Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Characteristics of Ketapang Urban Aquaculture as a Tourism Destination in Tangerang Regency, Banten Province Yanuadi, Ardiatno; Lilis Sri Mulyawati; Indarti Komala Dewi
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 19 No. 2 (2024)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jpwk.v19i2.4948

Abstract

Abstract. This research is driven by the great potential of tourism in improving the economy and affecting social and environmental aspects in Ketapang Urban Aquaculture (KUA). Although, the number of tourists tends to decrease. Therefore, this study aims to analyze the existing conditions in the main aspects of the 4A (Attractions, Amenities, Accessibility, and Ancillary) and analyze the perception of tourists so that it can be known what aspects need to be improved. The existing condition of KUA was analyzed using the descriptive analysis method, while the perception of tourists was analyzed using the scoring method. Analysis of existing conditions shows that KUA has a unique attraction: a mangrove park integrated with shrimp cultivation areas. KUA has an iconic amenity: the main building is shaped like a horseshoe crab and a Mangrove Plaza. The condition of the road to KUA is quite good and equipped with signposts. Analysis of tourist perception on the aspect of attraction with the highest score (1.97), namely mangrove park attractions, the lowest score (1.24) for mangrove plant education activities. The amenity aspect with the highest score (2.23) is cleanliness, and the lowest score (1.20) is for toilet facilities. The accessibility aspect of the highest score (2.54) is the main gate, and the lowest score (1.36) is the availability of public transportation modes. The ancillary aspect has the highest score (1.77) in management, and the lowest score (1.29) is promotion.
Analisis Kondisi Eksisting dan Tingkat Partisipasi Masyarakat di Kawasan Wisata Ketapang Urban Aquaculture, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Yanuadi, Ardiatno; Mulyawati, Lilis Sri; Dewi, Indarti Komala
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i9.16348

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh besarnya potensi pariwisata dalam meningkatkan perekonomian dan mempengaruhi aspek sosial dan lingkungan di Kabupaten Tangerang, khususnya melalui pengembangan Budidaya Perairan Perkotaan (KUA) Ketapang sebagai destinasi wisata baru. Meskipun KUA telah menjadi daya tarik wisatawan, namun pengelolaan yang kurang optimal dan minimnya partisipasi masyarakat mengakibatkan kurang dimanfaatkannya sumber daya alam, degradasi lingkungan, dan terbatasnya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi eksisting KUA, kesenjangan supply dan demand, serta tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan KUA. Analisis kondisi eksisting menggunakan data kunjungan wisatawan, peta kawasan, dan dokumen rencana pembangunan yang dikumpulkan melalui wawancara dan survei lapangan. Kesenjangan supply-demand dianalisis menggunakan kuesioner dan metode penilaian pada aspek 4A (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas, dan Ancillary). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek atraksi, gap terbesar terjadi pada aktivitas edukasi tanaman mangrove dengan skor gap sebesar -1,67, sedangkan pada aspek amenitas gap terbesar terdapat pada fasilitas toilet, area kuliner, dan musala. Pada aspek aksesibilitas, rambu-rambu jalan mempunyai gap paling besar dengan skor -1,02. Pada aspek ancillary, promosi mempunyai gap score sebesar -1,58. Aspek-aspek tersebut perlu dibenahi untuk meningkatkan daya tarik kawasan wisata KUA dan menjamin pengalaman pengunjung yang lebih memuaskan. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan dan pengembangan KUA sebagian besar berada pada tingkat terapi, hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan mereka lebih bersifat formal dan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan.