Achmad Fauzi, Ichsan
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Effectiveness of NSP enzyme and organic chromium supplementation in low-protein feed on carbohydrate utilization in Pomfret Colossoma macropomum Faiqotul Himmah, Maihardiyanti; Achmad Fauzi, Ichsan; Ekasari, Julie; Raditya Gumelar, Muhammad; Muhammad Agus Suprayudi
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 24 No. 1 (2025): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.24.1.21-31

Abstract

This study aims to evaluate the effectiveness of NSP enzyme and organic chromium supplementation in low-protein Colosoma macropomum diet to increase carbohydrate utilization. The diets contains isoprotein (20%) and isoenergy. Factorial design with two factors, namely NSP enzyme (0 and 1 g/kg) and organic chromium (0, 1, and 2 mg/kg). Fish are reared in an aquarium measuring 80 x 50 x 35 cm3 and containing 75 L of water and stock at the density of 15 fish and reared for 60 days. The test parameters used are postprandial blood glucose levels, antioxidant activity, glycogen in muscle and liver, and growth performance. The results showed that the highest postprandial blood glucose levels were when the NSP enzyme was administered. Furthermore, the lowest malondialdehyde (MDA) values and the highest superoxide dismutase (SOD) and glutathione peroxide (GPx) values were obtained in fish fed feed containing 1 g/kg of NSP enzyme and 1 mg/kg organic chromium. Fish fed feed containing 1 g/kg NSP enzyme and 1 mg/kg organic chromium showed significant values in liver and muscle glycogen as well as growth performance compared to other treatments. From this research, it can be concluded that supplementation of NSP enzyme and organic chromium at doses of 1 g and 1 mg per kg of feed produces the best growth performance and anti-oxidant capacity in pomfret fish. Keywords: antioxidant, glycogen, growth performance, postprandial blood glucose ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas suplementasi enzim NSP dan kromium organik pada pakan ikan bawal Colosoma macropomum rendah protein untuk meningkatkan pemanfaatan karbohidrat. Pakan yang digunakan mengandung iso protein (20%) dan isoenergi. Rancangan faktorial dengan dua faktor yakni enzim NSP (0 dan 1 g/kg) dan kromium organik (0, 1, dan 2 mg/kg). Ikan bawal dipelihara dalam akuarium dengan ukuran 80 x 50 x 35 cm3 dan berisi air 75 L diisi 15 ekor ikan dan dipelihara selama 60 hari. Adapun parameter uji yang digunakan adalah pengukuran kadar glukosa darah postprandial, aktivitas antioksidan, glikogen, dan kinerja pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan kadar glukosa darah postprandial tertinggi pada pemberian enzim NSP. Selanjutnya nilai malondialdehyde (MDA) terendah dan superoxide dismutase (SOD) dan glutathione peroxide (GPx) tertinggi didapat pada ikan yang diberi pakan mengandung pada 1 g/kg enzim NSP dan 1 mg/kg kromium organik. Ikan yang diberi pakan yang mengandung 1 g/kg enzim NSP dan 1 mg/kg kromium organik menunjukkan nilai signifikan pada glikogen hati dan otot serta kinerja pertumbuhan dibanding perlakuan lainnya. Dari penelitian ini dapat disimpulakan bahwa suplementasi enzyme NSP dan Kromium organik pada dosis 1 g dan 1 mg per kg pakan menghasilkan kinerja pertumbuhan dan kapasitas antioksidan terbaik pada ikan bawal. Kata kunci: antioksidan, glikogen, glukosa darah postprandial dan kinerja pertumbuhan
Dietary citral increase growth and health performance of shrimp Penaeus vannamei Hadi Pratama, Ricky; Ekasari, Julie; Suprayudi, Muhammad Agus; Achmad Fauzi, Ichsan; Wiyoto, Wiyoto
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 22 No. 2 (2023): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.22.2.200-209

