MASTORY, BAGUS
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Social Society

Dinamika Sosial di Perbatasan: Adaptasi Masyarakat Sebatik dalam Arus Urbanisasi Mastory, Bagus; Kamaruddin, Syamsu A; Awaru, A. Octamaya Tenri
Journal Social Society Vol. 5 No. 1 (2025): Januari - Juni 2025
Publisher : Pustaka Digital Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54065/jss.5.1.2025.612

Abstract

Urgensi penelitian ini terletak pada perlunya memahami bagaimana masyarakat perbatasan beradaptasi secara sosial dalam konteks keterbatasan institusional, perubahan demografis, serta tekanan ekonomi dan identitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk adaptasi sosial yang berkembang di luar kerangka formal negara, serta memahami strategi warga dalam membangun kehidupan sehari-hari di tengah keterhubungan transnasional. Metode yang digunakan yaitu kualitatif melalui analisis tematik terhadap data sekunder berupa statistik kependudukan, laporan pemerintah, dan literatur akademik, studi ini mengulas empat dinamika utama: adaptasi terhadap pergeseran demografis, relasi sosial antar-etnis, praktik ekonomi dengan penggunaan dua mata uang (rupiah dan ringgit), serta perdagangan lintas batas yang bersifat informal. Temuan menunjukkan bahwa masyarakat Sebatik membangun praktik adaptasi sosial yang bersifat fungsional dan situasional melalui agensi informal, jejaring sosial, dan strategi pragmatis, bukan melalui integrasi formal negara. Dengan menggunakan kerangka borderland theory, everyday bordering, dan peripheral urbanization, studi ini menegaskan bahwa ruang perbatasan merupakan arena sosial yang dinamis, di mana identitas, ekonomi, dan keberadaan dinegosiasikan secara terus-menerus oleh warganya. Artikel ini memberikan kontribusi penting bagi kajian sosiologi perbatasan, dengan menunjukkan bahwa keberagaman dan fleksibilitas bukan sekadar konsekuensi dari posisi geografis, tetapi justru menjadi modal sosial utama dalam membangun ketahanan masyarakat perbatasan di tengah perubahan struktural yang cepat.