Pendahulaun : Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan melanjutkan hingga dua tahun direkomendasikan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi. Meningkatkan produksi ASI dapat dilakukan dengan meningkatkan konsumsi sayuran hijau seperti daun katuk yang mengandung polifenol, steroid, dan komponen kimia berlemak yang merangsang produksi ASI. Tujuan : untuk Mengevaluasi pengaruh pemberian rebusan daun katuk terhadap produksi ASI pada ibu pasca persalinan di Puskesmas Kombos, Kota Manado. Metode : Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen semu (Quasi-experiment), penelitian ini menerapkan metode pretest-posttest satu kelompok dengan total sampel 24 responden, yang dipilih melalui exhaustive sampling. Kriteria inklusi melibatkan ibu post partum dengan rentang waktu 3-14 hari pasca persalinan. Hasil : Analisis menggunakan Uji Paired T-Test menunjukkan peningkatan signifikan produksi ASI setelah pemberian rebusan daun katuk pada semua responden (100%). Nilai P-value yang diperoleh sebesar 0,000, lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0,05, sehingga menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha). Ini menunjukkan bahwa rebusan daun katuk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi ASI pada ibu pasca persalinan di Puskesmas Kombos, Manado pada tahun 2023. Kesimpulan : Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan rebusan daun katuk dapat menjadi bagian dari program Kementerian Kesehatan dalam mendorong praktik pemberian ASI eksklusif serta dalam upaya menurunkan angka stunting. Ibu menyusui dapat dianjurkan untuk mengonsumsi rebusan daun katuk selama 7-14 hari, dengan dosis 400 ml pada pagi dan malam hari, untuk meningkatkan produksi ASI dan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi melalui ASI.