Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

IDENTIFIKASI TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTH (STH) PADA KUKU TANGAN PETANI DI KALURAHAN SIDOLUHUR KABUPATEN SLEMAN putri apriani, Yolanda; Nailufar, Yuyun
Jurnal Mitra Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2024): Jurnal Mitra Kesehatan
Publisher : STIKes Mitra Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47522/jmk.v6i2.344

Abstract

Pendahuluan : Salah satu jenis cacing yang dapat menginfeksi manusia adalah cacing parasit yang ditularkan melalui tanah (STH), yaitu cacing nematoda yang masuk ke dalam tubuh melalui jalur fekal-oral. Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, dan Strongyloides stercoralis adalah beberapa jenis cacing yang ada. Anemia defisiensi besi, pertumbuhan terhambat, malnutrisi, diare kronis, keterlambatan perkembangan, dan penurunan produktivitas kerja hingga 40% adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat timbul akibat infestasi cacing ini. Bekerja sebagai petani merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko infeksi cacing yang cukup tinggi. Mencangkul, menanam, memupuk, dan memanen hanyalah beberapa dari sekian banyak pekerjaan yang dilakukan oleh petani. Kemungkinan infeksi cacing cukup besar untuk semua pekerjaan ini. Peneliti di Desa Sidoluhur, Kabupaten Sleman tengah memburu telur STH yang hinggap di kuku jari petani setempat. Metode: Metodologi yang digunakan adalah teknik deskriptif-analitis cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta. Sebanyak dua puluh lima sampel petani dipilih secara sengaja sebagai pendekatan sampel penelitian. Sampel kuku petani diendapkan dengan teknik sedimentasi NaOH 0,25% untuk memeriksa telur cacing STH. Hasil: Menurut 25 sampel penelitian, kuku petani tidak mengandung telur cacing STH. Kesimpulan: Menurut kesimpulan penelitian, tidak ditemukan Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus, dan Ancylostoma duodenale dalam telur cacing STH.
Pemberdayaan remaja dalam peningkatan kesehatan melalui program posyandu remaja di Harjobinangun Pakem Sleman Utami, Asih Puji; Nailufar, Yuyun; Faesol, Ahmad; Dewi, Sofie Nornalita; Rohmah, Alfisna Fajru
Hasil Karya 'Aisyiyah untuk Indonesia Vol. 2 No. 2 (2023): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/hayina.2754

Abstract

Dusun Sempol terletak 12 km dari gunung merapi, telah terbentuk organisasi remaja bernama PERSIDAS, yaitu Persatuan Muda Mudi Sempol. Anggota PERSIDAS berkisar antara 30-40 remaja berusia 12-18 tahun. Kegiatan yang telah dilaksanakan, diantaranya adalah menyelenggarakan perayaan hari besar nasional seperti hari kemerdekaan, hari besar islam, dan hari sumpah pemuda. Beberapa permasalahan yang ada dikelompok remaja PERSIDAS adalah merokok dikalangan remaja, tidak ada pemantauan kesehatan secara berkala, adanya beberapa gadis yang mengalami anemia, minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja, kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan NAPZA, gizi, aktifitas fisik, pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan pencegahan kekerasan pada remaja, serta belum adanya kegiatan remaja yang bergerak di bidang Komunikasi Interaktif dan Edukatif (KIE).  Tujuan pengabdian ini adalah pembentukan posyandu remaja, dan memberikan pelatihan pada kader remaja untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang peduli remaja. Metode yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu melakukan pendampingan pada pembentukan posyandu dengan sasaran remaja dengan memberdayakan kelompok remaja PERSIDAS. Program pendampingan tersebut adalah memberikan pelatihan pada kader remaja agar dapat memberikan pelayanan kesehatan peduli remaja, mencakup upaya promotif dan preventif, meningkatkan edukasi tentang kesehatan reproduksi remaja, kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan NAPZA, gizi, aktifitas fisik, pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan pencegahan kekerasan pada remaja, serta menggerakan kegiatan remaja di bidang Komunikasi Interaktif dan Edukatif (KIE). Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut memberikan kontribusi kepada kelompok remaja PERSIDAS, yaitu telah terbentuknya Posyandu Remaja untuk mengontrol kesehatan remaja setiap bulan dan berjalannya kegiatan KIE guna meningkatkan edukasi remaja.
GAMBARAN POLA KEPEKAAN ANTIBIOTIK BAKTERI KLEBSIELLA PNEUMONIAE PENGHASIL EXTENDED SPECTRUM BETA LAKTAMASE DI ICU RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Cinta Rahma, Putri; Widyantara, Aji Bagus; Nailufar, Yuyun
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33216

