Kerusakan lingkungan menjadi permasalahan yang serius saat ini. Tidak hanya terjadi di daratan tetapi di lingkungan laut juga mengalami kerusakan. Beberapa kerusakan yang terjadi seperti banyaknya sampah plastik, perubahan iklim yang mengakibatkan abrasi, dan penebangan hutan bakau. Negara Indonesia menjadi negara kedua penyumbang sampah setelah China. Masalah kerusakan lingkungan memiliki korelasi dengan kehidupan beriman. Iman Kristen berperan untuk merespon berbagai permasalahan termasuk kerusakan lingkungan. Dalam mewujudkan pemahaman tersebut diperlukan Strategi Pendidikan Agama Kristen untuk mengurai permasalahan kerusakan lingkungan. Secara khusus peneliti mengkaji jemaat GPIB Sola Fide di Pulau Lingka. Peneliti memilih konteks GPIB Sola Fide Pulau Lingka karena secara nyata mengalami kerusakan laut. Kerusakan lingkungan yang terjadi disebabkan oleh perubahan iklim dan juga disebabkan oleh keegoisan manusia seperti aktivitas galangan kapal dan kesadaran membuang sampah yang buruk.Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan PAR (Participatory Action Reseach). Informan terdiri dari 16 orang yang mewakili jemaat dan pendeta yang pernah melayani di GPIB Sola Fide Pulau Lingka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan ekologi tidak hanya terletak pada ketidaktahuan warga untuk menjaga lingkungan tetapi juga ada aspek ekonomi (kemiskinan), sosial (relasi sosial), politik (lemahnya peran pemerintah dan kesewenangan para pengusaha galangan kapal), dan budaya (primodialisme). Meski demikian masyarakat Suku Laut memiliki kecerdasan ekologi yang memuat nilai-nilai lokal, tetapi belum bisa menjawab masalah kerusakan lingkungan sehingga perlu ada upaya membangun kecerdasan ekologi yang bersifat pengetahuan dan upaya PAK yang kontekstual dalam gereja. Strategi PAK ekoteologis merupakan sebuah cara mendidik yang dipakai oleh gereja dengan menyentuh seluruh aspek baik spiritual, ekonomi, sosial dan budaya dengan tema lingkungan. Dengan demikian strategi PAK ekoteologis diharapkan mampu menjawab permasalahan lingkungan di Pulau Lingka.