Mujtahidah, Siti Barika
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Values of the Qur'an in the Tradition of Beghanyut Selawat in the Perkumpulan Sholawat Laut Indonesia, Bengkalis Regency, Riau Mujtahidah, Siti Barika; Arni, Jani; Bakar, Abu
An-Nida' Vol 47, No 2 (2023): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/an-nida.v47i2.24741

Abstract

This article discusses the reception of the community towards the tradition of Selawat Benghanyut in the Perkumpulan Sholawat Laut Indonesia in Bengkalis Regency, Riau. The tradition of Selawat is performed by the Bengkalis community with the aim of preserving the village. The people of Bengkalis refer to it as "bele kampung," but now this tradition is known as "Selawat Beghanyut." Selawat Beghanyut is a salawat activity performed on boats. It is called Selawat Beghanyut because it involves floating with boats moving along the river or sea currents. This tradition is interesting to explore further because it contains the values of the Qur'an, conceptually known as the study of the living Qur'an. This field research employs a descriptive-qualitative method with a phenomenological approach. Data collection involves observation, interviews, and documentation. The results of the research indicate that the tradition of Selawat Beghanyut is a cultural behavior resulting from the reception of Muslims towards the Qur'an, especially Surah Al-Ahzab verse 56. This verse contains the command to send blessings upon the Prophet Muhammad (peace be upon him), and this command is implemented by the community in the form of Selawat Beghanyut. Furthermore, the tradition of Selawat Beghanyut also embodies religious and social values. The religious values include constant reminders to worship Allah, have faith in the Prophet, and adhere to the Qur'an. As for the social values, this tradition fosters brotherhood and serves as a platform for fostering relationships among all members of the community. Abstrak: Artikel ini membahas tentang resepsi masyarakat pada tradisi Selawat Benghanyut pada Perkumpulan Sholawat Laut Indonesia di Kabupaten Bengkalis, Riau. Tradisi selawat dilakukan oleh masyarakat Bengkalis bertujuan untuk memelihara kampung. Masyarakat Bengkalis menyebutnya dengan istilah “bele kampung”, namun sekarang tradisi ini dikenal dengan “Selawat Beghanyut”. Selawat Beghanyut adalah suatu kegiatan berselawat yang dilakukan di atas perahu. Dinamakan dengan Selawat Beghanyut karena diambil dari istilah berhanyut dengan perahu yang bergerak mengikuti arus sungai atau laut. Tradisi ini menarik untuk dikaji lebih mendalam karena memuat nilai-nilai Al-Qur’an atau secara konseptual dikenal dengan kajian living Qur’an. Penelitian dengan jenis penelitian lapangan ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Selawat Beghanyut merupakan hasil perilaku kultural dari resepsi umat Islam terhadap Al-Qur’an, khususnya surat Al-Ahzab ayat 56. Ayat tersebut berisi tentang perintah ber-selawat kepada Nabi Muhammad Saw, perintah tersebut diimplementasikan oleh masyarakat dengan bentuk Selawat Beghanyut. Selain itu, tradisi Selawat Beghanyut juga memuat nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai sosial. Nilai keagamaan  yaitu senantiasa mengingatkan untuk selalu beribadah kepada Allah, beriman kepada Nabi, serta agar selalu berpegang kepada Al-Qur’an. Adapun nilai-nilai sosial dalam tradisi ini yaitu memuat nilai persaudaraan serta ajang silahturahmi seluruh anggota masyarakat.
Trasformasi Tarekat Safawiyah: Peran Tasawuf dalam Terbentuknya Dinasti Safawi Mujtahidah, Siti Barika; Yasin, Arbi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dinasti Syafawiyah berawal dari gerakan tarekat yang didirikan oleh Shafi al-Din. (1252-1334). Gerakan tarekat syafawiyah yang diawali dengan tujuan untuk membangun kesalehan bagi para pengikutnya dan melawan para ahli bid’ah, tetapi seiring berjalannya waktu tarekat ini berubah ke gerakan sosial yang berusaha mencari kesalahan para penguasa yang hidup dalam kemewahan dan jauh dari kesalehan seperti yang dilakuan dinasti umayah dan abbasiyah, selain itu kondisi sosial-politik di Persia dan doktrin Syiah yang memotivasi kaum tarekat Syafawiyah sehingga mendorong peralihan gerakan keagamaan tarekat Syafawiyah menjadi gerakan politik keagamaan dengan ajaran Mahadisme dan Imamah dalam Syiah untuk melangsungkan keinginan kekuasaan dan impian politik mereka, sehingga gerakan politik keagamaan menghasilkan pengaruh yang cukup luas di Persia dan puncak kejayaan berhasil membentuk pasukan Qizilbash serta mendirikan dinasti Syafawiyah di Persia dari tahun 1501-1736 M.