Penyakit infeksi adalah kondisi yang disebabkan oleh mikroba dan menjadi masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia. Beberapa jenis mikroba yang dapat menyebabkan infeksi diantaranya bakteri dan jamur. Pengobatan infeksi jamur dan bakteri sering menggunakan obat sintesis yang dapat menyebabkan efek samping. Selain itu, penggunaan antibiotik untuk infeksi bakteri telah menimbulkan banyak kasus resistensi, sehingga diperlukan alternatif tanaman obat yang berpotensi sebagai antibakteri dan antijamur yakni tanaman wortel. Wortel (Daucus carota L.) merupakan sayuran berumbi berwarna kuning sampe jingga dan juga merupakan tanaman semusim. Wortel diketahui mengandung berbagai senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai agen antimikroba. Pada umbi wortel terdapat kandungan metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, dan saponin yang berguna sebagai antibakteri dan antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antibakteri dan antifungi dari perasan air wortel dan ekstrak etanol umbi wortel. Metode penelitian meliputi tinjauan terhadap jurnal-jurnal terkini yang diambil dari database Google Scholar, dengan fokus pada aktivitas antifungi dan antibakteri pada air perasan dan ekstrak etanol umbi wortel. Hasil analisis menunjukkan bahwa perasan air wortel dengan konsentrasi 10% efektif dalam menghambat Staphylococcus aureus, sedangkan konsentrasi 75% dapat menghambat Candida albicans. Di sisi lain, ekstrak etanol wortel menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi, dengan konsentrasi 5% dan 1% yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur secara signifikan. Dengan demikian, ekstrak etanol umbi wortel lebih efektif sebagai antibakteri dan antifungi dibandingkan dengan perasan air wortel.