Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Kesadaran Diri (Self Awareness) Pasien Terhadap Kualitas Hidup Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar fila, fila; Setiawan, Meddy; Hasanah, Annisa’
CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal Vol. 5 No. 2 (2024): Oktober
Publisher : Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37148/comphijournal.v5i2.237

Abstract

PGK (Penyakit Ginjal Kronis) merupakan urutan penyakit katastropik keempat di Indonesia. Salah satu terapi yang sering digunakan pada PGK stadium akhir adalah terapi hemodialisis. Terapi hemdodialisis dilakukan oleh pasien secara berkelanjutan, sehingga bisa memicu timbulnya rasa bosan. Di samping itu, pasien PGK bisa memiliki gangguan hormon kortisol. Oleh karena itu, mereka membutuhkan kesadaran diri (Self awareness) untuk menjaga kesehatannya dan senantiasa menjadi seseorang yang berarti di kehidupannya. Seseorang yang memiliki dampak positif bagi lingkungan sekitarnya tentunya akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Dokter dan perawat hanya bisa memantau kondisi pasien saat memberikan proses terapi dan mengevaluasi berdasarkan hasil laboratorium seperti ureum dan kreatinin. Saat di rumah, mereka sendirilah yang memutuskan untuk memantau dan menjaga kondisi kesehatannya. Mengetahui hubungan kesadaran diri (self awareness) terhadap kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Alat pengambilan data pada penelitian ini yaitu lembar kuesioner. Pengamatan dilakukan secara langsung dan membagikan kuesioner kepada para pasien hemodialisis di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar sebagai responden. Analisis data dilakukan menggunakan uji SEM-PLS. Uji SEM-PLS menunjukkan hasil 2,815 yang berarti terdapat hubungan antara kesadaran diri (self awareness) pasien terhadap kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Terdapat hubungan antara kesadaran diri (self awareness) pasien terhadap kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar
Hubungan Jenis Media Screentime Terhadap Aspek Perkembangan Bahasa pada Balita di Puskesmas Kendalkerep di Kota Malang Wibowo, M. Giftan Khansa; Hasanah, Annisa’; Sidharta, Bragastio
World Health Digital Journal Vol. 1 No. 2 (2025)
Publisher : Institute of Advanced Knowledge and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/wolgitj.v1i2.13

Abstract

Keterlambatan bahasa pada anak dapat mengakibatkan kurangnya kemampuan anak untuk mengekspresikan dirinya, tidak dapat bersosialisasi dengan baik, dan kurangnya informasi yang dapat didapat sehingga berpengaruh pada intelektual anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan jenis media screentime terhadap aspek perkembangan bahasa pada balita di Puskesmas Kendalkerep, Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Data dikumpulkan melalui kuisioner dan pengukuran perkembangan bahasa menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Sampel penelitian melibatkan 40 balita yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis media screentime seperti handphone memiliki hubungan yang signifikan terhadap perkembangan bahasa balita (p < 0,05). Sedangkan, televisi, tablet, handphone & televisi, dan televisi & tablet tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Mayoritas balita menggunakan hanphone & televisi sebagai media screentime (40%), sementara sebagian besar dikenalkan pada media elektronik setelah usia 1 tahun (75%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa jenis media screentime tertentu dapat memengaruhi perkembangan bahasa balita, sehingga penting bagi orang tua untuk membatasi penggunaan media elektronik.