Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Factors of Coastal Tourism Management with DPSIR Analysis (Case Study: Tanjung Lesung Special Economic Zone, Pandeglang Regency, Banten Province) Lilis Sri Mulyawati; Luky Adrianto; Kadarwan Soewandi; Handoko Adi Susanto
ECSOFiM (Economic and Social of Fisheries and Marine Journal) Vol 8, No 1 (2020): ECSOFiM Oktober 2020
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ecsofim.2020.008.01.10

Abstract

Tourism in general is often seen as an opportunity to promote economic and social development, as well as coastal tourism. Coastal tourism activities are also a driving force that can affect ecosystem structures and processes and reduce existing resources on the coast. The research aims to manage tourism coastal areas, both mainland and waters, therefore integrated zone development and sustainable between land and water can be realized. DPSIR analysis (Drivers, Pressure, State, Impact, Response) is a descriptive study with primary and secondary data obtained from respondents (tourist, community, expert) and literature review. The analysis was carried out with qualitative analysis and to test the results of the literature review and the results of field observations, an expert survey was carried out so that the factors in the management of coastal tourism in an area designated as a tourism zone were obtained. The dominant factors resulting from the DPSIR analysis can be concluded as influencing factors in the management of coastal tourism so that they will provide solutions for the realization of an ecologically, socially, and economically sustainable tourism area plan. Suggestions to managers, both private and government, to keep the environment in order to create a sustainable tourist area.
KONTRIBUSI CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY (CSR) BAGI PEMBANGUNAN DI KOTA BOGOR NOVIDA WASKITANINGSIH; LILIS SRI MULYAWATI; MUHAMAD YOGIE SYAHBAND; IRA RAHMAWAT; IFANNY WIDYANA
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 23, No 1 (2022): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.806 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v23i1.5626

Abstract

Pemerintah Kota Bogor menyadari pentingnya pemanfaatan CSR sebagai sumber pembiayaan non-konvensional dengan menetapkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2016 dan Peraturan Walikota Bogor No. 69 Tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi CSR sebagai sumber pembiayaan pembangunan non-konvensional dalam pembangunan Kota Bogor. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut, terdapat dua analisis yang dilakukan, yaitu identifikasi karakteristik CSR dan kontribusinya terhadap pembangunan Kota Bogor. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumen dan wawancara mendalam (indepth interview). Metode analisis data menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif dan kuantitatif dekriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 85 kegiatan CSR pada tahun 2016 dan jumlah tersebut meningkat pada tahun 2020 menjadi 456 kegiatan. Jumlah kegiatan CSR tersebut berasal dari 8 perusahaan pada tahun 2016 dengan total dana sebesar Rp. 1.563.602.550, dan 18 perusahaan dengan total dana Rp. 4.131.009.717 pada tahun 2020 dengan mayoritas perusahaan besar yang bergerak di bidang pelayanan jasa. Masih sedikitnya perusahaan yang melakukan CSR tersebut disebabkan oleh banyaknya perusahaan, terutama perusahaan kecil-menengah, yang tidak melaporkan kegiatan CSR, atau bahkan tidak melaksanakan kegiatan CSR. Jika dilihat dari sebaran lokasi kegiatannya, kegiatan CSR juga masih terkonsentrasi di Kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Tengah. Kegiatan CSR tersebut juga sesuai dengan program di dalam RPJMD dan berkontribusi pada pembangunan Kota Bogor. Pada tahun 2016 terdapat 17 program RPJMD yang didukung oleh kegiatan CSR, dan menjadi 43 program pada tahun 2020. Namun, jika dibandingkan dengan total capaian kinerja program RPJMD, kontribusi kegiatan CSR terhadap RPJMD Kota Bogor masih sangat kecil, yaitu sebesar 0,63% pada tahun 2016 dan 0,43% pada tahun 2020. Nilai tersebut masih jauh dari target kontribusi CSR dalam RPJMD Kota Bogor sebesar 10% pada tahun 2020. Kecilnya kontribusi CSR tersebut disebabkan oleh dua hal, yaitu belum terdatanya semua dana CSR dari perusahaan-perusahaan pelaku CSR, serta besarnya kontribusi tergantung pada capaian kinerja program RPJM yang sesuai dengan kegiatan CSR melalui APBD. Di luar itu, kurangnya sosialisasi peraturan dan mekanisme pelaksanaan CSR oleh Pemerintah Kota Bogor dapat menjadi penyebab utamanya. Meskipun demikian, dapat disimpulkan bahwa CSR sangat potensial menjadi sumber pembiayaan non konvensional di Kota Bogor di masa mendatang apabila peraturan CSR tersosialisasikan dengan baik, pelaksanaan dan hasilnya terdata dengan baik, serta mekanisme pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang ada. Kata kunci: CSR, kontribusi bagi pembangunan, sumber pembiayaan non-konvensional.
KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA PESISIR DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS TANJUNG LESUNG KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN LILIS SRI MULYAWATI; LUKY ADRIANTO; KADARWAN SOEWARDI; HANDOKO ADI SUSANTO
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 22, No 2 (2021): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.027 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v22i2.4693

