Hematoksilin merupakan cat yang dibuat dari bagian pohon Haematoxylum campechianum yang banyak ditemukan negara bagian Campeche di Meksiko. Cat hematoksilin berwarna biru gelap yang dipakai untuk pengecatan rutin jaringan, penggunaan cat ini memiliki kendala seperti biaya pengadaannya yang mahal, penggunaan bahan pewarna yang jarang beresiko merusak bahan dalam penyimpanan yang lama. Berdasarkan permasalahan tersebut, dilakukan penelitian untuk menemukan bahan pengganti cat hematoksilin dengan bahan yang lebih mudah ditemukan di wilayah Indonesia yaitu bunga telang. Bunga telang memiliki nama ilmiah Clitoria ternatea L., merupakan tumbuhan merambat kerabat Fabaceae dan memiliki kandungan antosianin yang dapat dimanfaatan sebagai bahan pengganti hematoksilin dengan dibuat menjadi ekstrak bunga pekat menggunakan metode soxletasi. Hasil ekstrak pekat diencerkan dengan alkohol 70% menjadi 5 variasi konsentrasi (1:1) ekstrak bunga telang 25 ml : Alkohol 70 % 25 ml, konsentrasi (1:2) ekstrak bunga telang 25 ml : Alkohol 70 % 50 ml, konsentrasi (1:3) ekstrak bunga telang 25 ml : Alkohol 70 % 75 ml, konsentrasi (1:4) ekstrak bunga telang 25 ml : Alkohol 70 % 100 ml, dan konsentrasi (1:5) ekstrak bunga telang 25 ml : Alkohol 70 % 125 ml dan masing-masing konsentrasi digunakan untuk mewarnai jaringan organ tubuh manusia. Jaringan yang telah diwarnai diamati karakteristiknya dan diberi skor nilai dengan skala interval 1-4, skor penilaian dianalisis dengan Uji SPSS Kruskall Wallis. Hasil analisis didapatkan nilai Asymp. Sig 0,014 dan disimpulkan bahwa ekstrak bunga berpotensi menjadi pengganti hematoksilin dalam pewarnaan rutin jaringan dan mampu mewarnai nukleus dengan cukup baik.