982. Analisa hukum menunjukkan bahwa klaim Sembilan Garis Putus Tiongkok melebihi batas teritorial yang ditetapkan UNCLOS 1982 sehingga mengakibatkan terjadinya tumpang tindih wilayah. sekitar 50.000 kilometer persegi dengan Indonesia. Klaim ini bertentangan dengan prinsip dasar hukum maritim internasional, termasuk kedaulatan dan hak maritim. Indonesia dalam menyikapi klaim tersebut dengan tegas menegaskan tidak ada konflik teritorial dengan Tiongkok di Laut Natuna Utara. Pendirian ini didasarkan pada bukti sejarah dan hukum yang kuat, dimana Indonesia mempunyai kedaulatan dan hak berdaulat yang sah atas wilayah tersebut. Kajian ini merekomendasikan beberapa langkah strategi bagi Indonesia untuk memperkuat posisi terhadap klaim maritim Tiongkok di Laut Natuna Utara, antara lain: memperkuat dokumentasi dan verifikasi data terkait aset dan hak aset Indonesia di Laut Natuna Utara; meningkatkan patroli maritim di Laut Natuna Utara untuk menjaga kedaulatan wilayah; terlibat dalam diplomasi maritim yang proaktif dengan negara-negara tetangga dan komunitas internasional untuk membangun kerangka melawan klaim ilegal Tiongkok; memperkuat penegakan hukum maritim untuk mengatasi secara tegas pelanggaran batas wilayah yang dilakukan pihak asing; dan meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian maritim Indonesia. Konflik maritim di Laut Natuna Utara merupakan permasalahan yang kompleks dan krusial bagi Indonesia. Upaya diplomasi, penegakan hukum, dan pendidikan masyarakat yang berkelanjutan merupakan kunci untuk menjaga kedaulatan dan hak kedaulatan Indonesia di wilayah maritimnya.Kata Kunci: Cina; Laut Natuna Utara; Sembilan Garis Putus-Putus
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI TERHADAP ETIKA MORAL MANUSIA DARI OBJEK FILSAFAT AKSIOLOGI Ronaldi, Ronaldi; Andi, Emerentiana Tulak; Syukur, Muhammad
SUPREMASI: Jurnal Pemikiran, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum dan Pengajarannya Vol 19, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/supremasi.v19i1.59187

Abstract

Sejak lahir manusia sudah diperkenalkan dengan ilmu pengetahuan sebagai media yang menuntun manusia dalam berperilaku dan bertindak. Ilmu pengetahuan bisa memberikan dampak terhadap sikap etika, moral, spiritual, kecerdasan, kepintaran dan berbagai aspek kehidupan manusia. Jadi peranan ilmu pengetahuan sangatlah besar dampaknya dan bisa dikatakan sebagai harta tertinggi manusia. Moral manusia berkaitan dengan tingkah laku hidup manusia dari berbagai pandangan hidup salah satunya adalah agama atau spiritual tertentu. Penyusunan jurnal ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun metode yang digunakan adalah studi Pustaka, yaitu dengan mengumpulkan berbagai referensi bersumber dari Buku dan Jurnal yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan etika moral kemudian dianalisis dan dikutip sesuai dengan kaidah ilmiah. Nilai dapat dilihat dari hal-hal seperti baik dan buruk, indah dan tidak indah dan berbagai macam nilai yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. perkembangan ilmu pengetahuan seiring dan berada pada lintasan sejarah peradaban manusia itu sendiri. Ilmu pengetahuan dan manusia diibaratkan dua sisi mata uang, ilmu pengetahuan menopang perkembangan peradaban manusia dan peradaban manusia menentukan tingkat kemajuan ilmu pengetahuan. Etika dan moral manusia terlatak pada bagamaina manusia itu bisa menempatkan dirinya sesuai dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Perkembangan ilmu pengetahuan akan memberikan ancaman terhadap etika dan moral manusia. Dimana bahwa perkembangan ilmu pengetahuan akan lebih memudahkan manusia dalam mengakses dan mendapatkan segala sesuatunya.
EFEKTIVITAS PROGRAM KELUARGA HARAPAN DALAM PERSPEKTIF PERMENSOS NOMOR 1 TAHUN 2018 BAGI KELUARGA PENERIMA MANFAAT Andi, Emerentiana Tulak; Kasmawati Andi, Andi; Khaer Hanafie, Nurharsya; Najamuddin, Najamuddin Putu
JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT Vol 13 No 1 (2025): Vol 13 No 2 Mei 2025
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/ed.v13i1.6827

Abstract

Permensos Nomor 1 Tahun 2018 adalah regulasi yang ditetapkan oleh Menteri Sosial terkait upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Peraturan ini menjadi dasar hukum dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH). PKH merupakan program bantuan sosial bersyarat yang ditujukan kepada keluarga kurang mampu sebagai salah satu langkah pemerintah untuk mempercepat pengentasan kemiskinan kronis. Program ini telah dijalankan sejak tahun 2007. Sasaran Program Keluarga Harapan (PKH) ini adalah keluarga miskin dan rentan yang terdaftar dalam Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin yang memiliki komponen kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Lembang Maroson, Kecamatan Rembon, Kabupaten Tana Toraja, berdasarkan perspektif Permensos Nomor 1 Tahun 2018. PKH merupakan program bantuan sosial bersyarat yang dirancang untuk mengurangi kemiskinan melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif, melibatkan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi PKH di Lembang Maroson masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketidaktepatan sasaran penerima bantuan, ketidakkonsistenan besaran bantuan, serta kurangnya pemahaman masyarakat terhadap tujuan program. Faktor-faktor tersebut menghambat pencapaian tujuan utama PKH, yaitu meningkatkan kualitas hidup keluarga penerima manfaat. Meski demikian, program ini memberikan kontribusi nyata dalam mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dan akses layanan kesehatan. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan validasi data penerima bantuan, optimalisasi peran pendamping sosial, serta penguatan koordinasi antarinstansi untuk meningkatkan efektivitas PKH. Hasil penelitian diharapkan menjadi acuan bagi pengambil kebijakan dalam menyempurnakan pelaksanaan PKH, tidak hanya di Lembang Maroson, tetapi juga di daerah lain yang menghadapi tantangan serupa.