Latar belakang: Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang efektif untuk melindungi anak-anak dari penyakit infeksi. Anak usia 12–23 bulan memerlukan imunisasi wajib seperti campak, gondong, rubela, polio, dan hepatitis B untuk memberikan perlindungan dini. Cakupan imunisasi yang tinggi dapat secara signifikan menekan risiko penularan penyakit, menciptakan kekebalan kelompok, melindungi kelompok rentan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Memahami determinan sosial kesehatan (DSK) sangat penting untuk meningkatkan cakupan imunisasi. Tinjauan literatur ini bertujuan mengeksplorasi pengaruh DSK terhadap cakupan imunisasi pada anak usia 12–23 bulan serta memberikan rekomendasi untuk mengatasi kesenjangan yang ada. Metode: Tinjauan literatur sistematis dilakukan berdasarkan pedoman PRISMA. Studi kuantitatif dari Asia dan Afrika yang diterbitkan antara 2019–2024 dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Basis data utama yang digunakan meliputi Scopus, ScienceDirect, ProQuest, dan Sage Journals, dengan kata kunci seperti "determinant," "social," "demography," "gender," "education," "vaccination," "immunization," dan "child." Artikel yang ditemukan dianalisis dengan mengekstraksi variabel utama, seperti pendidikan ibu, status sosial ekonomi, akses layanan kesehatan, dan cakupan imunisasi, kemudian disintesis untuk mengidentifikasi pola, tren, dan kesenjangan penelitian. Hasil: Dari 113 artikel yang teridentifikasi, empat studi memenuhi kriteria inklusi. Temuan menunjukkan bahwa DSK seperti pendidikan ibu, lokasi geografis, status sosial ekonomi, akses layanan kesehatan, dan kepercayaan agama berperan penting dalam memengaruhi cakupan imunisasi. Anak-anak dari ibu yang berpendidikan dan tinggal di perkotaan lebih cenderung mendapatkan imunisasi lengkap. Sebaliknya, hambatan ditemukan di komunitas terpencil dan berpenghasilan rendah akibat keterbatasan fasilitas kesehatan.. Kesimpulan: DSK seperti pendidikan ibu, status ekonomi, dan lokasi geografis berperan penting dalam memengaruhi cakupan imunisasi anak. Penelitian lanjutan dengan desain longitudinal dan fokus pada aspek DSK di konteks lokal diperlukan untuk mengembangkan intervensi yang spesifik dan efektif. Rekomendasi kebijakan meliputi peningkatan pendidikan ibu, akses layanan kesehatan, dan pendekatan lintas sektor untuk mendukung cakupan imunisasi di Indonesia.