Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENENTUAN ALTERNATIF PENANGANAN BANJIR BERBASIS HEC-RAS DI DESA BOJEN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN Taufik, Isvan; Purwanto, Didik; Wardhana, Mochamad Wary; Sari, Resti Meliana; Ch, Ana Nurganah
Journal of Sustainable Civil Engineering (JOSCE) Vol 6 No 02 (2024): JOSCE: Journal of Sustainable Civil Engineering
Publisher : LPPM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/josce.v6i02.3532

Abstract

Banjir yang terjadi di kawasan Desa Bojen adalah peristiwa alam yang sering terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama dan menimbulkan dampak kerugian bagi masayarakat. Curah Hujan yang tinggi dan longsoran yang terjadi di sungai menjadi penyebab utama banjir yang perlu ditangani. Penanganan banjir secara menyeluruh dari hulu ke hilir sungai diperlukan untuk meminimalisir limpasan banjir di wilayah Kawasan Bojen. Tujuan dari kajian ini adalah mencari alternatif penanganann banjir yang sering terjadi di Desa Bojen Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Pemodelan genangan banjir dilakukan dengan menggunakan simulasi model HEC-RAS ID dan 2D dengan menggunakan debit banjir kala ulang 25 Tahun dari metode HSS SCS. DAS. Sungai yang dimodelkan dalam DAS Cilatak ini adalah Sungai Cilatak, Sungai Cikada dan Sungai Cikalen Leutik. Beberapa alternatif penanganan yang dapat dilakukan adalah normalisasi dasar sungai, pelebaran sungai, pembuatan kolam tampungan, dan pembuatan tanggul sungai. Dengan menggabungkan semua alternatif penanganan dapat menanggulangi limpasan banjir Sungai Cilatak pada bagian hulu sepenuhnya, menurunkan limpasan banjirsetinggi 0,28 m di tengah dan 0,77 m di hilir. Hasil pemodelan Sungai Cikada, kombinasi semua alternatif penanganan menurunkan limpasan banjir Sungai Cikada setinggi 0,5 m di Hulu, 0,43 m di tengah dan menghilangkan limpasan banjir sepenuhnya di hilir. Hasil Pemodelan di Sungai Cikalen leutik dengan kombinasi semua alternatif hasilnya dapat menghilangkan limpasan banjir sepenuhnya di bagian hulu dan tengah sungai serta dapat menurunkan tinggi banjir setinggi 0,6 meter di hilir sungai.
Analisis Ketersediaan Air dan Kapasitas Tampungan Situ Cikande dan Ciherang Kabupaten Serang Marzan, Arlan; Taufik, Isvan; Wardhana, Mochamad Wary; Sari, Resti Meliana
JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH) Vol. 8 No. 1 (2024): Oktober 2024
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jaur.v8i1.12819

Abstract

Water resources are currently one of the needs that are increasing due to the increase in population and the development of the industrial sector. This causes an imbalance in meeting water and raw water needs in the agricultural industry. Situ Ciherang and Cikande is one of the lakes in Serang Regency which functions as a water catchment conservation area useful for utilizing the water around it. Therefore, it is necessary to analyze the availability of discharge and the volume of storage that Situ Ciherang and Cikande can accommodate. This research aims to analyze the mainstay discharge of Situ Ciherang and Cikande and analyze the storage capacity for the Situ Ciherang and Cikande areas. The data needed in this study are monthly rainfall data and topographic measurement results. The analysis used is rainfall analysis using the algebraic average method, and water availability analysis using DR model analysis. F.J. Mock, and in situ storage analysis. The analysis results show that the water availability of Situ Ciherang and Cikande is 4,902 m3/sec in the rainy season and 0.42 m3/sec in the dry season, for the storage capacity of Situ Ciherang and Cikande is 133,143 m3 with an elevation of +43.00.  
Penentuan Lokasi Pengembangan Tambak di Provinsi Banten Berdasarkan Analisis Geospasial dan Analytical Hierarchy Process Taufik, Isvan; Purwanto, Didik; Wardhana, Mochamad Wary; Sari, Resti Meliana
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 21 No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/jirs.v21i2.1437

