Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi integrasi tradisi budaya lokal mangan sadari dalam pembelajaran matematika sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan dan perbandingan pada siswa sekolah dasar. Tradisi ini dipilih karena mengandung banyak aktivitas berbagi makanan yang mencerminkan konsep-konsep matematika secara konkret, seperti pembagian adil, rasio berdasarkan usia atau status sosial, serta perhitungan kebutuhan makanan secara proporsional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode kajian pustaka, yang melibatkan analisis berbagai sumber seperti jurnal ilmiah, buku, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Teknik analisis data dilakukan melalui analisis isi, sebagaimana disarankan oleh Krippendorff, untuk menemukan pola tematik yang bermakna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan konteks budaya lokal dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman konsep pecahan dan perbandingan, meningkatkan motivasi belajar, serta menumbuhkan kebanggaan terhadap warisan budaya. Selain itu, pendekatan ini sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran kontekstual dan bermakna. Kesimpulannya, integrasi mangan sadari dalam pembelajaran matematika dapat menjadi strategi inovatif yang efektif untuk mengaitkan konsep abstrak dengan pengalaman nyata, sekaligus memperkuat karakter dan identitas budaya siswa.