Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

OPTIMASI POSTUR KERJA DENGAN METODE OWAS DI PT. MI UNTUK PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR Kurniaty, Sita; Sabilah, Ade Irpand
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol. 7 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v7i2.62-69

Abstract

ABSTRAKAktivitas proses produksi pada PT MI sebagian masih dilakukan oleh operator secara manual. Hal ini bisa dapat menyebabkan risiko musculoskeletal disorderspada operator cukup sangat tinggi. Perbaikan postur kerja penting dilakukan untuk menjaga kenyamanan pekerja dalam melakukan aktifitas kerja tersebut. Hal ini disebabkan postur kerja mempunyai peranan sangat penting didalam memperbaiki dan menjaga kenyamanan karyawan dalam melakukan aktivitas kerja. Metode OWAS merupakan cara dalam mengevaluasi beban postur selama melakukan suatu pekerjaan apalagi pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Beberapa aktivitas pada proses produksi PT MI yang dikerjakan secara manual dan berulang yaitu mulai dari memindahkan produk jadi untuk dilakukan pengecheckan metal detector dan process scanning metal detector. Memindahkan produk jadi untuk dilakukan pengecheckan metal detector hasil analisis ini bahwa postur saat ini diklasifikasikan sebagai kategori tindakan 3 menurut standar OWAS yang berarti bahwa pada sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal yang membuat postur kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan. Perlu perbaikan segera mungkin. Proses process scanning metal detector pada analisis ini postur kerja saat ini diklasifikasikan sebagai kategori tindakan 3 menurut standar OWAS, yang berarti bahwa ada potensi risiko terhadap sistem muskuloskeletal hal ini diperlukan perhatian dan perbaikan untuk mencegah cedera jangka panjang. usulan perbaikan yang dapat dilakukan mencakup beberapa langkah penting untuk mengurangi risiko cedera dan meningkatkan kenyamanan kerja. Pertama, disarankan untuk memperbaiki postur tubuh operator dengan mengatur ketinggian meja kerja atau area kerja agar operator dapat bekerja dalam posisi lebih tegak, mengurangi pembebanan pada punggung dan kaki. Selain itu, penggunaan alat bantu seperti troli atau mekanisme angkat dapat membantu mengurangi beban pada lengan dan punggung saat mengangkat atau memindahkan produk yang berat. Pemberian pelatihan ergonomis untuk operator juga penting, agar mereka memahami pentingnya postur yang benar dan dapat menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari. ABSTRACTProduction activities at PT MI are still partially performed manually by operators. This situation can significantly increase the risk of musculoskeletal disorders among operators. Improving working posture is essential to ensure worker comfort during these activities, as posture plays a crucial role in enhancing and maintaining employee comfort during work. The OWAS method is a tool used to evaluate the strain on posture during a task, especially for tasks that are performed repeatedly. Several activities in the PT MI production process are carried out manually and repeatedly, such as moving finished products for metal detector inspection and the process of scanning with a metal detector. The analysis of moving finished products for metal detector inspection shows that the current posture is classified as Action Category 3 according to OWAS standards, meaning that this posture is hazardous to the musculoskeletal system and causes significant strain. Immediate correction is necessary. The process of scanning products using a metal detector also shows that the current posture is classified as Action Category 3 according to OWAS standards, indicating a potential risk to the musculoskeletal system, requiring attention and improvement to prevent long-term injuries. Proposed improvements include several key steps to reduce injury risk and enhance work comfort. First, it is recommended to improve the operator's posture by adjusting the height of the work table or work area to allow operators to work in a more upright position, reducing the strain on the back and legs. Additionally, the use of aids such as trolleys or lifting mechanisms can help reduce the load on the arms and back when lifting or moving heavy products. Providing ergonomic training for operators is also crucial, so they understand the importance of proper posture and can apply it in their daily activities.
Evaluasi Akurasi Metode Westinghouse, Shumard, dan Performance Rating dalam Penentuan Waktu Baku Produksi di CV. B&R Sport Wear Sabilah, Ade Irpan; Kurniaty, Sita
Jurnal Aplikasi Ilmu Teknik Industri (JAPTI) Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/japti.v6i2.7176

Abstract

Industri garmen di Indonesia menghadapi tantangan efisiensi produksi, terutama pada proses pembuatan jaket outdoor di CV. B&R Sport Wear. Permasalahan yang muncul adalah variasi kecepatan kerja antar operator, ketidakteraturan alur kerja serta keterbatasan standar waktu baku yang berdampak pada rendahnya produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengukuran waktu kerja dengan membandingkan tiga metode, yaitu Performance Rating, Shumard, dan Westinghouse guna untuk menentukan metode yang paling sesuai dalam penetapan waktu normal dan waktu baku produksi. Penelitian dilakukan menggunakan stopwatch time study pada seluruh tahapan produksi mulai dari pemotongan kain hingga pengemasan melalui pengamatan berulang dengan melakukan pengamatan berulang-ulang sebanyak 50 kali pengamatan secara sistematis untuk memperoleh data yang representatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Performance Rating dan Westinghouse menghasilkan waktu normal yang relatif konsisten. Sebaliknya, metode Shumard cenderung ekstrem, khususnya pada proses menjahit lengan baju hampir dua kali lipat dari waktu pengamatan. Perbedaan ini menegaskan bahwa metode Shumard kurang stabil ketika nilai standar berbeda signifikan dengan kondisi aktual. Dengan demikian, metode Westinghouse dinilai lebih unggul karena memberikan estimasi yang moderat, stabil, dan realistis. Hasil ini dapat dijadikan dasar dalam perencanaan kapasitas, evaluasi produktivitas serta perbaikan manajemen kerja di CV. B&R Sport Wear maupun industri garmen secara umum.
The Ergonomic Analysis and Work Efficiency of Mixue Operators Using Work Factor and REBA Methods Kurniaty, Sita
JURNAL TEKNIK DAN SISTEM INDUSTRI Vol 2 No 01 (2024): Edisi Januari-Juni
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TRIDINANTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/jietri.v2i01.650

Abstract

Dalam lingkungan industri modern, penting untuk memahami hubungan antara ergonomi dan efisiensi kerja dalam konteks pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ergonomi dan efisiensi kerja operator Mixue dengan menggunakan metode MOST (Maynard Operation Sequence Technique) dan REBA (Rapid Entire Body Assessment). MOST (Maynard Operation Sequence Technique) dan REBA (Rapid Entire Body Assessment) adalah dua metode yang berfungsi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memperbaiki masalah ergonomi di tempat kerja, terutama dalam konteks tugas-tugas yang melibatkan gerakan fisik. Hasil analisis postur tubuh seorang operator Mixue dengan menggunakan tabel REBA menunjukkan skor 6, yang menandakan bahwa kondisi kerja dan postur saat ini tidak memenuhi standar optimal, dan menunjukkan potensi risiko cedera muskuloskeletal yang moderat hingga tinggi. Selain itu, berdasarkan metode MOST, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh operasi dihitung sekitar 4.212 detik, atau sekitar 0.0702 menit. Dengan demikian, diperlukan intervensi ergonomis yang tepat, pelatihan, dan penyesuaian prosedur kerja untuk mengurangi risiko cedera dan meningkatkan kesehatan, keselamatan, serta produktivitas pekerja di tempat kerja.