Abstract

Infeksi Klebsiealla pneumoniae penghasil ESBL bisa menjadi biaya pengobatan bertambah, pasien menjadi lebih lama dirumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi, karakteristik berdasarkan usia, jenis kelamin, jenis spesimen dan pola kepekaan terhadap antibiotik Klebsiealla pneumoniae penghasil ESBL di ICU. Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan pengambilan data sekunder dari hasil data rekam medik pasien terinfeksi bakteri Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL di ruang ICU Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Yogyakarta bulan Januari 2023 – Desember 2023. Sampel pada penelitian yaitu menggunakan sampel urin kateter, darah, sputum, bekas luka yang memenuhi kriteria inklusi. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif non experiment dengan jenis deskriptif observasional menyajikan hasil apa adanya. Hasil: Prevalensi pasien indetifikasi Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL positif sebesar 80,95%. Berdasarkan usia, Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL paling banyak pada lansia 64,7%. Berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada perempuan 55,88. Jenis spesimen, Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL paling banyak didapatkan pada spuntum 64,705%. Berdasarkan pola kepekaan terhadap antibiotik bakteri Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL didapatkan sensitivitas paling banyak pada amikasin 100%, ertapenem 58,82%, meropenem 82,35%, tigecylin 70,58%. resisten terhadap ampisillin 100, ampisillin/sulbaktam 79,41, amokisillin 100%, aztreonam 82,35 ceftazidime 76,47%, trimethoprim/sulfa 67,65%, cefepime 64,71%, ceftriaxone 100%, cefotaxime 100%, siproflokacin 82,35. Kesimpulan: Antibiotik yang sensitivitas yaitu amikasin, ertapenem, meropenem, tigecylin. Sedangkan antibiotik yang resistensi ampisillin, ampisillin/sulbaktam, amokisillin, aztreonam, ceftazidime, trimethoprim/sulfa cefepime ceftriaxone, cefotaxime, siproflokasin.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT PISANG RAJA TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Silfi Rofiyana, Ari; Nailufar, Yuyun; Rahmawati, Yeni
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33301

Abstract

Tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri adalah tanaman pisang, salah satu bagian yang digunakan dari pisang adalah kulitnya. Kandungan senyawa yang terdapat dalam kulit pisang antara lain alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri gram positif maupun negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kulit pisang raja (Musa paradisiaca L) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak kulit pisang raja (Musa paradisiaca L) dengan variasi konsentrasi 10% didapatkan hasil rata-rata 8,6 mm, konsentrasi 20% didaptakan hasil rata-rata 10,4 mm, konsentrasi 40% didapatkan hasil rata-rata 10,8 mm, hasil kontrol positif memiliki rata-rata 33,2 mm, sedangkan hasil kontrol negatif memiliki nilai rata-rata 0 mm. Konsentrasi 10% memiliki zona hambat dalam kategori sedang, konsentrasi 20% dan 40% dikategorikan kuat, kontrol positif dikategorikan sangat kuat sedangkan kontrol negatif tidak ada zona hambat yang terbentuk. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak kulit pisang raja (Musa paradisiaca L) dianalisa menggunakan One Way Anova untuk mengetahui perbandingan yang signifikan. Uji One way Anova pada penelitian ini didapatkan hasil nilai sig. 0,000 (<0,05) yang menunjukkan adanya rata-rata zona hambat yang berbeda pada setiap konsentrasi, perbedaan antar konsentrasi dinyatakan memiliki perbedaan signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit pisang raja (Musa Paradisiaca L) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 10%, 20% dan 40%.
POTENSI EKSTRAK BUNGA TELANG (CLITORIA TERNATEA L.) SEBAGAI PENGGANTI CAT HEMATOKSILIN DALAM PEWARNAAN RUTIN JARINGAN Adiningsih, Rosyidah; Rahmawati, Yeni; Nailufar, Yuyun
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.35535

