Salsabila Khoirunnisa, Syifa
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PANDANGAN NEGATIF MASYARAKAT YANG MENYEBABKAN PSIKIS ANAK PUTUS SEKOLAH MENJADI TERGANGGU Widiansyah, Wiwit; Inanti, Decky; Nur Afiilianti, Nafilah; Salsabila Khoirunnisa, Syifa; Muhamad Fawaid, Haykal; Adiyatma, Geovani
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 1 (2025): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i1.2025.192-200

Abstract

Masalah pendidikan merupakan salah satu isu krusial yang berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Di Indonesia, angka putus sekolah masih menjadi tantangan serius, dengan berbagai faktor yang berkontribusi pada fenomena ini. Selain aspek ekonomi, yang sering kali menjadi alasan utama, faktor sosial seperti pandangan negatif masyarakat juga memainkan peranan penting. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa dampak negatif dari pandangan masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai faktor pemicu, tetapi juga sebagai penghalang bagi upaya perbaikan. Anak-anak yang mengalami tekanan sosial ini mungkin enggan mencari bantuan atau dukungan dari orang dewasa karena takut akan penilaian negatif. Hal ini menciptakan siklus yang sulit diputus, di mana stigma terus berlanjut dan menghambat proses pemulihan. Penelitian kami dilakukan dengan menggunakan metode wawancara langsung untuk mengumpulkan data. Penelitian ini dilakukan kepada masyarakat dan anak yang tidak melanjutkan sekolah tingkat SD-SMA dengan kriteria umur 7-18 tahun. Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan terdapat beberapa penyebab terjdinya anak putus sekolah tetapi yang menjadi factor utamanya yaitu lingkungan. Selain itu, dukungan orang tua juga sangat berdampak dalam hal ini. Tetapi factor yang paling menonjol dalam penelitian kami yaitu mental anak putus sekolah yang memang terisolasi dan terasingkan. Untuk itu diharapkan semoga Masyarakat bisa berpartisipasi dalam mengatasi hal ini dengan cara tidak terlalu banyak berkomentar kepada anak putus sekolah karena itu sangat berpengaruh terhadap mental anak.
PANDANGAN NEGATIF MASYARAKAT YANG MENYEBABKAN PSIKIS ANAK PUTUS SEKOLAH MENJADI TERGANGGU Widiansyah, Wiwit; Inanti, Decky; Nur Afiilianti, Nafilah; Salsabila Khoirunnisa, Syifa; Muhamad Fawaid, Haykal; Adiyatma, Geovani
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 1 (2025): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i1.2025.192-200

Abstract

Masalah pendidikan merupakan salah satu isu krusial yang berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Di Indonesia, angka putus sekolah masih menjadi tantangan serius, dengan berbagai faktor yang berkontribusi pada fenomena ini. Selain aspek ekonomi, yang sering kali menjadi alasan utama, faktor sosial seperti pandangan negatif masyarakat juga memainkan peranan penting. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa dampak negatif dari pandangan masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai faktor pemicu, tetapi juga sebagai penghalang bagi upaya perbaikan. Anak-anak yang mengalami tekanan sosial ini mungkin enggan mencari bantuan atau dukungan dari orang dewasa karena takut akan penilaian negatif. Hal ini menciptakan siklus yang sulit diputus, di mana stigma terus berlanjut dan menghambat proses pemulihan. Penelitian kami dilakukan dengan menggunakan metode wawancara langsung untuk mengumpulkan data. Penelitian ini dilakukan kepada masyarakat dan anak yang tidak melanjutkan sekolah tingkat SD-SMA dengan kriteria umur 7-18 tahun. Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan terdapat beberapa penyebab terjdinya anak putus sekolah tetapi yang menjadi factor utamanya yaitu lingkungan. Selain itu, dukungan orang tua juga sangat berdampak dalam hal ini. Tetapi factor yang paling menonjol dalam penelitian kami yaitu mental anak putus sekolah yang memang terisolasi dan terasingkan. Untuk itu diharapkan semoga Masyarakat bisa berpartisipasi dalam mengatasi hal ini dengan cara tidak terlalu banyak berkomentar kepada anak putus sekolah karena itu sangat berpengaruh terhadap mental anak.