Abstract

Pemanfaatan ruang wisata harus memperhatikan kesesuaian dan daya dukung sumberdaya dan lingkungan dimana aktivitas wisata itu berada. Kesesuaian dan daya dukung wisata akan memberikan gambaran daya tampung wisata pesisir yang akan dikembangkan pada suatu kawasan wisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kesesuaian dan daya dukung wisata pesisisr di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Kesesuaian dan daya dukung wisata pesisir yang dianalisis adalah rekreasi pantai, banana boat, selam, snorkeling dan memancing, di 5 stasiun pengamatan.   Parameter yang digunakan untuk analisis spasial kesesuaian yaitu parameter indeks kesesuaian wisata (IKW) yang kemudian dizonasi dengan menggunakan multi criteria analysis (MCA) melalui kalkulasi jarak spasial (Euclidean distance) untuk mendapatkan zona-zona secara spasial dan luasnya. Perhitungan model matematika Boullon (Boullon’s Carrying Capacity Mathematical Model atau BCCMM) digunakan untuk analisis daya dukung. Dari hasil analisis daya dukung untuk masing-masing zona dapat diketahui dari nilai basic carrying capacity (BCC), potential carrying capacity (PCC) dan real carrying capacity (RCC). Hasil perhitungan nilai RCC pada zona wisata didapatkan jumlah daya tampung wisatawan per hari  untuk aktivitas rekreasi pantai (5.323 orang), banana boat (847 orang), selam (662 orang), snorkeling (1.633 orang) dan memancing (6.286 orang). Dengan diketahuinya daya dukung wisatawan di setiap zona dan aktivitas wisata di KEK Tanjung Lesung, diharapkan semua pemangku kepentingan dapat menjadikannya pedoman dan arah pelaksanaan pembangunan zona wisata sesuai dengan kebijakan yang sudah ditetapkan agar tercapainya keberlanjutan di masa yang akan datang.Kata Kunci : daya dukung, kesesuaian, wisata pesisir, zonasi.
VILLAGE DEVELOPMENT GALLERY (VDG) OF PASIR MUKTI VILLAGE IN BOGOR REGENCY AS A VILLAGE DEVELOPMENT EXHIBITION MEDIA Lilis Sri Mulyawati; Novida Waskitaningsih; M. Yogie Syahbandar; Lia Amelia Megawati; Ardiatno Yanuadi; M. Azizul Hakim; Asti Dwi Lestari
International Journal of Research in Community Services Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Research Collaboration Community (RCC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46336/ijrcs.v4i2.409