Abstract

Hematoksilin merupakan cat yang dibuat dari bagian pohon Haematoxylum campechianum yang banyak ditemukan negara bagian Campeche di Meksiko. Cat hematoksilin berwarna biru gelap yang dipakai untuk pengecatan rutin jaringan, penggunaan cat ini memiliki kendala seperti biaya pengadaannya yang mahal, penggunaan bahan pewarna yang jarang beresiko merusak bahan dalam penyimpanan yang lama. Berdasarkan permasalahan tersebut, dilakukan penelitian untuk menemukan bahan pengganti cat hematoksilin dengan bahan yang lebih mudah ditemukan di wilayah Indonesia yaitu bunga telang. Bunga telang memiliki nama ilmiah Clitoria ternatea L.,  merupakan tumbuhan merambat kerabat Fabaceae dan memiliki kandungan antosianin yang dapat dimanfaatan sebagai bahan pengganti hematoksilin dengan dibuat menjadi ekstrak bunga pekat menggunakan metode soxletasi. Hasil ekstrak pekat diencerkan dengan alkohol 70% menjadi 5 variasi konsentrasi (1:1) ekstrak bunga telang 25 ml : Alkohol 70 % 25 ml, konsentrasi (1:2)  ekstrak bunga telang 25 ml : Alkohol 70 % 50 ml, konsentrasi (1:3) ekstrak bunga telang 25 ml : Alkohol 70 % 75 ml, konsentrasi (1:4) ekstrak bunga telang 25 ml : Alkohol 70 % 100 ml, dan konsentrasi (1:5) ekstrak bunga telang 25 ml : Alkohol 70 % 125 ml dan masing-masing konsentrasi digunakan untuk mewarnai jaringan organ tubuh manusia. Jaringan yang telah diwarnai diamati karakteristiknya dan diberi skor nilai dengan skala interval 1-4, skor penilaian dianalisis dengan Uji SPSS Kruskall Wallis. Hasil analisis didapatkan nilai Asymp. Sig 0,014 dan disimpulkan bahwa ekstrak bunga berpotensi menjadi pengganti hematoksilin dalam pewarnaan rutin jaringan dan mampu mewarnai nukleus dengan cukup baik.
DETEKSI DINI PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) PADA PEGAWAI BALAI LAYANAN PERPUSTAKAAN DPAD DIY Nailufar, Yuyun; Putri, Rizky Ramadani Amalia; Fauzan, Arya Hafidh; Permana, Riski Aditya
PEDAMAS (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) Vol. 2 No. 06 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : MEDIA INOVASI PENDIDIKAN DAN PUBLIKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit yang tidak ditularkan penderita ke orang lain, akan tetapi dapat berkembang dan berlangsung dalam waktu yang lama. Penyakit tidak menular memiliki 4 jenis tipe yang utama yaitu penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes. Deteksi dini, kesadaran individu, dan pengobatan yang tepat membuat pengendalian PTM lebih baik. Salah satu cara untuk menghindari PTM adalah dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan mengubah gaya hidup menjadi gaya hidup yang sehat. Deteksi dini serta pengobatan yang tepat dapat mengendalikan PTM agar tidak menimbulkan peningkatan prevalesi PTM. Deteksi dini PTM pada kegiatan pengabdian masyarakat di Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY telah dilaksanakan pada hari Jum’at 15 September 2023. Kegiatan ini diikuti oleh semua pegawai dengan jumlah 78 orang. Kegiatan pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan cara pendataan identitas, memeriksa tinggi badan, tekanan darah, kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol dilanjutkan dengan kolsultasi hasil secara berigilir. Pemeriksaan dilaksanakan dengan menggunakan alat test digital. Berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah, didapatkan nilai tinggi pada pegawai yang mengalami hipotensi. Hasil pemeriksaan kolesterol dan gula darah didapatkan nilai tinggi karena disebabkan mengonsumsi makanan berlemak dan berminyak. Hasil pemeriksaan asam urat didapatkan nilai yang normal. Diharapkan para pegawai dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan bertujuan melakukan deteksi dini PTM.
THE EFFECTIVENESS OF CITRONELLA (Cymbopogon nardus) HAND SANITIZER ESSENTIAL OIL ON THE ABILITY TO INHIBIT Escherichia coli PATHOGENIC BACTERIA: THE EFFECTIVENESS OF CITRONELLA (Cymbopogon nardus) HAND SANITIZER ESSENTIAL OIL ON THE ABILITY TO INHIBIT Escherichia coli PATHOGENIC BACTERIA Wulandari, Siti; Nailufar, Yuyun; Martuti, Sri
Jurnal Mitra Kesehatan Vol. 7 No. 1 (2024): Jurnal Mitra Kesehatan
Publisher : STIKes Mitra Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47522/jmk.v7i1.352

