Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KONSEP ARSITEKTUR EKOLOGI PADA PERANCANGAN BUMI PERKEMAHAN PRAMUKA BOTUPINGGE DI GORONTALO Nurcahyo, Bagas Dwi; Heryati, Heryati; Abdul, Nurnaningsih Nico
JAMBURA Journal of Architecture Vol 6, No 1 (2024): JJoA : Juni 2024
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v6i1.21356

Abstract

The Scout Movement is a scouting organization that is officially recognized by the government and is tasked with shaping the character of Indonesia's young generation. Kwartir Daerah Gorontalo (Kwarda Gorontalo) is a Scout Movement organization at the Gorontalo Province level which until now Kwarda Gorontalo is actively carrying out scouting activities and has hosted national camps, but Kwarda Gorontalo does not yet have a permanent camping ground. Therefore, it is necessary to design a Scout Campground in Gorontalo as an educational campus for Scout members.In the Scout Movement there are moral values related to the environment, namely love for nature and compassion for fellow human beings, if it is related to the field of Architecture, the science that studies the relationship between humans and nature, namely Ecological Architecture.The research method used in this design is descriptive qualitative method. Primary data collection was carried out by direct observation (observation), as well as interviews with related parties, while secondary data collection was carried out using literature study methods, book references, journals or theses, as well as through internet media. The result of the design is a complete campground building with facilities to support various kinds of scouting activities. The principles of ecological architecture in the form of minimizing land damage and minimizing energy use, are applied to the arrangement of the site and the shape of the building. The site is laid out by maintaining the existing potential, the shape of the building uses the principles of ecological architecture by applying a form that is in harmony with the Gorontalo traditional house and camping tents. Gerakan Pramuka merupakan organisasi kepanduan yang resmi diakui oleh pemerintah dan diberi tugas untuk membentuk karakter generasi kaum muda Indonesia. Kwartir Daerah Gorontalo  (Kwarda Gorontalo) merupakan organisasi Gerakan Pramuka di tingkat Provinsi Gorontalo yang sampai saat ini Kwarda Gorontalo aktif melaksanakan kegiatan kepramukaan dan pernah menjadi tuan rumah perkemahan nasional, namun Kwarda Gorontalo belum memiliki Bumi Perkemahan tetap. Oleh sebab itu, diperlukan rancangan bumi perkemahan Pramuka di Gorontalo Sebagai kampus pendidikan anggota pramuka. Pada Gerakan Pramuka terdapat nilai-nilai moral yang berkaitan dengan lingkungan yakni cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, jika dikaitkan pada bidang Arsitektur, ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dan alam yakni Arsitektur Ekologi. Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung (observasi), serta wawancara dengan pihak terkait, sementara itu pengumpulan data sekunder dilakukan dengan metode studi literatur, referensi buku, jurnal atau skripsi, serta melalui media internet. Hasil perancangan berupa bangunan bumi perkemahan yang lengkap dengan fasilitas untuk menunjang berbagai macam kegiatan kepramukaan. Prinsip-prinsip arsitektur ekologi berupa meminimalisir kerusakan lahan dan meminimalisir penggunaan energi, diterapkan pada penataan site dan bentuk bangunan. Site ditata dengan mempertahankan potensi yang ada, bentuk bangunan menggunakan prinsip-prinsip arsitektur ekologi dengan menerapkan bentuk yang selaras dengan rumah adat Gorontalo dan tenda perkemahan.
PENERAPAN ARSITEKTUR ANALOGI PADA PERANCANGAN SEKOLAH TINGGI SENI MUSIK DI GORONTALO Husain, Mario; Heryati, Heryati; Abdul, Nurnaningsih Nico
JAMBURA Journal of Architecture Vol 6, No 1 (2024): JJoA : Juni 2024
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v6i1.21656