Abstract

Phytoadditives have been acknowledged to have some beneficial effects on metabolic processes and health of some aquaculture species. This study aimed to evaluate the effect of dietary citral on carbohydrate utilization, growth and health performance of vannamei shrimp P. vannamei. This study used a completely randomized design (CRD) with four dietary treatments with different citral doses (0, 50, 75, and 100 mg citral/kg feed) in triplicates. Shrimp were reared for 60 days using fiber containers (50×50×80cm) of 30 shrimp/container. The frequency of feeding is given four times a day. Dietary citral supplementation of 100 mg/kg resulted in higher shrimp growth and feed utilization efficiency than those of the control. The level of amylase enzyme, post-prandial blood glucose, muscle, and liver glycogen were higher in the treatments with dietary citral than those of the controls. The shrimp immune response was also higher in the shrimp fed with dietary citral diets as shown by the higher total hemocyte count, respiratory burst, and phenoloxidase activity compared to those of the control. At the same time, antioxidant capacity in the hepatopancreas as indicated by superoxide dismutase and malondialdehyde level were also improved in shrimp with citral treatment. It can be concluded that dietary citral could increase the utilization carbohydrate, growth performance and health of shrimp at a concentration 75 mg/kg. Keywords: citral, carbohydrate, growth, health, P. vannamei ABSTRAK Secara umum telah diketahui bahwa fitoaditif memiliki pengaruh yang menguntungkan pada proses metabolisme dan kesehatan beberapa spesies akuakultur. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan citral pada pakan terhadap pemanfaatan karbohidrat, kinerja pertumbuhan dan kesehatan udang vanname. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dosis citral yang berbeda (0, 50, 75, dan 100 mg citral/kg pakan) dengan tiga ulangan. Udang vanname dipelihara selama 60 hari menggunakan wadah bak fiber (50×50×80cm) sebanyak 30ekor/wadah. Frekuensi pemberian pakan diberikan sebanyak empat kali sehari. Penambahan citral 100 mg/kg menghasilkan pertumbuhan udang yang lebih tinggi dan efisiensi pemanfaatan pakan dibandingkan kontrol. Tingkat enzim amilase, glukosa hemolim post-prandial, glikogen otot, dan glikogen hati lebih tinggi pada perlakuan penambahan citral dibandingkan kontrol. Respon imun udang juga lebih tinggi pada udang yang diberi penambahan citral seperti yang ditunjukkan oleh jumlah total hemosit, respiratory burst, dan aktivitas fenoloksidase yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Pada saat yang sama, aktivitas antioksidan dalam hepatopankreas udang yang ditunjukkan oleh Superoksida dismutase dan Malondialdehida juga meningkat pada udang dengan perlakuan citral. Dapat disimpulkan bahwa penambahan citral dapat meningkatkan pemanfaatan karbohidrat, pertumbuhan dan kesehatan udang pada konsentrasi 75. Kata kunci: citral, karbohidrat, kesehatan, pertumbuhan, udang vaname
Characteristics and quality of biofloc in vannamei shrimp culture with different carbon sources Faris Allam, Muhammad; Ekasari, Julie; Achmad Fauzi, Ichsan; Wiyoto, Wiyoto
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 23 No. 1 (2024): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.23.1.92-100