Abstract

Introduction : Hand sanitizer is a hand cleaner that is used as a substitute for washing hands with soap and water. Washing handsproperly and correctly will eliminate bacteria on the palms of the hands, thereby minimizing a person's exposure to diseases such asdiarrhea. Hand sanitizer with additional essential oils is useful in inhibiting bacteria. Bacteria that cause diarrhea include Escherichia coli. This research aims to determine the effectiveness of lemongrass (Cymbopogon nardus) essential oil hand sanitizeron the ability to inhibit the pathogenic bacteria Escherichia coli. Method: This research was a true experimental research. The method stages in this research included refining citronella essential oil, testing the pH of the hand sanitizer, testing the homogeneity of the hand sanitizer, and testing the inhibitory power of the citronella essential oil hand sanitizer against the pathogenic bacteria of Escherichia coli. Result: The research results showed that hand sanitizer has a pH of 6 for each formulation. The homogeneity testing of the hand sanitizer showed a homogeneous composition and no coarse grains were visible. The diameter testing of the inhibition zone showed that the average results from 4 tests were 7.75 mm in formulation I, 10 mm in formulation II, 10.75 mm in formulation III, 11 mm informulation IV, and 14.75 mm in formulation V. Conclusion: Hand sanitizer formulations 1 (negative control) and2 (3%) have inhibition zone results that are classified as intermediate, which indicates that the preparation is less effective in inhibiting Escherichia coli bacteria. While formulation 3 (6%), 4 ( 9%), and 5 (positive control) had inhibition zone results that were classified as sensitive, indicating that the preparation was effective in inhibiting Escherchia coli bacteria.
Variasi Konsentrasi Neutral Buffer Formalin Pada Proses Fiksasi Jaringan Histologi Ginjal Mencit Kayni, Ika Mareta Nur; Nailufar, Yuyun; Rahmawati, Yeni
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2025): ANAKES: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v11i1.2685

