Kreativitas adalah elemen penting yang perlu dikembangkan sejak dini untuk mendukung kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan adaptasi terhadap tantangan. Metode STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) menghadirkan pendekatan interdisipliner yang mendorong eksplorasi dan inovasi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi strategi guru dalam menerapkan metode STEAM untuk mengembangkan kreativitas anak di RA Darul Hidayah Pohsangit Kidul. Metode ini mengintegrasikan sains, teknologi, rekayasa, seni, dan matematika untuk memberikan peluang kepada anak-anak dalam mengeksplorasi berbagai konsep dan ide secara praktis dan holistik. Penelitian di RA Darul Hidayah menunjukkan metode STEAM efektif meningkatkan kreativitas anak. Proyek mencampur warna, membangun jembatan, membuat gunung berapi. Anak lebih kritis, inovatif, percaya diri. Guru fasilitator kreatif, menghadapi keterbatasan fasilitas teknologi, dan pelatihan tambahan. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Indikator kreativitas meliputi fleksibilitas, orisinalitas, fluensi, elaborasi, serta keterbukaan terhadap pengalaman baru. Penerapan metode STEAM mampu meningkatkan kreativitas anak usia 4-5 tahun secara signifikan. Aktivitas pembelajaran mendorong anak berpikir kritis, menemukan solusi kreatif, serta mengintegrasikan konsep dari berbagai disiplin ilmu. Anak tidak hanya belajar secara teoretis, tetapi juga secara praktis melalui aktivitas interaktif yang melatih kemampuan analitis. Pendekatan ini memperkaya pengalaman belajar anak sekaligus mengasah kemampuan mereka untuk berinovasi.