Abstract

The different carbohydrate complexities are thought to affect the bioavailability of carbon sources for heterotrophic bacteria in the biofloc formation process and produce different biofloc characteristics. Based on these, the purpose of this study was to evaluate the effect of using carbon sources with different levels of complexity on the characteristics and quality of biofloc in pacific white shrimp (Penaeus vannamei) rearing. The carbon sources used in this study were dextrose (DX), potato starch (ST), and α-cellulose (CL). The experimental tests were the TAN (total ammonia nitrogen) reduction test which was carried out for 16 hours and the shrimp rearing test which was carried out for 30 days. Parameters measured to determine the characteristics of biofloc in shrimp rearing test were bifloc volume, biofloc particle size, biofloc nutrient composition, and water quality. The DX treatment produced the lowest TAN in the TAN reduction test. The shrimp rearing test showed the biofloc had different nutrient quality between the treatments. Meanwhile, the water quality between the treatments had relatively close values, but the CL treatment was able to suppress TAN and NO2 lower than the DX and ST treatments during the rearing period. In addition, it is feared that the biofloc volume of the DX treatment which is higher than the ST and CL treatments is feared to be the main cause of stress in shrimp. The conclusion of this study is that complex carbohydrates, especially cellulose, have more potential in improving the performance of the biofloc system. Keywords: biofloc volume, carbohydrate complexity, nutrient composition, particle size ABSTRAK Kompleksitas karbohidrat diduga dapat memengaruhi bioavaibilitas sumber karbon bagi bakteri heterotrof dalam proses pembentukan bioflok, sehingga kompleksitas karbohidrat yang berbeda diduga dapat menghasilkan karakteristik bioflok yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan sumber karbon dengan tingkat kompleksitas yang berbeda terhadap karakteristik dan kualitas bioflok pada pemeliharaan udang vaname (Penaeus vannamei). Sumber karbon yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekstrosa (DX), tepung kentang (ST), dan α-selulosa (CL) dan rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL (rancangan acak lengkap). Penelitian ini memiliki dua jenis pengujian yang dilakukan secara paralel, yaitu uji penurunan TAN (total ammonia nitrogen) yang dilakukan selama 16 jam dan uji pemeliharaan udang yang dilakukan selama 30 hari. Parameter yang diukur untuk mengetahui karakteristik bioflok pada pemeliharaan udang adalah volume biflok, ukuran partikel bioflok, komposisi nutrien bioflok, dan kualitas air pemeliharaan. Perlakuan DX menghasilkan TAN paling rendah pada uji penurunan TAN. Bioflok yang dihasilkan dari uji pemeliharaan udang menunjukkan kualitas nutrien bioflok yang berbeda-beda antar perlakuanya. Sementara itu kualitas air antar perlakuan memiliki nilai yang relatif berdekatan, tetapi perlakuan CL mampu menekan TAN dan NO2 lebih rendah dari perlakuan DX dan ST selama masa pemeliharran. Selain itu, volume bioflok akhir perlakuan perlakuan DX yang lebih tinggi dari perlakuan ST dan CL dikhawatirkan dapat menjadi penyebab utama stres pada udang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah karbohidrat kompleks khususnya selulosa lebih berpotensi dalam meningkatkan performa sistem bioflok. Kata kunci: kompleksitas karbohidrat, komposisi nutrisi, ukuran partikel, volume bioflok
Evaluation of food digestibility in Nile tilapia fish Oreochromis niloticus given NSP enzymes and organic chromiium Oktaviani, Amelia; Muhammad Agus Suprayudi; Setiawati, Mia; Achmad Fauzi, Ichsan
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 24 No. 1 (2025): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.24.1.136-147

