Stunting pada masa anak-anak merupakan indikator dari kesejahteraan dan gambaran dari ketidaksetaraan sosial. Kegagalan pertumbuhan sering kali dimulai sejak masih dalam kandungan dan berlanjut setidaknya selama 2 tahun pertama kehidupan pasca kelahiran. Fakta menunjukkan bahwa Stunting lebih banyak dialami oleh anak dalam keluarga dengan sosial ekonomi rendah, yang berdampak pada keberlanjutan kondisi ekonomi yang kurang dan status kesehatan yang kurang baik di masa yang akan datang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode literature riview. Literature riview berfungsi sebagai sumber, referensi, atau panduan penting bagi peneliti dalam karya akademisnya, dan tidak dapat diabaikan. Hasil dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel yang dapat memungkinkan pembacaan menjadi lebih mudah. Gizi yang tidak mencukupi, terutama pada balita yang mengalami stunting, dapat menghambat perkembangan fisik dan mental mereka. Balita dengan pertumbuhan terhambat memiliki dampak negatif yang berlangsung hingga ke fase kehidupan selanjutnya. Suatu penelitian menunjukkan bahwa tinggi badan yang kurang pada balita sangat erat kaitannya dengan rendahnya prestasi pendidikan dan pendapatan yang minim ketika mereka dewasa. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa keluarga yang hidup dalam kondisi kemiskinan cenderung memiliki tingkat stunting yang lebih tinggi pada anak-anak mereka. Faktor-faktor terkait kemiskinan, seperti akses terbatas terhadap pangan bergizi, layanan kesehatan yang terbatas, dan sanitasi yang buruk, dapat berkontribusi pada kondisi stunting.