Abstract

Numerous musical enthusiasts in Gorontalo would like to further their education; however, they have to face the fact that educational facility does not exist in their area. There is no music art high school in Gorontalo that was created to accommodate prospective students who wish to continue their education in the music field. Those music enthusiasts study through independent learning, private course, or social media such a YouTube, Instagram, Facebook, and others online media. Therefore, music is one field that needs to be developed and facilitated in Gorontalo. Further, the data were collected through interviews, direct observation, and literature studies. The data is then processed into a design concept that uses an analogy as its approach. This design concept was then used to guide the College of Music Arts building in Gorontalo.Banyak peminat musik di Gorontalo yang ingin melanjutkan ilmu bermusiknya masih dihadapkan dengan fakta bahwa tempat untuk menimba ilmu yang mereka minati ternyata tidak ada di daerahnya. Di Gorontalo sendiri belum terdapat sekolah tinggi seni musik yang dibuat untuk dapat menampung minat calon mahasiswa di Gorontalo yang ingin melanjutkan ilmunya di bidang bermusik. Rata-rata dari mereka yang memiliki minat terhadap musik, belajar secara mandiri melalui kursus privat ataupun hanya melalui media internet seperti YouTube, Instagram, Facebook dan media online lainnya. Oleh karena itu, musik menjadi salah satu bidang yang perlu dikembangkan dan difasilitasi di Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tiga cara pengumpulan data yakni, Wawancara, Observasi Langsung, dan Studi Literatur. Melalui tahapan pendekatan dengan mengumpulkan data-data yang ada, kemudian mengungkapkan masalah yang didapati dan membuat tujuan perancangannya sekaligus menyusun teori-teori yang bisa mendukung pada saat perancangan. Hasil yang didapat melalui analisis diolah menjadi sebuah konsep perancangan dengan menggunakan analogi sebagai pendekatannya. Konsep perancangan ini untuk kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam merancang bangunan Sekolah Tinggi Seni Musik di Gorontalo.
PERANCANGAN PERMUKIMAN NELAYAN DI DUSUN POLULUWA DESA BILUNGALA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU Abdullah, Amalia; Heryati; Abdul, Nurnaningsih Nico
Journal Of Building Architecture Vol. 2 No. 1 (2024): JOURNAL OF BUILDING ARCHITECTURE (APRIL)
Publisher : Program Vokasi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56190/jba.v2i1.26

Abstract

Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Gorontalo, memiliki wilayah yang langsung berbatasan dengan garis pantai, salah satunya di Dusun Poluluwa Desa Bilungala. Sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan. Beberapa sarana dan prasarana dalam kawasan permukiman tersebut belum memenuhi standar, antara lain belum adanya fasilitas untuk kebutuhan nelayan berupa tambatan perahu, pasar yang masih belum dikelola dengan baik, belum ada gedung untuk menyimpan dan mengolah ikan hasil tangkapan, sirkulasi jalan yang belum maksimal, serta belum adanya area bersosialisasi antar masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang permukiman nelayan di Dusun Poluluwa agar dapat memberikan tempat yang nyaman bagi nelayan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan datanya dilakukan dengan cara observasi lapangan, wawancara dan mengamati perilaku masyarakat nelayan, serta menganalisis aspek-aspek lain yang dibutuhkan sehingga sesuai dengan kriteria perancangan yang diharapkan. Hasil desain berupa rancangan permukiman nelayan beserta sarana dan prasarana penunjangnya dengan menggunakan pendekatan Arsitektur Perilaku.
Pemberdayaan UMKM Olahan Hasil Laut Sebagai Penguatan Ekonomi Masyarakat Lokal di Desa Tihu Kabupaten Bone Bolango Abdul, Nurnaningsih Nico; Hatta, Asta Juliarman; Fitriani, Dara; Mahanggi, Rizal
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 14, No 1 (2025): Jurnal Sibermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v14i1.29260