Abstract

Village planning and development currently demands the participation of villagers in developing village potential. Thus, the village government needs to properly socialize the products of spatial planning and village development plans to the villagers, so that they cares more about the development of their area. Unfortunately, many village planning and development products have not been properly socialized. On the other hand, the era of digitalization and the industrial revolution 4.0 demands the information disclosure that can not been met in the most villages. Most of villages currently have less communicative and less informative planning products due to the lack of information media and human resources to compile and present well their spatial planning and development products. Pasir Mukti Village has great economic potential with many metal craft MSMEs spread throughout the village and absorbing a large number of workers. However, the great potential of Pasir Mukti Village has not been fully publicly socialized. Therefore, it is necessary to have a forum or media for information development in Pasir Mukti Village, both in the form of spatial and development planning products, as well as village potential information. In addition, Pasir Mukti Village needs to improve human resource competencies in the preparation process to its dissemination.This community service program aims to empower villagers through several competency improvement trainings, as well as participatory preparation of village development galleries as educational nodes and dissemination of information related to spatial planning, development plans and village potential in Pasir Mukti Village. The objectives of this activity can be achieved through three main stages, including: (1) identification of community needs related to village development galleries and competence in preparing village spatial planning and development, as well as village potential; (2) preparation of village development galleries; and (3) training to increase the competence of the community, who will become managers of the village development gallery.As a result, the program received a very good response from the participants consisting of village officials, Village-Owned Enterprises (BUMDes), Family Welfare Development (PKK), MSME actors, and youth organizations (Karang Taruna). It can be seen from (1) their active participation during FGD and training; (2) their participation and volunteerism to donate a small portion of their MSME products to be displayed in the village development gallery; and (3) their willingness to participate in repairing and enhancing the quality of the gallery building, as well as providing the equipment. Furthermore, the trainees have quite high commitment, that can be seen from their enthusiasm in participating in the FGD and two series of full-time training.Based on the results of these activities, this community service  program can (1) increase the knowledge of the Pasir Mukti villagers about the importance of a media/facility as an information center for spatial planning and village development, as well as a medium for promoting village products, education, and public interaction; (2) improve the quality of the human resources of the Pasir Mukti villagers, especially training participants consisting of representatives of village officials, BUMDes, and MSME actors, and (3) build a village development gallery as a new tourist destination in Pasir Mukti Village. Thus, it is hoped that in the long term, this activity can increase the income and welfare of the Pasir Mukti villagers.
KONTRIBUSI CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY (CSR) BAGI PEMBANGUNAN DI KOTA BOGOR WASKITANINGSIH, NOVIDA; MULYAWATI, LILIS SRI; SYAHBAND, MUHAMAD YOGIE; RAHMAWAT, IRA; WIDYANA, IFANNY
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 23, No 1 (2022): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v23i1.5626

Abstract

Pemerintah Kota Bogor menyadari pentingnya pemanfaatan CSR sebagai sumber pembiayaan non-konvensional dengan menetapkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2016 dan Peraturan Walikota Bogor No. 69 Tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi CSR sebagai sumber pembiayaan pembangunan non-konvensional dalam pembangunan Kota Bogor. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut, terdapat dua analisis yang dilakukan, yaitu identifikasi karakteristik CSR dan kontribusinya terhadap pembangunan Kota Bogor. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumen dan wawancara mendalam (indepth interview). Metode analisis data menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif dan kuantitatif dekriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 85 kegiatan CSR pada tahun 2016 dan jumlah tersebut meningkat pada tahun 2020 menjadi 456 kegiatan. Jumlah kegiatan CSR tersebut berasal dari 8 perusahaan pada tahun 2016 dengan total dana sebesar Rp. 1.563.602.550, dan 18 perusahaan dengan total dana Rp. 4.131.009.717 pada tahun 2020 dengan mayoritas perusahaan besar yang bergerak di bidang pelayanan jasa. Masih sedikitnya perusahaan yang melakukan CSR tersebut disebabkan oleh banyaknya perusahaan, terutama perusahaan kecil-menengah, yang tidak melaporkan kegiatan CSR, atau bahkan tidak melaksanakan kegiatan CSR. Jika dilihat dari sebaran lokasi kegiatannya, kegiatan CSR juga masih terkonsentrasi di Kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Tengah. Kegiatan CSR tersebut juga sesuai dengan program di dalam RPJMD dan berkontribusi pada pembangunan Kota Bogor. Pada tahun 2016 terdapat 17 program RPJMD yang didukung oleh kegiatan CSR, dan menjadi 43 program pada tahun 2020. Namun, jika dibandingkan dengan total capaian kinerja program RPJMD, kontribusi kegiatan CSR terhadap RPJMD Kota Bogor masih sangat kecil, yaitu sebesar 0,63% pada tahun 2016 dan 0,43% pada tahun 2020. Nilai tersebut masih jauh dari target kontribusi CSR dalam RPJMD Kota Bogor sebesar 10% pada tahun 2020. Kecilnya kontribusi CSR tersebut disebabkan oleh dua hal, yaitu belum terdatanya semua dana CSR dari perusahaan-perusahaan pelaku CSR, serta besarnya kontribusi tergantung pada capaian kinerja program RPJM yang sesuai dengan kegiatan CSR melalui APBD. Di luar itu, kurangnya sosialisasi peraturan dan mekanisme pelaksanaan CSR oleh Pemerintah Kota Bogor dapat menjadi penyebab utamanya. Meskipun demikian, dapat disimpulkan bahwa CSR sangat potensial menjadi sumber pembiayaan non konvensional di Kota Bogor di masa mendatang apabila peraturan CSR tersosialisasikan dengan baik, pelaksanaan dan hasilnya terdata dengan baik, serta mekanisme pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang ada. Kata kunci: CSR, kontribusi bagi pembangunan, sumber pembiayaan non-konvensional.
Characteristics of Ketapang Urban Aquaculture as a Tourism Destination in Tangerang Regency, Banten Province Yanuadi, Ardiatno; Lilis Sri Mulyawati; Indarti Komala Dewi
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 19 No. 2 (2024)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jpwk.v19i2.4948

