Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengelolaan Beras sebagai Cadangan Pangan dari Perspektif Word Trade Organization (WTO) Mamoriska, Sonya; Cahyaningsih, Eny
JURNAL PANGAN Vol. 33 No. 1 (2024): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v33i1.838

Abstract

   Sebagai anggota WTO, pengelolaan cadangan pangan di Indonesia harus memenuhi ketentuanketentuan yang ditetapkan dan disepakati di antara anggota WTO. Penelitian ini memiliki tujuan: (i) memahami dan menjelaskan bagaimana pelaksanaan pengelolaan beras sebagai cadangan pangan di Indonesia; (ii) memahami dan menjelaskan pengelolaan cadangan pangan menurut WTO; (iii) memberikan gambaran tentang pengelolaan cadangan pangan di negara lain; dan (iv) memberikan pilihan untuk mekanisme pengelolaan PSH yang tidak/minimal mendistorsi pasar dan produksi untuk diusulkan sebagai solusi permanen. Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan untuk menilai hukum normatif dengan meninjau aturan yang relevan terkait dengan Pengaturan Subsidi Pertanian berdasarkan Perjanjian WTO dan Praktik di Indonesia, serta menggunakan teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka de Minimis masih di bawah 10 persen, maka pengelolaan beras sebagai cadangan beras pemerintah telah memenuhi ketentuan WTO jumlah subsidi tidak melebihi batas ambang de Minimis. Dalam menerapkan PSH, beberapa negara memprioritaskan pembelian dari petani dalam negeri dengan harga yang ditetapkan pemerintah, program distribusi pangan kepada kelompok sasaran tertentu, atau subsidi kepada konsumen untuk memenuhi permintaan pasar ketika harga atau permintaan pasar sedang tinggi namun mekanisme pelepasan stok cenderung berbeda. Negara-negara Uni Eropa dan Amerika pernah memiliki memiliki program PSH, namun saat ini berubah ke arah dukungan pendapatan yang lebih langsung dan insentif untuk produksi yang berorientasi pasar, dengan mengurangi atau menghilangkan penggunaan PSH. Mengikuti Keputusan Bali adalah solusi permanen yang mungkin dapat mempertimbangkan fleksibilitas yang lebih besar meliputi batas dukungan yang diberikan, keterlibatan program baru, cakupan produk dengan disertai persyaratan yang lebih ketat. Para anggota dapat memutuskan untuk tidak menentang mekanisme penyelesaian sengketa LDCs. Transparansi adalah elemen penting yang mendasari Perjanjian Pertanian termasuk program PSH.
Menyelaraskan Teknologi dan Tradisi: Analisis Butir Soal UTS Matematika Kelas VI Cahyaningsih, Eny; Sarifah, Iva; Riyadi, Riyadi
Jurnal Gantang Vol 9 No 2 (2024): Jurnal Gantang
Publisher : Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jg.v9i2.7464

Abstract

In education, evaluation instruments such as tests are important tools to measure students' abilities objectively. However, unbalanced question quality, such as too easy difficulty levels or ineffective distractors, can reduce the validity and reliability of the test in distinguishing participants' abilities. This study analyzed the quality of the midterm test Mathematics questions for Grade VI at Sekolah Prestasi Global. Analysis using CTT with the help of SPSS and JMetrik allows for a more detailed evaluation of the quality of the questions. The source of research data was the results of 111 students' answers to 25 Midterm Exam Questions, with 15 multiple-choice questions analyzed further, consisting of 10 multiple-choice questions and five true-false questions. The results showed that most of the UTS Mathematics questions for Grade VI were relatively easy (80% with a difficulty level >0.70), so they were less effective in distinguishing participants' abilities. Only three questions were in the ideal difficulty level category (0.31–0.70), while most distractors were ineffective with low or zero discrimination values. Although the overall reliability of the question was good (Cronbach's Alpha 0.763), improvements in test quality are recommended through question revisions, distractor improvements, and a more balanced distribution of difficulty levels. This study concludes that the quality of the Grade VI Mathematics UTS question at Sekolah Prestasi Global needs to be improved through revision of easy questions, improvement of distractors, and a more balanced distribution of difficulty levels to produce a test instrument that is more valid, reliable, and able to evaluate participants' abilities accurately.
Pengelolaan Beras sebagai Cadangan Pangan dari Perspektif Word Trade Organization (WTO) Mamoriska, Sonya; Cahyaningsih, Eny
JURNAL PANGAN Vol. 33 No. 1 (2024): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v33i1.838