Abstract

Desa Tihu, Kecamatan Bone Pantai, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, merupakan salah satu desa yang memiliki potensi hasil laut melimpah, namun olahan hasil lautnya masih terbatas dan belum dikembangkan secara optimal. Keterbatasan akses pasar, kurangnya diversifikasi produk, dan minimnya keterampilan pengolahan hasil laut menjadi kendala utama masyarakat. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dilaksanakan oleh UNG berusaha melahirkan program-program pemberdayaan masyarakat untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis potensi daerah. Melalui metode pelaksanaan pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat desa secara aktif pada setiap tahap kegiatannya, diberikan pelatihan dan pendampingan kepada Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) masyarakat desa Tihu agar dapat meningkatkan olahan hasil lautnya untuk dapat bersaing di pasar lokal maupun lintas wilayah. Kegiatan ini meliputi teknik pengolahan bahan, teknik pengemasan, hingga strategi pemasaran beberapa produk olahan seperti sambal ikan teri, acar ikan, dan cireng isi ikan cakalang. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan, tetapi juga mendorong kemandirian masyarakat dalam mengelola potensi lokal sehingga tidak hanya memberikan dampak ekonomi jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi untuk keberlanjutan ekonomi masyarakat.
Pengembangan UMKM Desa Lopo Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Teluk Tomini Abdul, Nurnaningsih Nico; Mutmainnah, Nur; Saputra, Wahyu
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 13, No 3 (2024): Jurnal Sibermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v13i3.18702

Abstract

The UNG Architectural Engineering Department supports UNG's big program which is committed to realizing the development of Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) in the coastal area of Tomini Bay through the Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) activity program integrated with KKN through one of its programs increasing economic independence through the development of UMKM. The implementation method is done by collecting data, analysis, and realization. UMKM in desa Lopo did not develop well due to capital and marketing problems which were classified into three types of UMKM products: Kue Bilibidu, Kue Dumalo, dan Abon Ikan. To maximize its development with promotion and marketing; make an attractive product packaging logo, make a video, then promote it to the product on social media and spread marketing to several places outside desa Lopo. It is hoped that the public can give birth to further innovations and get brand protection by registering Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
PERANCANGAN COWORKING SPACE DI KOTA GORONTALO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MIDCENTURY MODERN Rahim, Juniar Putri salsabillah; Abdul, Nurnaningsih Nico; Djailani, Zuhriati A.
JAMBURA Journal of Architecture Vol 7, No 1 (2025): JJoA : Juni 2025
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v7i1.29578

Abstract

Coworking Space adalah konsep ruang kerja bersama yang memberikan fleksibilitas dalam penggunaan ruang, mendukung kolaborasi antarindividu dan kelompok. Ini merupakan alternatif ekonomis terhadap sewa ruang di gedung perkantoran, cocok bagi industri kreatif seperti startup, mahasiswa, dan pekerja freelance. Kehadirannya menawarkan fasilitas seperti High Speed Internet, perpustakaan, loker pribadi, printing, copy, dan mini kafe. Di Gorontalo, generasi muda dan orang dewasa aktif mencari ruang kerja di luar rumah untuk aktivitas belajar, bekerja, dan mencari suasana baru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui studi lapangan, studi banding, dan wawancara langsung dengan narasumber. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), laporan, dan jurnal. Analisis data ini memberikan alternatif solusi yang digunakan untuk merumuskan konsep perancangan berdasarkan prinsip-prinsip perancangan yang didasarkan pada literatur dan studi banding. Rumusan konsep perancangan meliputi gaya arsitektur mid-century modern dengan fokus pada integrasi ruang dan fungsi yang fleksibel, bentuk geometri, pencahayaan alami optimal, kenyamanan pengguna, dan kesederhanaan dalam desain untuk kejelasan fungsi. Penggunaan material alami dan kombinasi kontras menjadi elemen penting dalam desain untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, efisien energi, dan produktif bagi pengguna. Hasil dari analisis metode penelitian menghasilkan desain Coworking Space yang mencerminkan gaya arsitektur mid-century modern dan memenuhi kebutuhan pengguna, terutama generasi muda, pelajar, freelancer, dan startup di Gorontalo. 
The Meaning and Values of Pahangga as a Representation of The Identity and Image of Gorontalo City Fitriani, Dara; Hatta, Asta Juliarman; Abdul, Nurnaningsih Nico
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 22, No 2: Juli 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v22i2.8958

