Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perubahan Tradisi Hikok Helawang di Era Modern: Peluang dan Tantangan dalam Proses Perubahan Sosial Budaya: (Studi Etnografi di Desa Irat Kecamatan Payung Kabupaten Bangka Selatan) Agustin, Ria; Sulaiman , Aimie; Ramadhani , Tiara
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 6 No. 5 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v6i5.9069

Abstract

Berangkat dari suatu tradisi yang ada di Desa Irat, tradisi ini disebut Hikok Helawang. tradisi ini dilakukan setiap tahunnya oleh masyarakat Desa Irat, tradisi yang masih dilaksanakan dan dipertahankan sampai saat ini meskipun sudah mengalami perubahan. Ketika tradisi masih dilaksanakan atau dipertahankan, berarti tradisi tersebut memiliki daya ikat sosial. Apapun bentuk dari ikatan-ikatan sosial itu selanjutnya dalam kehidupan masyarakat. Dalam konteks inilah kajian-kajian budaya itu menjadi penting, mengingat adanya upaya untuk mempertahankan tradisi di tengah gerusan modernisasi. Perubahan tradisi ini dilatarbelakangi karena adanya goncangan sosial yang dimana dulunya kurang akan interaksi sosial antar masyarakat. Maka dari itu dengan adanya perubahan tradisi diharapkan dapat memperekat ikatan sosial masyarakat dan menciptakan peluang bagi masyarakat untuk berkumpul, berbagi cerita dan memperkuat hubungan antar masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi dalam tradisi Hikok Helawang, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta melihat peluang dan tantangannya dalam proses perubahan sosial budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pendekatan deskriptif analitis dengan desain penelitian studi etnografi. Dalam penentuan subjek informan menggunakan metode snowball sampling. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui wawancara bersama 15 informan, observasi langsung ataupun tidak langsung, dan dokumentasi melalui foto, buku, jurnal, dan dokumen-dokumen yang menunjang penelitian kali ini. Hasil peneitian menunjukkan bahwa perubahan tradisi Hikok Helawang meliputi beberapa hal yaitu 1) Perubahan dalam segi prosesi pelaksanaan tradisi, 2) Perubahan dalam segi isian makanan dalam pelaksanaan tradisi, 3) Perubahan dalam segi tempat wadah untuk membawa makanan dalam pelaksanaan tradisi. Pada dasarnya perubahan terjadi karena adanya sebab, Terdapat faktor penyebab terjadinya perubahan dalam tradisi yang mencakup faktor internal yaitu kesadaran masyarakat dan pola pikir mulai terbuka, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor zaman dan pengaruh dari budaya lain. Dan terdapat peluang dan tantangan dalam proses perubahan sosial budaya yaitu pertama melibatkan generasi muda dalam proses pelaksanaan, memanfaatkan teknologi dan media sosial, sedangkan tantangan adalah kurangnya minat generasi muda penerus sehingga beralihnya perhatian terhadap tradisi, dan menurunnya budidaya usaha pertanian.
Optimalisasi Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat Di Desa Wisata Hutan Kerangas: (Studi Kasus : Geosite Hutan Kerangas, Desa Cendil, Kabupaten Belitung Timur) Mellita; Harahap, Fitri Ramdhani; Ramadhani , Tiara
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 7 No. 2 (2025): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v7i2.10619

