Jumlah penduduk di Kota Gorontalo terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, ini berlawanan dengan ketersediaan lahan yang semakin terbatas, yang menghasilkan pemukiman yang padat di beberapa bagian Kota Gorontalo, seperti di Kelurahan Biawu, Kecamatan Kota Selatan. Salah satu solusi untuk mengatasi situasi ini adalah dengan menciptakan konsep Kampung Vertikal. Ini dianggap sebagai salah satu cara untuk mengakomodasi pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan harga tanah yang terus melonjak. Ini bisa menjadi alternatif bagi warga dengan ekonomi yang tidak stabil atau masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki tempat tinggal yang layak. Selain itu, tingkat kepadatan pemukiman di Kota Gorontalo juga mengakibatkan kurangnya area terbuka hijau dalam perkotaan. Penerapan prinsip arsitektur berbasis perilaku dalam desain bangunan kampung vertikal diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan gaya hidup para penghuninya. Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan ini adalah melakukan observasi lapangan dengan langsung mengamati kondisi eksisting seluruh wilayah yang akan diteliti, pengumpulan data primer yang dilakukan dengan metode wawancara masyarakat yang akan menjadi calon penghuni, sedangkan pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan metode studi literatur dengan menjelaskan latar belakang kampung vertikal, data iklim setempat dan identifikasi kondisi tapak yang akan menjadi lokasi perancangan. Hasil laporan yang diharapkan berupa konsep perancangan model kampung vertikal, dengan mempertimbangkan ruang-ruang tertentu untuk kebutuhan masyarakat seperti masjid, taman RTH, dan ruang publik untuk area sosial dan perdagangan. serta penerapann tema Arsitektur Perilaku pada rancangan Kampung Vertikal. Kata kunci: Kampung, Vertikal, lahan, Pemukiman, Perilaku