Abstract

Gorontalo, a city rich in history and culture, has many elements of traditional architecture that serve as symbols of the identity and cultural heritage of its people. One important element in Gorontalo's traditional architecture is the Pahangga. Although previous research has discussed Gorontalo’s traditional architecture, limited studies have explored how Pahangga can be adapted in contemporary architecture while preserving its symbolic meaning. This study aims to explore the meaning and value of Pahangga as a representation of the identity and image of Gorontalo City. Pahangga, which is an ornament of Gorontalo culture, has a deep history and meaning in local culture. The method used is a descriptive qualitative approach with a semiotic approach, which analyzes signs and symbols to explore the philosophical meaning and cultural values contained in the Pahangga elements. The results of the study show that Pahangga has been used as a decorative element in various public buildings, such as school gates, city parks, and boundary gates. Pahangga not only has a symbolic meaning related to social hierarchy and cultural values, but also plays a role in shaping the identity and visual image of the city. This study concludes that Pahangga has great potential to be strengthened as an element that forms the identity and image of Gorontalo City through wider application to urban elements such as pedestrian paths and landmarks. Thus, the contributions and practical implications are expected to be a guide for city planners such as architects, urban planners, and parties involved in adopting local cultural elements as part of efforts to create inclusive, iconic, and culturally meaningful public spaces amidst city modernization.
PERANCANGAN PASAR DUNGINGI DENGAN PENDEKATAN TROPIS Paramani, Moh. Reynaldi; Abdul, Nurnaningsih Nico; Dunggio, Mohamad Faisal
Journal Of Building Architecture Vol. 3 No. 1 (2025): JOURNAL OF BUILDING ARCHITECTURE (APRIL)
Publisher : Program Vokasi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56190/jba.v3i1.53

Abstract

Keberadaan pasar tradisional memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah dan merupakan salah satu penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup besar. Saat ini kegiatan jual beli pada pasar tradisional meningkat, walaupun keberadaan pasar modern juga menyediakan kebutuhan sehari-hari masyarakat semakin banyak. Salah satu Pasar yang menampung banyak pedagang di area kota Gorontalo adalah Pasar Dungingi. Kondisi pasar pada umumnya sudah tidak layak lagi, nampak dari buruknya tampilan bangunan dikarenakan pasar ini mengalami kebakaran sebanyak 3 kali. Berdasarkan kondisi tersebut, pasar dungingi membutuhkan penanganan yang lebih baik lagi melalui perancangan secara seksama, dan untuk menciptakan bangunan yang bisa beradaptasi dengan kondisi iklim Gorontalo, maka akan di desain dengan tema arsitektur tropis yang fokus pada penyesuaian bangunan pasar terhadap lingkungan dan iklim sekitar, serta berupaya memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. Rancangan bangunan Pasar Dungingi ditujukan untuk penempatan bangunan yang lebih efisien. Selain itu, permasalahan utama adalah ketidaklayakan bangunan setelah mengalami kebakaran, sehingga rancangan ini bertujuan agar bangunan pasar layak digunakan. Sebagai pasar yang banyak menampung pedagang dan pembeli, rancangan ini juga ditujukan agar lahan parkir dapat terealisasikan untuk meminimalisir kemacetan di sekitar Pasar Dungingi. Hasil dari perancangan ini meninjau hal-hal yang spesifik dari bangunan diantaranya yaitu syarat-syarat perencanaan konsep perancangan pasar dungigi yaitu meliputi konsep pengolaan tapak, konsep bentuk dan tampilan bangunan, konsep kelengkapan bangunan, konsep tata ruang dalam, serta konsep tata ruang luar.