Dibalik fenomena kedai kopi, terdapat toko kopi bersejarah yang masih bertahan hingga sekarang di Kota Bandung. Penelitian terdahulu mengenai urban heritage lebih memfokuskan pelestarian Kawasan Jalan Braga dengan pendekatan arsitektural. Sementara kajian urban heritage pada toko kopi bersejarah dengan pendekatan geografi perilaku belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan karakteristik lokasi dengan karakteristik pengunjung toko kopi bersejarah di Bandung menggunakan pendekatan geografi perilaku dan konsep urban heritage. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods research (MMR) dengan explanatory sequential design. Tahap pertama dilakukan dengan melakukan survey lapang untuk wawancara dengan responden untuk mengetahui karakteristik dan motivasi pengunjung dan melakukan observasi lapang untuk menentukan tipologi karakteristik lokasi toko kopi. Kemudian, tahapan kedua dilakukan melalui in-depth interview dengan informan terkait, untuk mengungkapkan informasi mengenai keragaman karakteristik dan motivasi pengunjung dan elemen urban heritage tangible dan intangible pada masing-masing toko kopi. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan karakteristik lokasi membentuk karakteristik pengunjung yang berbeda. Toko kopi bertipologi otentik serta bersuasana urban heritage kuat memiliki demografi pengunjung lebih beragam dengan motivasi intelektual atau status dan frekuensi kunjungan rendah. Sebaliknya, toko bertipologi non otentik dan tidak bersuana urban heritage kuat memiliki pengunjung dengan motivasi fisik, frekuensi kunjungan tinggi, serta demografi homogen. Kemudian, toko dengan urban heritage berelemen intangible memiliki pengunjung dengan motivasi sosial. Hasil tersebut dapat memandu pelaku bisnis toko kopi legendaris untuk menentukan target pasarnya degan menentukan tipologi toko kopinya dan melihat kecenderungan karakteristik dan motivasi pengunjung yang datang ke tipologi toko kopi tertentu dalam merumuskan strategi dan taktik pemasarannya.