Abstract

Feed is a crucial factor in tilapia farming because it contributes 92% of the total production cost. This study aims to evaluate the digestibility and utilization of carbohydrates in low-protein feed supplemented with NSP enzymes and organic chromium. The research method employed a factorial completely randomized design with treatments of organic chromium (0, 1, 2) and NSP enzymes (0, 1). The study used 18 aquariums, each measuring 50×40×35 cm. The fish used were tilapia with an average weight of 33.09 ± 0.06 g per fish. The feed used was commercial feed supplemented with organic chromium and NSP enzymes. The study focused on digestibility performance, digestive enzyme activity, growth performance, and antioxidant status. The results showed that the treatments E1C1 and E0C2 resulted in better total digestibility, energy digestibility, and protein digestibility compared to the control and other treatments. Lipase, protease, and amylase enzymes in tilapia fed with the E1C1 treatment showed significantly higher results (P<0.05) compared to the control. Growth performance in tilapia fed with NSP enzymes and organic chromium did not show significant differences from the control (P>0.05). However, antioxidant status, specifically SOD and GPx, was significantly higher in the E0C1 treatment compared to the control (P<0.05). The conclusion of this study is that the addition of NSP enzymes and organic chromium to low-protein feed can improve digestibility and optimize carbohydrate utilization, with the best results achieved with the E1C1 treatment. Keywords: antioxidant, digestive enzymes, Nile tilapia, nutrient digestibility ABSTRAK Pakan menjadi factor krusial dalam usaha budidaya ikan nila karena memiliki kontribusi sebesar 92% dari total biaya produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecernaan dan kemampuanpemanfaatan karbohidrat pada pakan protein rendah yang diberienzim NSP dan kromium organik. Metode penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan perlakuan kromium organic (0,1,2) dan enzim NSP (0,1). Wadah yang digunakan merupakan aquarium yang berukuran 50×40×35 cm sebanyak 18 unit. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila dengan bobot rata-rata 33,09 ± 0,06 g/ekor. Pakan yang digunakan merupakan pakan komersial yang diberi penambahan kromium organik dan enzim NSP. Penelitian ini difokuskan pada kinerja kecernaan, aktivitas enzim pencernaan, kinerja Pertumbuhan serta status Antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan E1C1 dan E0C2 menghasilkan nilai kecernaan total, kecernaan energi dan kecernaan protein yang lebih baik dibanding perlakuan kontrol dan perlakuan lainnya. Enzim lipase, protease dan amilase pada ikan nila yang diberipakan perlakuan E1C1 menunjukkan hasil yang lebih tinggi secarasignifikan (P<0,05) terhadap kontrol. Kinerja pertumbuhan pada ikan nila yang diberienzim NSP dan kromium organik menghasilkan nilai yang tidak signifikan dengan kontrol (P>0,05). Walaupun demikian, status antioksidan yang dihasilkan yaitu SOD dan GPx pada perlakuan E0C1 menghasilkan nilai yang lebih tinggi secara signifikan terhadap kontrol (P<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan enzim NSP dan kromium organik pada pakan rendah protein mampu meningkatkan kinerja kecernaan dan memanfaatkan karbohidrat dengan optimal. Hasil terbaik pada perlakuan E1C1. Kata kunci: antioksidan, enzim pencernaan, kecernaan nutrient, ikan nila
Growth and health performance of pacific white shrimp fed diets with varying protein levels and citral supplementation Paramadina, Siwi; Ekasari, Julie; Agus Suprayudi, Muhammad; Achmad Fauzi, Ichsan; Shofa Adestia, Talita
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 24 No. 2 (2025): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.24.2.185-198

