Mardianto, Pisdoni
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pertahanan Budaya dan Agama: Upaya Organisasi Gerakan Muslimin Minangkabau di Tengah Tantangan Kristenisasi Mardianto, Pisdoni
Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah Vol. 2 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ishlah.v2i2.347

Abstract

The organization of the Minangkabau Muslim Movement of West Sumatra, established on August 17, 1999, which was spearheaded by H. Rusman Ipon R.S., H. Nurman Agus, H. Muhammad Ma'ad Makkah bin Achin R.B. and Abusammah Siregar This idea emerged based on the increasing Christianization efforts carried out by missionaries against Muslims in West Sumatra, especially starting from the kidnapping case, the apostasy and rape of Wawah that occurred in the city of Padang in 1998. The implementation of this organization carries out various activities related to apostasy such as the case of the disappearance of one of the IAIN Imam Bonjol Padang Postgraduate students on behalf of Mimi who was allegedly run away by Slamet (Aristo), apostasy carried out by two lecturers and two students of Unand Politani Tanjung Pati Lima Puluh Kota in addition to the activities carried out by this organization, namely tabliq akbar, safawi da'wah, seminars, magazine publishing, educating converts and da'i of West Sumatra, establishing the Amil Zakat Institute. This organization, in addition to collaborating with various organizations in Indonesia, also collaborates with Malaysian, Saudi Arabia and London British organizations. Organisasi Gerakan Muslimin Minangkabau Sumatera Barat, berdiri pada tanggal 17 Agustus 1999, yang dipelopori oleh H. Rusman Ipon R.S., H. Nurman Agus, H. Muhammad Ma’ad Makkah bin Achin R.B. dan Abusammah Siregar ide ini muncul didasarkan karena semakin maraknya upaya Kristenisasi yang dilakukan para misionaris terhadap umat Islam di Sumatera Barat, khususnya berawal dari kasus penculikan, pemurtadan dan pemerkosaan terhadap Wawah yang terjadi di kota Padang tahun 1998. Adapun implementasi organisasi ini melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pemurtadan seperti kasus hilangnya salah seorang mahasiswa Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang atas nama Mimi yang diduga dilarikan Slamet (Aristo), pemurtadan yang dilakukan oleh dua orang dosen dan dua orang mahasiswa Unand Politani Tanjung Pati Lima Puluh Kota di samping itu kegiatan yang di lakukan oleh organisasi ini yaitu tabliq akbar, safawi dakwah, seminar-seminar, penerbitan majalah, melakukan pendidikan kepada para mualaf dan da’i Sumatera Barat, mendirikan Lembaga Amil Zakat. Organisasi ini selain menjalin kersama dengan berbagai organisasi di Indonesia juga menjalin kerjasama dengan organisasi Malaysia, Arab Saud dan London Inggris.
Eksistensi Masjid Asasi Terhadap Perkembangan Pendidikan di Pesantren Thawalib Gunung Kota Padang Panjang Beti, Leli Indra; Yahdy, Genta Vebdilla; Mardianto, Pisdoni
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 24 No. 2 (2024): Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/islamika.v24i2.4507

Abstract

The aim of this research is to describe the developments that have occurred at the Thawalib Gunung Islamic Boarding School and the relationship between the Islamic boarding school and the Asasi Mosque in Padang Panjang City. This research is historical research which consists of four stages with steps: heuristics, source criticism, synthesis, and writing. Apart from using archives, this research uses data collected through interviews and observations. The conclusion of the research shows that the Thawalib Gunung Islamic Boarding School was founded on April 21 1921 with the name Islamic Islamic Boarding School, the forerunner to the establishment of this Islamic Boarding School was inseparable from the influence of Surau Asasi which at that time was established in the Gunung area of ​​Padang Panjang City.  Asasi Mosque as a place of education is to provide religious knowledge, especially for the sons and daughters of the Nagari Gunung community. From a mosque, the community wanted the establishment of an Islamic boarding school with the name Pondok Pesantren Thawalib Gunung.  
The Historical Approach in Muhammad Arkoun's Thought: Its Relevance to the Study of Contemporary Islamic Civilization History Nofrianti, Mami; Mardianto, Pisdoni; Fithri, Widia
Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah Vol. 7 No. 2 (2025): Desember (In Press)
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ishlah.v7i2.502

Abstract

This paper discusses the historical approach in Muhammad Arkoun's thinking. It aims to reveal and analyze the historical approach in Muhammad Arkoun's thinking and explain its relevance to the development of contemporary Islamic Civilization History studies. This research stems from concerns about the normative and apologetic tendencies in Islamic historical writing, which necessitate a more contextual and rational critical reading. It uses a qualitative method based on literature study, specifically library research. Data was collected through searching primary and secondary sources in the form of Muhammad Arkoun's works, books, scientific articles, and relevant academic writings. Data analysis was carried out through content analysis in three stages: (1) data reduction, namely selecting and classifying the main concepts in Arkoun's thinking; (2) data presentation, by describing the findings in accordance with the frameworks of historicity, deconstruction, and interdisciplinary approaches; and (3) drawing conclusions, to assess the relevance of Arkoun's thoughts to the study of contemporary Islamic Civilization History. The results of the study show that Arkoun's thinking produced five important findings. First, the concept of textual historicity offers a new paradigm in reading Islam as an evolving socio-cultural construct, rather than a frozen dogma. Second, the deconstruction of classical Islamic historiography opens up space for criticism of ideological historical narratives and opens up opportunities for alternative historical writing from the perspective of marginalized groups. Third, Arkoun integrates the humanities—such as anthropology, linguistics, and philosophy—as the basis for an interdisciplinary approach to the study of Islam. Fourth, his thinking provides a new methodological model for education and research in Islamic Civilization History, namely Islamic history as a reflective discourse that interprets the social and cultural dynamics of the ummah. Fifth, Arkoun's historical approach became an instrument of religious reasoning reform, encouraging a transformation from closed reasoning (la raison close) to open reasoning (la raison ouverte) that is rational, dialogical, and contextual. Thus, the historical approach in Arkoun's thinking is not only a critique of classical Islamic historiography, but also provides a new direction for epistemological, methodological, and paradigmatic renewal in the development of Islamic Civilization History studies in the modern era. Tulisan ini membahas pendekatan sejarah dalam pemikiran Muhammad Arkoun. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap dan menganalisis pendekatan sejarah dalam pemikiran Muhammad Arkoun serta menjelaskan relevansinya bagi pengembangan studi Sejarah Peradaban Islam kontemporer. Penelitian ini berangkat dari kegelisahan atas kecenderungan penulisan sejarah Islam yang normatif dan apologetik, sehingga diperlukan pembacaan kritis yang lebih kontekstual dan rasional. Melalui metode kualitatif berbasis studi literatur, jenis penelitian kepustakaan (library research). Data dikumpulkan melalui penelusuran sumber-sumber primer dan sekunder berupa karya-karya Muhammad Arkoun, buku, artikel ilmiah, dan tulisan-tulisan akademik yang relevan. Analisis data dilakukan melalui analisis isi (content analysis) dengan tiga tahap: (1) reduksi data, yakni memilih dan mengklasifikasi konsep-konsep utama dalam pemikiran Arkoun; (2) penyajian data, dengan menguraikan temuan sesuai kerangka historisitas, dekonstruksi, dan pendekatan interdisipliner; dan (3) penarikan kesimpulan, untuk menilai relevansi pemikiran Arkoun terhadap studi Sejarah Peradaban Islam kontemporer. Hasil kajian menunjukkan bahwa pemikiran Arkoun menghasilkan lima temuan penting. Pertama, konsep historisitas teks menawarkan paradigma baru dalam membaca Islam sebagai konstruksi sosial-budaya yang terus berkembang, bukan dogma yang beku. Kedua, dekonstruksi historiografi Islam klasik membuka ruang kritik terhadap narasi sejarah yang ideologis dan membuka peluang penulisan sejarah alternatif dari perspektif kelompok terpinggirkan. Ketiga, Arkoun mengintegrasikan ilmu-ilmu humaniora—seperti antropologi, linguistik, dan filsafat—sebagai landasan pendekatan interdisipliner dalam studi Islam. Keempat, pemikirannya menyediakan model metodologis baru bagi pendidikan dan riset Sejarah Peradaban Islam, yaitu sejarah Islam sebagai wacana reflektif yang menafsirkan dinamika sosial dan budaya umat. Kelima, pendekatan historis Arkoun menjadi instrumen reformasi nalar keagamaan, mendorong transformasi dari nalar tertutup (la raison close) menuju nalar terbuka (la raison ouverte) yang rasional, dialogis, dan kontekstual. Dengan demikian, pendekatan sejarah dalam pemikiran Arkoun tidak hanya bersifat kritik terhadap historiografi Islam klasik, tetapi juga memberikan arah baru bagi pembaruan epistemologis, metodologis, dan paradigmatik dalam pengembangan studi Sejarah Peradaban Islam di era modern.