Enkapsulasi merupakan salah satu metode untuk melindungi zat aktif dalam suatu bahan pakan agar tidak mengalami kerusakan akibat perubahan temperatur dan pH pada organ pencernaan, sehingga akan meningkatkan performa dan kesehatan ternak. Metode ioniglasik merupakan teknik enkapsulasi untuk melindungi zat aktif dapat sampai target sasaran pada usus halus sehingga dapat dicerna secara efisien. Buah buni dan soppeng memiliki antioksidan yang tinggi dan mengandung flavonoid dapat menjadi additive alami dalam pakan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan teknik enkapsulasi dengan penambahan citosan udang dan STTP pada pakan. Bahan yang digunakan adalah 120 DOC umur 1 hari dari PT. Charoen Pokphand dengan strain cobs, berat 48 g, buah buni, buah soppeng, citosan, trypholypsopat, asam sitrat, peralatan seperti kandang metabolis 120 unit, tempat pakan, tempat minum, termohigrometer dan recording. Percobaan terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan dengan masing-masing ulangan terdiri dari 5 ekor. Perlakuan terdiri atas P0= pakan komersil (kontrol), P1= pakan komersil + 1% enkapsulasi buni, P1 = pakan komersil + 1% enkapsulasi soppeng, dan P3 = pakan komersil + 1% enkapsulasi buni dan soppeng. Parameter yang diamati tampilan terdiri atas konsumsi ransum, efisiensi ransum, pertambahan berat badan harian, berat karkas serta berat lemak abdominal ayam broiler. Hasil percobaan menunjukan bahwa penambahan enkapsulasi buni dan soppeng berpengaruh signifikan (P<0,05) terhadap efisiensi ransum, PBBH, berat karkas serta lemak abdominal namun belum berpengaruh signifikan terhadap konsumsi ayam broiler. Teknik enkapsulasi buah buni dan soppeng dengan level 1% pada perlakuan P3 memiliki produktivitas terbaik dan dapat digunakan sebagai feed additive dalam ransum ayam broiler.