Abstract

Abstract. This research is driven by the great potential of tourism in improving the economy and affecting social and environmental aspects in Ketapang Urban Aquaculture (KUA). Although, the number of tourists tends to decrease. Therefore, this study aims to analyze the existing conditions in the main aspects of the 4A (Attractions, Amenities, Accessibility, and Ancillary) and analyze the perception of tourists so that it can be known what aspects need to be improved. The existing condition of KUA was analyzed using the descriptive analysis method, while the perception of tourists was analyzed using the scoring method. Analysis of existing conditions shows that KUA has a unique attraction: a mangrove park integrated with shrimp cultivation areas. KUA has an iconic amenity: the main building is shaped like a horseshoe crab and a Mangrove Plaza. The condition of the road to KUA is quite good and equipped with signposts. Analysis of tourist perception on the aspect of attraction with the highest score (1.97), namely mangrove park attractions, the lowest score (1.24) for mangrove plant education activities. The amenity aspect with the highest score (2.23) is cleanliness, and the lowest score (1.20) is for toilet facilities. The accessibility aspect of the highest score (2.54) is the main gate, and the lowest score (1.36) is the availability of public transportation modes. The ancillary aspect has the highest score (1.77) in management, and the lowest score (1.29) is promotion.
Implementation Of Corporate Social Responsibility (CSR) Policy in Bogor City Waskitaningsih, Novida; Mulyawati, Lilis Sri; Hidayat, Janthy Trilusianthy
Jurnal Impresi Indonesia Vol. 4 No. 9 (2025): Indonesian Impression Journal (JII)
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jii.v4i9.7054

Abstract

Corporate Social Responsibility (CSR) is a source of non-conventional financing that can be used as an alternative for local governments in providing infrastructure and development due to not maximizing regional income. The Bogor City Government realizes the importance of using CSR as a source of non-conventional financing by enacting Regional Regulation no. 6 of 2016 and Bogor Mayor Regulation No. 69 of 2017. This regulation is expected to become the legal basis for the Bogor City Government to establish a mechanism for implementing corporate CSR in an integrated and sustainable manner. Thus, the Bogor City Government can direct the company's CSR programs so that they are aligned with the Bogor City development priority programs. This study aims to determine the implementation of CSR policies in Bogor City. Data collection was carried out through document review and in-depth interviews to then be analyzed using descriptive qualitative analysis techniques. The results of the study show that CSR regulations in Bogor City have not been fully implemented, especially those related to CSR financing, implementation mechanisms, monitoring and control, as well as awarding and administrative sanctions. The regulation, which should have been implemented gradually since 2016, has not yet been socialized optimally to all companies in Bogor City, one of which is due to the COVID-19 pandemic. When associated with the theory of policy implementation, Bogor City already has an organization according to CSR policies, with the establishment of a facilitation team and secretariat, as well as a CSR forum. However, there is not yet a common interpretation of CSR policies, especially among companies, so that the impact on the not yet optimal application of Bogor City's CSR policies. The incompatibility of the implementation of this CSR policy ultimately has an effect on the not maximal contribution of CSR to the development of Bogor City.
Identifikasi Potensi dan Kendala Kawasan Wisata Ketapang Urban Aquaculture Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Jiddan, Muhammad Hamdan; Mulyawati, Lilis Sri; Waskitaningsih, Novida
Jendela Kota: Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Kota Vol. 2 No. 1 (2025): Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jekota.v2i1.100