Abstract

Citral is known for its antimicrobial, antioxidant, and anti-diabetic properties. This study evaluates the effects of dietary citral supplementation on glucose absorption, growth, feed utilization, and health of Pacific white leg shrimp (Litopenaeus vannamei) fed different protein levels. A 2×3 factorial experiment was conducted with two variables: protein content (30% and 35%) and citral concentrations (0, 50, and 75 mg/kg). Shrimp (3.22 ± 0.01 g) were reared in 180 L tanks (30 shrimp/tank) for 60 days. Citral supplementation increased blood glucose levels in the first two hours post-feeding, with a faster return to basal levels. Growth and feed efficiency also improved with citral diets. After stress testing, citral and dietary protein showed a synergistic effect on superoxide dismutase (SOD), with the highest level in the 75 mg/kg citral, 35% protein diet, correlating with higher post-challenge survival. Total haemocyte count (THC), phenoloxidase (PO) activity, respiratory burst (RB), and blood clotting time improved with citral supplementation, while protein level only affected RB. After Vibrio challenge, higher protein increased THC and reduced clotting time, while citral enhanced THC, PO, and RB. The highest post-challenge survival was observed in shrimp fed 75 mg/kg citral with 35% protein (p<0.05). These findings suggest dietary citral supplementation may enhance shrimp health and resilience against stress and Vibrio infection. Keywords: Citral, Cymbopogon citratus, post-prandial glucose, Litopenaeus vannamei, V. parahaemolyticus ABSTRAK Citral dikenal memiliki sifat antimikroba, antioksidan, dan anti-diabetes. Studi ini mengevaluasi efek suplementasi citral dalam pakan terhadap absorpsi glukosa, pertumbuhan, pemanfaatan pakan, dan kesehatan udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang diberi pakan dengan kadar protein berbeda. Percobaan faktorial 2×3 dilakukan dengan dua variabel: kadar protein (30% dan 35%) serta konsentrasi citral (0, 50, dan 75 mg/kg). Udang (3,22 ± 0,01 g) dipelihara dalam tangki 180 L (30 ekor/tangki) selama 60 hari. Suplementasi citral meningkatkan kadar glukosa darah dalam dua jam pertama setelah makan, dengan penurunan lebih cepat ke tingkat basal. Pertumbuhan dan efisiensi pakan juga meningkat dengan pakan yang mengandung citral. Setelah uji stres, citral dan protein menunjukkan efek sinergis terhadap kadar superoksida dismutase (SOD), dengan kadar tertinggi pada perlakuan 75 mg/kg citral dalam diet protein 35%, yang berkorelasi dengan tingkat kelangsungan hidup pasca tantangan yang lebih tinggi. Jumlah hemosit total (THC), aktivitas fenoloksidase (PO), respiratory burst (RB), dan waktu pembekuan darah meningkat dengan suplementasi citral, sementara kadar protein hanya berpengaruh pada RB. Setelah tantangan Vibrio, kadar protein yang lebih tinggi meningkatkan THC dan mempercepat pembekuan darah, sedangkan citral meningkatkan THC, PO dan RB. Kelangsungan hidup pasca tantangan tertinggi ditemukan pada udang yang diberi 75 mg/kg citral dengan protein 35% (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa suplementasi citral dalam pakan dapat meningkatkan kesehatan dan ketahanan udang terhadap stres dan infeksi Vibrio. Kata kunci: Citral, Cymbopogon citratus, glukosa pasca makan, Litopenaeus vannamei, V. parahaemolyticus
Evaluation of protein and lipid on feed of Tilapia Oreochromis niloticus Niagara, Niagara; Muhammad Agus Suprayudi; Setiawati, Mia; Achmad Fauzi, Ichsan
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 24 No. 2 (2025): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.24.2.266-273

Abstract

The goal of this study was to discover the optimal protein and lipid levels for increasing the growth performance of Nile tilapia Oreochromis niloticus. A 2×2 randomized factorial design was used for this research, and two treatment factors were used: the protein level (28% and 32%) and the lipid level (6% and 8%). So, there were four test treatments and carried out with three replications. Nile tilapia with an average body weight of 5.60 ± 0.06 g were grown in a 900×45×35 cm3 aquarium at a density of 20 fish/aquarium. The experimental fish were grown for 60 days and fed three times daily until they appeared to be satisfied. Parameters evaluated in this study were growth performance and blood chemistry. The fish fed with diet 32;8 showed significantly higher growth than other treatments. Plasma protein in the fish fed with 32;6 diets were higher than those of plasma triglycerides, high density lipoprotein, and low density lipoprotein content were the same among the treatments. The result shows that feed 28;8 has the best protein efficiency ratio and protein retention. Keywords: Oreochromis niloticus, protein sparing effect, lipid, feed ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein dan lipid yang optimum dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan nila Oreochromis niloticus. Penelitian ini menggunakan rancangan acak faktorial 2×2 dengan dua faktor perlakuan yaitu kadar protein (28% dan 32%) dan kadar lipid (6% dan 8%). Jadi terdapat empat perlakuan uji dan dilakukan dengan tiga kali ulangan. Ikan nila dengan rata-rata bobot badan 5,60 ± 0,06 g dipelihara dalam akuarium berukuran 900×45×35 cm3 dengan kepadatan 20 ekor/akuarium. Ikan dipelihara selama 60 hari dan diberi makan tiga kali sehari secara at satiation. Parameter yang dievaluasi dalam penelitian ini adalah kinerja pertumbuhan dan kimia darah. Ikan yang diberi perlakuan dengan pakan 32;8 menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Protein plasma pada ikan yang diberi pakan 32;6 lebih tinggi dibandingkan dengan trigliserida plasma, HDL dan LDL rendah yang sama antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan 28;8 mempunyai nilai protein efesiensi rasio dan retensi protein terbaik. Kata Kunci: Oreochromis niloticus, protein sparing effect, lemak, pakan