Abstract

   Sebagai anggota WTO, pengelolaan cadangan pangan di Indonesia harus memenuhi ketentuanketentuan yang ditetapkan dan disepakati di antara anggota WTO. Penelitian ini memiliki tujuan: (i) memahami dan menjelaskan bagaimana pelaksanaan pengelolaan beras sebagai cadangan pangan di Indonesia; (ii) memahami dan menjelaskan pengelolaan cadangan pangan menurut WTO; (iii) memberikan gambaran tentang pengelolaan cadangan pangan di negara lain; dan (iv) memberikan pilihan untuk mekanisme pengelolaan PSH yang tidak/minimal mendistorsi pasar dan produksi untuk diusulkan sebagai solusi permanen. Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan untuk menilai hukum normatif dengan meninjau aturan yang relevan terkait dengan Pengaturan Subsidi Pertanian berdasarkan Perjanjian WTO dan Praktik di Indonesia, serta menggunakan teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka de Minimis masih di bawah 10 persen, maka pengelolaan beras sebagai cadangan beras pemerintah telah memenuhi ketentuan WTO jumlah subsidi tidak melebihi batas ambang de Minimis. Dalam menerapkan PSH, beberapa negara memprioritaskan pembelian dari petani dalam negeri dengan harga yang ditetapkan pemerintah, program distribusi pangan kepada kelompok sasaran tertentu, atau subsidi kepada konsumen untuk memenuhi permintaan pasar ketika harga atau permintaan pasar sedang tinggi namun mekanisme pelepasan stok cenderung berbeda. Negara-negara Uni Eropa dan Amerika pernah memiliki memiliki program PSH, namun saat ini berubah ke arah dukungan pendapatan yang lebih langsung dan insentif untuk produksi yang berorientasi pasar, dengan mengurangi atau menghilangkan penggunaan PSH. Mengikuti Keputusan Bali adalah solusi permanen yang mungkin dapat mempertimbangkan fleksibilitas yang lebih besar meliputi batas dukungan yang diberikan, keterlibatan program baru, cakupan produk dengan disertai persyaratan yang lebih ketat. Para anggota dapat memutuskan untuk tidak menentang mekanisme penyelesaian sengketa LDCs. Transparansi adalah elemen penting yang mendasari Perjanjian Pertanian termasuk program PSH.
Validasi Psikometrik Instrumen Faktor Penentu Kualitas BerasPremium Berbasis Teori Respons Butir (Psychometric Validation of an Instrument for Determinant Factorsof Premium Rice Quality Based on Item Response Theory) Cahyaningsih, Eny
JURNAL PANGAN Vol. 34 No. 2 (2025): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v34i2.894

Abstract

        Pemahaman terhadap preferensi konsumen memerlukan alat ukur yang akurat, andal, serta mampu merepresentasikan persepsi terhadap kualitas produk secara menyeluruh. Pada komoditas strategis seperti beras premium, atribut sensorik dan fisik, meliputi aroma, warna, tekstur, kebersihan, dan masa simpan, memiliki peranan penting dalam membentuk persepsi konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengevaluasi instrumen pengukuran persepsi konsumen terhadap kualitas beras premium dengan pendekatan Teori Respons Butir (Item Response Theory/IRT), khususnya melalui Model Respons Terklasifikasi (Graded Response Model/GRM). Fokus penelitian diarahkan pada penyusunan instrumen yang valid dan reliabel untukmengukur atribut-atribut utama yang relevan dalam konteks preferensi konsumen. Pengujian dilakukan terhadap sejumlah asumsi dasar GRM, yaitu unidimensionalitas, independensi lokal, dan monotonisitas, yang hasilnya menunjukkan bahwa ketiga asumsi terpenuhi. Sebagian besar butir dalam instrumen memiliki parameter diskriminasi yang tinggi (a > 1,0) serta ambang kesulitan (threshold) yang logis dan tersebar dengan baik di sepanjang spektrum tingkat kemampuan. Evaluasi kurva karakteristik butir (Item Characteristic Curve/ICC) dan indeks penerimaan menunjukkan bahwa skala ini mampu mengukur preferensi konsumen dari tingkat kesulitansangat rendah hingga sangat tinggi secara efektif. Hasil uji efektivitas jumlah kategori respons memperlihatkan bahwa empat pilihan jawaban memberikan prediksi terbaik, dengan nilai Root Mean Square Error (RMSE) pada kisaran 0,1867–0,2138, lebih rendah dibandingkan dengan versi tiga maupun lima kategori. Dengan demikian, GRM terbukti efektif dalam membangun skala pengukuran preferensi konsumen terhadap beras premium, sehingga dapat dimanfaatkan untuk penyusunan strategi dan kebijakan berbasis data.              Understanding consumer preferences requires measurement tools that are accurate, reliable, and capable of representing perceptions of product quality comprehensively. For strategic commodities such as premium rice, sensory and physical attributes, such as aroma, color, texture, cleanliness, and shelf life, play a crucial role in shaping consumer perceptions. This study aimed to develop and evaluate a measurement instrument for consumer perceptions of premium rice quality using the Item Response Theory (IRT) framework, specifically the Graded Response Model (GRM). The focus of this research was on constructing a valid and reliable tool to assess key attributes that were relevant in the context of consumer preferences. The analysis tested several fundamental assumptions of the GRM, namely unidimensionality, local independence, and monotonicity, all of which were satisfied. Most items in the instrument demonstrated high discrimination parameters (a > 1.0) as well as logical and well-distributed threshold values across the ability spectrum. Evaluation of the Item Characteristic Curves (ICC) and acceptance indices indicated that the scale effectively measures consumer preferences across a wide range of difficulty levels, from very low to very high. Furthermore, the test of response category effectiveness showed that a four-option format provided the best prediction, with Root Mean Square Error (RMSE) ranging between 0.1867 and 0.2138, which was lower than the three- and five-option versions. Thus, the GRM is proven to be effective in constructing a measurement scale for consumer preferences toward premium rice, offering valuable insights for data-driven strategies and policies.