Abstract

Neutral Buffer Formalin 10% is commonly used to fix tissue whose structure will be observed. The observation is carried out to diagnose the disease. Poor fixation results will affect further tissue processing. The right concentration and fixation time will also produce quality tissue preparations and the right diagnosis. This study determined the quality of the hematoxylin-eosin staining results in the mouse kidney fixation process with variations in NBF concentrations of 5%, 10%, 15%, and 20%. This research method is observational by fixing the mouse kidney organ in NBF with concentrations of 5%, 10%, 15%, and 20% for 24 hours at room temperature. The results of the study are in the form of scores, which are then processed using the Kruskal-Wallis Test. Based on the total scoring results, NBF 10% is the best concentration. The result of the Kruskal-Wallis test is p ≤ 0.05, which means there is a significant difference, and the Posthoc test result is that the NBF concentration of 15% is a concentration that has no significant difference with the control. While NBF 5% and 20% have significant differences from the NBF 10% control. Thus, NBF 10% is the best concentration, and NBF 15% has better assessment results than NBF 5% and 20%. Keywords: Fixation, Neutral Buffer Formalin, Hematoxylin Eosin
The description of syphilis examination results using the immunochromatography method based on gender and age Nailufar, Yuyun; Akas, Sri Ramadhani E; Fauziah, Anis Putri; Novitawati, Novitawati; Oktavia, Margareta Fety
JHeS (Journal of Health Studies) Vol. 9 No. 2 (2025): September
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/jhes.4392

Abstract

Syphilis is a sexually transmitted infection (STI) caused by the bacterium Treponema pallidum. Syphilis screening can be performed using the immunochromatography method. Puskesmas (Primary Health Center) Gondokusuman II, Yogyakarta Municipality, provides syphilis screening facilities using the immunochromatography method. This study aims to describe the results of syphilis screening using the immunochromatography method. This study employed descriptive quantitative. The sample of this study was the results of syphilis screening from January 2024 to June 2025 using the Slovin formula, and obtained results from 81 respondents. Based on this study, the results of syphilis screening were predominantly male aged 20-25 years (64.2%), compared to females (35.8%). A high percentage was found in men of productive age or adulthood. This age group has a high curiosity, so it tends to encourage trying new things. The high reactive results based on the results of the examination indicate the potential for infection to spread in the population. The conclusion shows that syphilis examinations in January 2024-June 2025 using the immunochromatography method were dominated by male gender aged 20-25 years or productive age and adult age.
GAMBARAN INFEKSI TOKSOPLASMOSIS KONGENITAL DI RSUP DR. SARDJITO PROVINSI YOGYAKARTA Fadillah, Rahmah; Putri, Novita Eka; Nailufar, Yuyun
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49311

Abstract

Salah satu aspek patologis yang mempengaruhi Kesehatan kehamilan adalah infeksi Toxoplasma gondii. Toxoplasma gondii yang menyerang wanita hamil dapat membahayakan jika menginfeksi janin. Toksoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang bersifat intraseluler obligat. Toksoplasmosis kongenital terjadi ketika infeksi Toxoplasma gondii ditransmisikan dari ibu hamil yang terinfeksi primer kepada janinnya melalui plasenta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat gambaran infeksi toksoplasmosis kongenital di RSUP Dr. Sardjito Provinsi Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional. Sampel diambil dengan total sampling sebanyak 39 pasien sesuai kriteria inklusi, yaitu bayi dari ibu hamil positif Toxoplasma gondii yang tercatat dalam kurun waktu 2019 – 2023. Pemeriksaan toksoplasmosis kongenital dilakukan dengan dua metode, yaitu ELFA dan ECLIA. Hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito Provinsi Yogyakarta menyatakan bahwa terdapat adanya dampak yang berbeda pada setiap bayi yang terinfeksi Toksoplasmosis kongenital, dimana infeksi ini mayoritas bayi perempuan rentang usia 0-6 bulan dengan dampak klinis terbanyak ialah hidrosefalus. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian khusus pada masyarakat terutama wanita dalam masa kehamilan agar lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatan janin untuk menghindari penularan dari parasit Toxoplasma gondii.