Abstract

Kawasan Ketapang Urban Aquaculture (KUA) merupakan destinasi wisata berbasis ekowisata yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Program Gerbang Mapan. KUA difungsikan sebagai pemberdayaan masyarakat setempat, ekowisata, budidaya, kuliner, UMKM, jasa, perumahan dan permukiman nelayan serta riset dan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi eksisting, potensi, dan kendala kawasan wisata KUA. Metode yang digunakan adalah kualitatif melalui observasi, wawancara dengan pengelola, dan kuesioner kepada wisatawan dan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KUA memiliki 10 jenis atraksi wisata, 14 amenitas, aksesibilitas yang baik, serta ancillary services seperti media promosi dan pengelolaan oleh PT. Mitra Kerta Raharja. Potensi wisata KUA antara lain: (1) memiliki pemandangan yang indah dan beberapa kegiatan wisata edukatif dan rekreatif; (2) memiliki amenitas yang sangat memadai dan cukup memadai; (3) memiliki akses perjalanan yang mudah dijangkau dengan kondisi jalan yang baik; (4) memiliki akses yang mudah terhadap informasi wisata. Kendala wisata KUA antara lain: (1) kurangnya pemeliharaan fasilitas terkait atraksi; (2) kurang memadainya amenitas; (3) belum tersedianya transportasi khusus pariwisata; (4) mahalnya harga tiket masuk
Analisis Kondisi Eksisting dan Tingkat Partisipasi Masyarakat di Kawasan Wisata Ketapang Urban Aquaculture, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Yanuadi, Ardiatno; Mulyawati, Lilis Sri; Dewi, Indarti Komala
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i9.16348

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh besarnya potensi pariwisata dalam meningkatkan perekonomian dan mempengaruhi aspek sosial dan lingkungan di Kabupaten Tangerang, khususnya melalui pengembangan Budidaya Perairan Perkotaan (KUA) Ketapang sebagai destinasi wisata baru. Meskipun KUA telah menjadi daya tarik wisatawan, namun pengelolaan yang kurang optimal dan minimnya partisipasi masyarakat mengakibatkan kurang dimanfaatkannya sumber daya alam, degradasi lingkungan, dan terbatasnya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi eksisting KUA, kesenjangan supply dan demand, serta tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan KUA. Analisis kondisi eksisting menggunakan data kunjungan wisatawan, peta kawasan, dan dokumen rencana pembangunan yang dikumpulkan melalui wawancara dan survei lapangan. Kesenjangan supply-demand dianalisis menggunakan kuesioner dan metode penilaian pada aspek 4A (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas, dan Ancillary). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek atraksi, gap terbesar terjadi pada aktivitas edukasi tanaman mangrove dengan skor gap sebesar -1,67, sedangkan pada aspek amenitas gap terbesar terdapat pada fasilitas toilet, area kuliner, dan musala. Pada aspek aksesibilitas, rambu-rambu jalan mempunyai gap paling besar dengan skor -1,02. Pada aspek ancillary, promosi mempunyai gap score sebesar -1,58. Aspek-aspek tersebut perlu dibenahi untuk meningkatkan daya tarik kawasan wisata KUA dan menjamin pengalaman pengunjung yang lebih memuaskan. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan dan pengembangan KUA sebagian besar berada pada tingkat terapi, hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan mereka lebih bersifat formal dan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan.