Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSEPSI PERILAKU KONSUMSI AIR MINERAL TERHADAP KESEHATAN TUBUH PADA MAHASISWA UNIVERSITAS YARSI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN ANGKATAN 2022-2023 DAN TINJAUANNYA MENURUT PANDANGAN ISLAM Az-Zahra, Amanda Sabrina; Utami , Sri; Arifandi , Firman; Maryudhiyanto , Liko
Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2025): Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air mineral adalah suatu zat yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa yang memiliki banyak fungsi dalam tubuh, salah satunya yaitu untuk menjaga kesehatan tubuh. Air mineral dibagi menjadi 2 bagian yaitu “air” yang mengandung senyawa kimia H2O yang setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan dua atom hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen, dan “mineral” yaitu suatu zat anorganik yang diperlukan untuk metabolisme tubuh serta untuk pembentukan tulang dan gigi. Air minum yang dapat membantu menghilangkan rasa dahaga, memberikan manfaat, serta memenuhi standar dan asupan gizi. Adapun penelitian yang dilakukan ini bersifat kuantitatif dengan desain penelitian secara cross sectional. Pengumpulan sampel menggunakan metode random sampling dengan 171 sampel. Selanjutnya analisis daya secara univariat dan bivariat menggunakan metode uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI memiliki persepsi kesehatan tubuh yang positif sebanyak 82,5%, dengan tingkat perilaku mahasiswa dalam konsumsi air mineral baik dengan persentase 82,5%. Uji bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi kesehatan tubuh dengan perilaku konsumsi air mineral (p= 0,352). Dalam Islam, konsumsi air mineral adalah sebagai bentuk rasa syukur kita atas anugerah yang telah Allah berikan sebagai sumber kehidupan dan etika dalam minum dianjurkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah S.A.W.
Hubungan Long COVID dengan Gangguan Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang Dinilai dengan Kuesioner Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) dan Tinjauannya dalam Pandangan Islam Zahraan Nisriinaa Syahanti; Nurhidayati, Ida Ratna; Arifandi , Firman
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 10 (2024): Juni 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i10.4238

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Long COVID adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan adanya gejala yang berkelanjutan selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan setelah periode pemulihan klinis. Tanda dan gejala yang dialami penderita long COVID sangat beragam dan dapat berpengaruh pada kesehatan mental, salah satunya adalah gangguan kecemasan. Kecemasan dapat dialami oleh banyak individu tanpa melihat usia maupun jenis kelamin, termasuk pada mahasiswa. Kecemasan yang menjadi luar biasa dan tidak dapat dikendalikan akan menimbulkan gangguan kecemasan (anxiety disorder). Gangguan kecemasan ini dapat menurunkan kualitas hidup dan mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga berpengaruh pada proses belajar mahasiswa. Maka dari itu, dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara long COVID dengan gangguan kecemasan pada mahasiswa kedokteran. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif analitik dengan pendekatan studi cross sectional dan menggunakan metode purposive sampling sebagai cara penetapan sampel. Sampel pada penelitian ini sebanyak 43 responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2020, 2021 dan 2022 yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari pengisian kuesioner Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) untuk mengukur kecemasan responden. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji statistik non-parametrik, yaitu uji Kruskal Wallis. Hasil: Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar responden pada penelitian ini berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 30 responden (69.8%) dan memiliki rentang usia 18 hingga 22 tahun. Kondisi long COVID yang dialami responden memiliki rentang periode 1 hingga 17 bulan pada tahun 2022 atau 2023. Terdapat paling banyak, yaitu 19 responden (44,2%) terkonfirmasi positif COVID-19 di bulan November 2022. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 19 (44.2%) responden mengalami kecemasan minimal, 13 (30.2%) responden mengalami kecemasan ringan, 6 (14.0%) responden mengalami kecemasan sedang dan 5 (11.6%) responden mengalami kecemasan berat. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai p value adalah 0,678 yang menunjukkan nilai p value >0,05. Kesimpulan: Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis, tidak terdapat adanya hubungan antara kejadian long COVID dengan gangguan kecemasan pada penelitian ini. ABSTRACT Background: Long COVID is a term used to describe the presence of symptoms that continue for weeks or even months after the clinical recovery period. The signs and symptoms experienced by people with long COVID are very diverse and can affect mental health, one of which is anxiety. Anxiety can be experienced by many individuals regardless of age or gender, including students. Anxiety that becomes overwhelming and cannot be controlled will lead to anxiety disorder. This anxiety disorder can reduce the quality of life and interfere with daily activities so that it affects the learning process of students. Therefore, this study was conducted which aims to determine the relationship between long COVID and anxiety disorders in medical students. Methods: This type of research is analytical descriptive research with a cross sectional study approach and uses purposive sampling method as a way of determining the sample. The sample in this study were 43 respondents who were students of the Faculty of Medicine, YARSI University class of 2020, 2021 and 2022 who met the inclusion criteria. The data used in this study are primary data obtained from filling out the Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) questionnaire to measure respondents anxiety. Data analysis used in this study was univariate analysis and bivariate analysis using non-parametric statistical tests, namely the Kruskal Wallis test. Results: Based on the data obtained, most of the respondents in this study were female, as many as 30 respondents (69.8%) and had an age range of 18 to 22 years. The long COVID condition experienced by respondents has a period range of 1 to 17 months in 2022 or 2023. There were the most, namely 19 respondents (44.2%) confirmed positive for COVID-19 in November 2022. In this study, 19 (44.2%) respondents experienced minimal anxiety, 13 (30.2%) respondents experienced mild anxiety, 6 (14.0%) respondents experienced moderate anxiety and 5 (11.6%) respondents experienced severe anxiety. The results of the bivariate test using the Kruskal Wallis test obtained a p value of 0.678 which indicates a p value >0.05. Conclusion: Based on the results of the Kruskal-Wallis test, there is no relationship between the incidence of long COVID with anxiety disorders in this study.