Abstract

Sumber daya perikanan yang besar di wilayah pesisir dan lautan Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan karena berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi masyarakat serta mampu menopang perekonomian Indonesia. Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi yang sangat berpotensi untuk pengembangan budidaya perikanan, terutama budidaya air payau dikarenakan Provinsi Banten memiliki panjang garis pantai 964,307 km, 37 kecamatan pesisir, serta 133 desa pesisir dan 81 pulau-pulau kecil. Sistem budidaya perikanan air payau di Provinsi Banten yang efektif sebagian besar menggunakan sistem tambak. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2015 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi, terdapat sebanyak 55 Daerah Irigasi Tambak (DIT) yang ada di Provinsi Banten yang terdiri dari 1 DIT kewenangan provinsi dan 54 DIT kewenangan Kab/Kota dengan total luasan sebesar 14.279 Ha. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui survey lapangan pada kabupaten/kota di Provinsi Banten yang daerahnya terdapat kawasan irigasi tambak dan pengumpulan data sekunder melalui kajian pustaka. Metode analisis untuk menentukan sebaran lokasi dan memutakhirkan delineasi tambak menggunakan analisis geospasial, sedangkan metode analisis yang untuk penentuan lokasi tambak potensial menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian diperoleh skor tertinggi adalah DIT Mekarsari di Kecamatan Panimbang dengan nilai 6,75 yang berarti bahwa pengembangan tambak yang paling potensial berada pada DIT Mekarsari di Desa Mekarsari Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang.
Pengembangan Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) II Provinsi Banten Berdasarkan Identifikasi Lokasi Potensial Marzan, Arlan; Taufik, Isvan; Hidayat, Rahmat; Regen; Sari, Resti Meliana
Arsir: Jurnal Arsitektur Vol 8 No 2 (2024): Arsir
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v8i2.169

Abstract

To accelerate regional development in Banten Province, especially in the Development Work Area (WKP) II, which includes Serang City, Cilegon City, and Serang Regency, one of the efforts that needs to be made is to accelerate development in the Provincial Strategic Area (KSP). However, this will affect how much space is needed for activities, so it is necessary to control the area. One way to do this is through the arrangement of buildings and the environment. In determining the area to be developed, studies are needed to obtain potential locations so that they can be directed to buildings and environments that are expected to control the development of the area as well as maintain sustainable development. The purpose of this study is to identify potential locations and provide direction for building and environmental arrangements in potential locations at the KSP in WKP II. Data collection methods include desk study and survey methods, data processing with overlay analysis methods, and qualitative descriptive analysis. This research resulted in potential locations to be developed in KSP at WKP II, which include Serang City Veteran Road Corridor, Anyer Urban Area, the area around Situ Rawa Arum Cilegon City, Old Banten Site Area, KP3B Surrounding Area, Cikeusal Toll Opening Corridor, and Kopo Residential Area.
KAJIAN HIDROLOGI DAN ANALISIS DEBIT BANJIR RANCANGAN SUNGAI CILATAK PADA DAS CILATAK KABUPATEN PANDEGLANG TAUFIK, ISVAN; PURWANTO, DIDIK; WARDHANA, MOCHAMAD WARY; SARI, RESTI MELIANA
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 25, No 2 (2024): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik Unpak
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v25i2.11090

Abstract

Sungai Cilatak merupakan salah satu sungai dalam Wilayah Sungai Ciliman-Cibungur dengan panjang ±24 km dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) ±53,12 km² yang melintasi wilayah Kabupaten Pandeglang salah satunya Kawasan Bojen, Kecamatan Sobang. Permasalahan utama di Kawasan Bojen adalah masalah konservasi dan pengendalian daya rusak air, salah satunya banjir yang disebabkan kondisi DAS terkait dengan morfologi sungai Cilatak. Curah hujan rancangan dihitung melalui analisis frekuensi metode Log Pearson III. Analisis debit banjir rancangan kala ulang tertentu menggunakan metode SCS dan diperkirakan melalui model HEC-HMS untuk mengetahui kapasitas tampung Sungai dan area genangan banjir yang dimodelkan melalui HEC-RAS. Hasil model menunjukkan kapasitas Sungai Cilatak adalah 28,3 m3/s yang setara dengan debit banjir rancangan kala ulang 1 tahun. Apabila terjadi debit banjir kala ulang 2 tahun (Q2th), terjadi genangan di sekitar sungai dengan total luas area genangan adalah 541,74 Ha sedangkan pada skenario Q25th, total luas area genangan meningkat 37,8% dari kondisi eksisting Q2th yaitu seluas 744,25 Ha. Kata Kunci: Banjir; Sungai Cilatak; HEC-HMS; HEC-RAS ABSTRACT The Cilatak River is one of the rivers in the Ciliman-Cibungur River Basin with a length of ±24 km with a River Basin Area (DAS) of ±53.12 km² which crosses the Pandeglang Regency area, one of which is the Bojen Area. The main problem in the Bojen Area is the conservation and control of water damage, one of which is flooding caused by watershed conditions related to the morphology of the Cilatak River. Design rainfall is calculated using the Log Pearson III method frequency analysis. Analysis of the design flood discharge for a certain return period uses the SCS method and is estimated using the HEC-HMS model to determine the river's capacity and flood inundation area modeled through HEC-RAS. The model results show that the capacity of the Cilatak River is 28.3 m3/s which is equivalent to the design flood discharge for a return period of 1 year. If a flood discharge occurs during the 2-year return period (Q2th), there will be inundation around the river with a total inundation area of 541.74 Ha, while in the Q25th scenario, the total inundation area increases by 37.8% from the existing Q2th conditions, which is 744.25 Ha. Keywords: Flood; Cilatak River; HEC-HMS; HEC-RAS
STUDI KELAYAKAN TEKNIS LOKASI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH REGIONAL CILELES KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN MARZAN, ARLAN; TAUFIK, ISVAN; HIDAYAT, RAHMAT; NUGRAHA, WINDU IWAN; SARI, RESTI MELIANA
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 25, No 2 (2024): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik Unpak
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v25i2.11084

