Perkembangan globalisasi dan kemajuan teknologi digital membawa perubahan signifikan terhadap pola pikir dan gaya hidup generasi muda, termasuk dalam kepedulian terhadap budaya lokal. Kondisi ini tampak pada menurunnya partisipasi generasi muda dalam tradisi Lamporan di Desa Soneyan, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya keterlibatan generasi muda, mendeskripsikan nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam tradisi Lamporan, serta menganalisis pemanfaatan tradisi tersebut sebagai sarana menumbuhkan kesadaran budaya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya partisipasi generasi muda dipengaruhi oleh teknologi digital, kurangnya pemahaman terhadap makna Lamporan, minimnya inovasi dalam pelaksanaan tradisi, serta melemahnya nilai sosial seperti gotong royong dan kebersamaan. Tradisi Lamporan memuat nilai-nilai sosial dan budaya berupa gotong royong, solidaritas, tanggung jawab sosial, penghormatan terhadap leluhur, religiusitas, serta estetika budaya lokal. Nilai-nilai tersebut relevan dengan tujuan pembelajaran IPS, terutama dalam membentuk karakter sosial dan kesadaran budaya peserta didik. Integrasi Lamporan dalam pembelajaran IPS maupun melalui keterlibatan langsung generasi muda terbukti dapat meningkatkan rasa memiliki, kebanggaan, dan kepedulian terhadap budaya lokal. Dengan demikian, tradisi Lamporan memiliki peran strategis sebagai media edukatif dalam menumbuhkan kesadaran budaya generasi muda di tengah tantangan modernisasi.