Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan kemajuan suatu negara. Berdasarkan data yang dirilis Worldtop20.org, peringkat pendidikan Indonesia pada urutan ke 67 dari 203 negara di dunia. Kondisi geografis dan demografis Indonesia menyebabkan ketidakseimbangan dalam pemerataan pendidikan.Provinsi Papua Pegunungan merupakan salah satu hasil pemekaran Provinsi Papua yang belum memuaskan dalam hal pendidikan. Beberapa faktor yang menyebabkan antara lain : 1)beberapa daerah terpencil di Papua masih sangat sulit mengakses fasilitas pendidikan seperti sekolah, guru dan sarana pendidikan . 2) kurangnya guru dan tenaga pendidik berkualitas . 3) kurangnya sumber belajar, seperti buku teks, materi pembelajaran, dan teknologi pendidikan. Berbagai usaha dilakukan pemerintah daerah, khususnya pembangunan infrastruktur, pemerataan akses pendidikan, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ,tetapi belum semua persoalan dalam diselesaikan. Pemerintah daerah mengambil inisiatif dengan melakukan program beasiswa kepada generasi muda untuk melanjutkan pendidikan di luar Papua, khususnya di Pulau Jawa. Salah satu tujuan pendidikan adalah Malang, Jawa Timur. Pelajar dan mahasiswa yang mengikuti pendidikan di kota Malang tergabung dalam organisasi Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (IPMAPA) Malang. Permasalahannya banyak mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di Malang tidak dapat menyelesaikan pendidikannya tepat waktu. IPMAPA yang diharapkan dapat menjadi orang tua asuh yang dapat memotivasi mahasiswa agar dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu, ternyata tidak berfungsi dengan baik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan mahasiswa Papua Pegunungan sehingga tidak mampu menyelesaikan pendidikan tepat waktu dan bagaimana peran IPMAPA dalam memotivasi mahasiswa agar dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti mengamati langsung subjek yang akan diteliti dan berinteraksi, berusaha memahami mereka Peneliti menggunakan pendekatan studi kasus agar memperoleh pengertian yang mendalam mengenai objek yang akan diteliti.Hasil temuan di lapangan antara lain:1)Mahasiswa Papua terbawa budaya daerah asal, suka berkumpul dengan teman sedaerah tanpa tujuan yang jelas.2)Kesenjangan kurikulum daerah asal dan Jawa sehingga mereka sulit menyesuaikan diri.3) Kurang mampu mengelola keuangan maupun waktu.4)Tidak berfungsinya IPMAPAKata kunci : Peran IPMAPA, mahasiswa Papua, motivasi