Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ottoman Millet System and its Significance to Contemporary Holistic Interreligious Dialogue Rizal Maulana, Abdullah Muslich; Musdalifah, Sitti Amalia
JURNAL AT-TURAS Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/at-turas.v11i2.8474

Abstract

The issues of religious freedom and interreligious relations have been extensively debated. While the emergence of new theories and views often leads to the destruction of religious identity, in fact, tolerance and freedom lead to a strong religious identity. The Ottoman Turkish Empire, which once oversaw a third of the world's territory, presented a system that regulated existing differences. The system, named the Ottoman millet system, allegorized its people into religious communities to make it easier for religious believers to express their religious identity. The purpose of this study is to reveal the relevance of the system to the form of interreligious dialogue and harmony that occurs in the lives of religious communities. To reveal the answer fot this research question, the researcher used the content analysis method and the qualitative-phenomenological approach by looking at the object of research based on the phenomenon of how people under the Islamic rule of Ottoman Turkey as the subject of research could coexist despite coming from different nations and religions. The result found that the Ottoman millet system was implemented successfully because of the agreement of two elements in the state, namely its citizens in carrying out their obligations and the government that gave them their citizenship rights. The level of religiosity is one of the critical factors in applying this system in that era because of a deep understanding of tolerance between religious communities.
Relevansi Metta Karuna dan Implementasinya dalam Yayasan Buddha Tzu Chi Untung, Syamsul Hadi; Maulana, Abdullah Muslich Rizal; Musdalifah, Sitti Amalia; Inayatullah, Inayatullah; Aniatuzzahro, Lu’lu; Jamilah, Nur Azizah
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 6 No. 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/titian.v6i2.23026

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prinsip Meta Karuna dan penerapannya di dalam Yayasan Buddha Tzu Chi, sebuah yayasan sosial kemanusiaan yang didirikan oleh Master Cheng Yen di Taiwan yang bergerak dalam banyak aspek sosial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif untuk sampai pada pertanyaan penelitian yang dimaksud dan menemukan bahwa prinsip cinta kasih universal yang diterapkan di Yayasan Tzu Chi mengasumsikan bahwa Yayasan didirikan untuk semua orang tanpa memandang ras, golongan, kepercayaan, atau agama. Karena Master Cheng Yen menerapkan beberapa filosofi Buddhis dalam ajarannya, juga terlihat bahwa Yayasan Tzu Chi yang disebut sebagai Brahmavihara, terdiri dari empat ajaran penting, dua di antaranya adalah meta dan karuna. Meta adalah ajaran yang mengajarkan setiap manusia untuk memiliki rasa cinta terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan, sedangkan karuna mengajarkan bagaimana berbelas kasih terhadap sesama. Kajian ini menyimpulkan bahwa meskipun Yayasan Tzu Chi tidak mengenal perbedaan antar kepercayaan atau agama, namun beberapa ajaran Buddha masih diterapkan dalam landasannya yang ditinjau secara universal. Meski begitu, ajaran ini ditujukan untuk semua manusia di muka bumi ini. Kata Kunci: Yayasan Buddha Tzu Chi, Master Cheng Yen, Meta, Karuna.