Abstract

Sistem pengelolaan sampah yang belum efisien dapat menjadi salah satu pencemaran lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat, kapasitas TPA eksisting di Provinsi Banten umumnya sudah tidak optimal dalam menampung timbulan sampah yang diproduksi yaitu 1,5 juta ton pertahun dan berada di urutan ke-5 nasional, sehingga perlu dicarikan solusi seperti pengembangan lokasi TPA eksisting atau mencari lokasi baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi yang sesuai untuk menjadi lokasi Pembangunan TPA Sampah Regional Cileles, serta untuk mengetahui tingkat kelayakannya TPA tersebut, dilakukan menggunakan metode observasi melalui survey lapangan dan instansional dan dianalisis dengan metode skoring, buffering dan overlay menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG). Adapun hasil penelitian ini diketahui bahwa Lokasi 1 dinyatakan sesuai dan LAYAK secara teknis untuk dikembangkan menjadi TPA Sampah Regional di Kecamatan Cileles Kabupaten Lebak, dengan kapasitas lahan sebesar 186,04 Ha atau lebih besar dari kebutuhan lahan TPA yang diperlukan untuk menampung produksi sampah di WKP III sampai dengan Tahun 2042. Lokasi tersebut berada pada Kawasan Hutan Produksi (KHP) milik Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banten, hal ini sesuai dengan tujuan Peraturan Gubernur Banten Nomor 23 Tahun 2022, yaitu untuk meningkatkan koordinasi dan kerja sama antara pemerintah Provinsi dan kemitraan dengan dunia usaha, salah satunya melalui penggunaan tanah Perum Perhutani. Dikarenakan rencana lokasi tersebut berada pada KPH maka perlu memperoleh persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta mengikuti ketentuan perundang-undangan terkait pemanfaatan hutan untuk kepentingan umum. Kata Kunci: Kawasan Hutan Produksi; Kelayakan Lokasi; Pengelolaan Sampah; TPA ABSTRACT An inefficient waste management system can be one of the environmental pollutants that can interfere with public health. The capacity of existing landfills in Banten Province is generally not optimal in accommodating the generation of waste produced, which is 1.5 million tons per year and is in 5th place nationally, so it is necessary to find solutions such as developing existing landfill locations or finding new locations. This study aims to identify a suitable location to be the location for the Development of the Cileles Regional Waste Landfill, as well as to determine the level of feasibility of the landfill, carried out using observation methods through field and institutional surveys and analyzed by scoring, buffering, and overlay methods using the Geographic Information System (GIS). The results of this study are known that Location 1 is declared suitable and technically FEASIBLE to be developed into a regional waste landfill in Cileles District, Lebak Regency, with a land capacity of 186.04 ha or greater than the landfill land needs needed to accommodate waste production in WKP III until 2042. The location is in the Production Forest Area (KHP) owned by Perum Perhutani Forest Stakeholders Unit (KPH) Banten; this is in accordance with the mandate of Banten Governor Regulation Number 23 of 2022, namely to carry out a strategy to strengthen coordination and cooperation between the Provincial Government and partnerships with the business world, one of which is through the use of Perum Perhutani's land. Because the location plan is in the Production Forest Area (KHP), it is necessary to obtain approval from the Ministry of Environment and Forestry and follow the provisions of the law related to the use of forests for the public interest. Keywords: Production Forest Area; Location Feasibility; Waste Management; Landfill