Abstract

Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism) atau CBT adalah jenis pariwisata yang memasukan partisipasi masyarakat sebagai unsur utama dalam pariwisata guna mencapai tujuan pariwisata berkelanjutan. Dalam konteks ini, desa wisata tidak hanya berfungsi sebagai tujuan rekreasi, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat juga mendorong terwujudnya partisipasi kemandirian masyarakat desa melalui pengembangan potensi unggulan desa tersebut, perbaikan sarana dan prasarana serta kebutuhan wisatawan untuk memperoleh informasi, penguatan kelembagaan dan pemberdayaaan masyarakatnya agar menjadi lebih optimal kedepannya. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis dinamika struktur sosial dalam pengembangan Desa Wisata Hutan Kerangas, Desa Cendil, Kabupaten Belitung Timur; dan 2) Mengetahui bagaimana bentuk pengembangan masyarakat untuk optimalisasi Desa Wisata Hutan Kerangas, Desa Cendil, Kabupaten Belitung Timur. Penelitian ini dilakukan di Desa Cendil, Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2024. Penelitian ini menggunakan teori strukturasi dari Anthony Giddens dan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui metode wawancara tidak terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terkait dinamika struktur peran Desa Wisata Hutan Kerangas kurang efektif dan kurang terorganisir dikarenakan kurangnya keterlibatan dan partisipasi dari masyarakatnya. Maka dari itu, dinamika struktur sosial dalam pengembangan desa wisata hutan kerangas dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks yaitu partisipasi stakeholders, penggunaan sumber daya lokal, dan pengaturan institusi lokal. Untuk itu dengan adanya tiga aspek tersebut yang saling terkait dan berkontribusi maka pengembangan dan pembangunan desa wisata hutan kerangas akan berkelanjutan dan menguntungkan semua pihak; 2) Selanjutnya, terdapat peran masyarakat lokal sebagai agen dalam pengembangan desa wisata yaitu sebagai perencana, pelaksana, pengelola, dan pemanfaatan/ evaluasi. Keterlibatan agen tentunya tidak lepas dalam hal kerja sama dan berkoordinasi untuk dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengoptimalkan pengembangan desa wisata. Kata Kunci: Optimalisasi, Pariwisata berbasis masyarakat (CBT), Partisipasi, Desa wisata.
Representasi Sosial Dan Nilai Moderasi Beragama Pada Kesenian Barongsai Di Kota Pangkalpinang Violeta , Dea; Sulaiman , Aimie; Ramadhani , Tiara
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 7 No. 12 (2025): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v7i12.12655

Abstract

Penelitian ini menganalisis terkait representasi sosial dan nilai moderasi beragama pada kesenian barongsai yang ada di Kota Pangkalpinang. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1). Mengeksplorasi representasi sosial dan nilai moderasi beragama pada kesenian barongsai di Kota Pangkalpinang, dan 2). Mengeksplorasi upaya untuk mempertahankan eksistensi kesenian barongsai di era modern. Penelitian ini menggunakan teori representasi sosial yang dikemukakan oleh Stuart Hall sebagai pisau analisis penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data yang digunakan, yaitu sumber data primer dan data sekunder. Teknik penentuan informan menggunakan snowball sampling yang memungkinkan adanya responden potensial untuk dihubungi dan diwawancarai sesuai dengan topik penelitian yang diteliti. Teknik pengumpulan data melalui wawancara semi terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Kesenian barongsai telah diterima dan menjadi bagian dari representasi budaya serta telah mengalami diskursus budaya yang mencerminkan moderasi beragama serta telah mengalami perkembangan sekaligus pergeseran makna dari hanya sekedar bagian dari tradisi keagamaan menjadi ekspresi dari adanya keberagaman dan inklusivitas, 2). Terdapat beberapa hal yang menunjukkan bahwa kesenian barongsai telah mempunyai konstruksi makna moderasi beragama, diantaranya pemain barongsai yang berasal dari lintas agama dan budaya, pertunjukkan barongsai tampil di acara lintas budaya dan agama, sering diadakannya perlombaan barongsai, dan berbagai sikap toleransi yang diterapkan dalam interaksi sehari-hari para pemain barongsai, 3). Adapun upaya yang dilakukan untuk terus mempertahankan eksistensi kesenian barongsai di era modern saat ini, diantaranya menumbuhkan motivasi bagi generasi muda agar bisa memunculkan bibit-bibit baru, mengadakan berbagai perlombaan barongsai, melibatkan barongsai dalam berbagai acara pariwisata dan budaya serta mempromosikan kesenian barongsai ini ke media sosial agar tidak tenggelam oleh kemajuan zaman dan bisa menjangkau masyarakat lebih luas. Kata Kunci: Representasi Sosial; Moderasi Beragama; Kesenian Barongsai