Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisa Data Hasil Pengukuran Beban Motor Listrik 1 Fasa pada kWh Analog dan kWh Digital SON, JECKSON
Electrician : Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Vol. 15 No. 3 (2021)
Publisher : Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/elc.v15n3.2219

Abstract

Penggunaan Energi Listrik telah menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Untuk mengetahui besaran energi listrik yang digunakan, PLN membutuhkan sebuah alat yang disebut kWh Meter. Terdapat dua macam kWh Meter yang digunakan, yaitu kWh meter Analog (paskabayar) dan kWh Meter Digital (prabayar). Setelah beralih ke kWh meter Digital, hampir di semua rumah sudah menggunakannya, akan tetapi ternyata masih banyak juga keluhan dari masyarakat dan kurang setuju dengan kWh meter Digital. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan, pemikiran dan informasi dari masyarakat bahwa kWh meter Digital tersebut membuat perhitungan yang salah sehingga banyak merasa perhitungan energi listrik yang dipakai lebih besar dari pada kWh meter Analog. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai data hasil pengukuran beban motor listrik 1 fasa pada kWh meter Digital dan Analog. Metode yang digunakan yaitu dengan cara membandingkan hasil pembacaan oleh kWh meter analog dan kWh meter digital yang dipasangkan pada motor listrik 1 fasa. Proses penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur langsung beban motor listrik 1 fasa pada kWh Analog dan kWh Digital sebanyak sepuluh kali dengan jangka waktu berbeda. Hasil penelitian ini adalah kWh Digital menunjukkan pengukuran yang lebih teliti dan akurat karena digit angka yang ditampilkan dua desimal (0,00). Dari hasil pembulatan satu desimal (0.0), maka hasil pengukuran adalah sama.
Analisis Setting Over Current Relay Satu Fasa Ke Tanah Sistem 20 Kv Pada Recloser B 21 Penyulang Salju Gardu Induk Teluk Betung Berbasis Etap Son, Jeckson; Yenni Afrida; Sri Suryani
Electrician : Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/elc.v18n2.2683

Abstract

Gangguan jaringan sistem 20 kV selalu berpotensi terjadi dan penyebab yang paling sering menyebabkan gangguan adalah gangguan hubung singkat 3 fasa, 2 fasa, 2 fasa ke tanah dan 1 fasa ketanah. Dalam mengamankan jaringan dari gangguan-gangguan tersebut maka dibutuhkan peralatan proteksi pada jaringan sistem 20 kV yang sensitif, selektif, cepat, andal dan sederhana. Relai yang paling sering bekerja pada recloser B 21 adalah Over Current Relay (OCR) satu fasa ke tanah. Perhitungan dan Analisa waktu kerja OCR satu fasa ke tanah pada recloser B 21 penyulang Salju dilakukan pada outgoing dan incoming serta waktu kerja recloser. Setelah data-data tersebut didapatkan, dilanjutkan dengan menganalisa koordinasi setting OCR satu fasa ketanah antara recloser B 21 dengan outgoing penyulang Salju mengguankan software Etap. Teknik pengambilan data dilakukan dengan metode studi pustaka, literatur, wawancara, dan pemodelan sistem. Hasil perhitungan arus gangguan hubung singkat satu fasa tanah pada 1% jaringan atau 1.88 km sebesar 288.396 A, sedangkan arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah yang mempunyai nilai minimum terletak pada 100% jaringan atau 18.8 km sebesar 202.65 A. Hasil perhitungan pada OCR satu fasa ke tanah incoming tms = 0.26, t = 0.7 detik, outgoing tms = 0.1, t = 0.3 detik dan recloser tms = 0.062, t = 0.2 detik dan setting eksisting dari PLN adalah incoming tms = 0.37, t = 1 detik, outgoing tms = 0.047, t = 0.15 detik dan recloser tms = 0.03, t = 0.09 detik. Dari hasil pengamatan data yang diperoleh, direkomendasikan untuk mempertimbangkan resetting pada recloser B 21, outgoing penyulang Salju dan incoming agar menaikkan setting relai sehingga ketika merasakan arus pick up relai tidak langsung trip.
Analisis Hasil Pengujian Isolasi Transformator Daya 20 kV (Step-Up) di PT PLN (Persero) PLTD Tegineneng: Analisis Hasil Pengujian Isolasi Transformator Daya 20 kV (Step-Up) di PT PLN (Persero) PLTD Tegineneng SON, JECKSON; Suryani, Sri
Electrician : Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Vol. 19 No. 1 (2025)
Publisher : Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/elc.v19n1.2771

Abstract

Transformator step-up pada PT PLN (Persero) PLTD Tegineneng merupakan salah satu peralatan utama yang digunakan secara kontinu. Dalam sebuah jaringan sistem tenaga listrik yang kompleks, penurunan atau penuaan kekuatan isolasi peralatan listrik merupakan masalah serius yang dapat menimbulkan kerugian besar, seperti kerusakan transformator, meledaknya pemutus sirkuit (circuit breaker), dan lain-lain. Untuk menghindari kerusakan peralatan yang tidak terduga serta ketidakstabilan distribusi energi listrik, sangat penting untuk mengetahui kondisi isolasi peralatan tersebut dan memantau secara berkala. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil pengujian isolasi transformator tersebut berdasarkan empat parameter utama: Indeks Polarisasi (PI), tan delta, analisis gas terlarut (DGA), dan breakdown voltage. Hasil pengujian Indeks Polarisasi menunjukkan indikasi kontaminasi belitan trafo oleh kotoran, air, dan debu. Disarankan untuk melakukan uji kadar air dan tan delta guna mendalami temuan ini. Pengujian tan delta pada kumparan primer menunjukkan hasil yang tidak baik, dengan nilai sebesar 1,2%, yang menurut standar ANSI C57.12.90 tergolong buruk. Oleh karena itu, pengujian kadar air minyak isolasi dan furan direkomendasikan. Hasil DGA menunjukkan total gas terlarut (TDCG) sebesar 1169 ppm, masuk dalam kondisi 2 yang menandakan gejala awal kegagalan. Laju pertumbuhan gas yang signifikan (>30 ppm) pada pengujian-pengujian berikutnya mengindikasikan perlunya pengambilan sampel gas secara bulanan. Analisis key gas mengidentifikasi jenis kegagalan sebagai pemanasan minyak (overheating of oil) dengan dominasi kandungan gas etilen (63%) dan etana (20%). Pengujian breakdown voltage menunjukkan hasil awal yang baik, namun cenderung menurun dari 55 kV ke 46 kV, kemungkinan akibat penambahan oli saat proses purifikasi. Berdasarkan analisis menyeluruh, transformator unit 3 PLTD Tegineneng masih layak dioperasikan dengan catatan beban tidak melebihi kapasitas. Namun, tanda-tanda kegagalan isolasi, khususnya pada minyak, mulai muncul. Oleh karena itu, diperlukan pengujian rutin, seperti pengujian kadar air dan furan, untuk memastikan kondisi transformator tetap stabil dan andal.
Analisa Data Hasil Pengukuran Beban Motor Listrik 1 Fasa pada kWh Analog dan kWh Digital SON, JECKSON
Electrician : Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Vol. 15 No. 3 (2021)
Publisher : Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/elc.v15n3.2219

Abstract

Penggunaan Energi Listrik telah menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Untuk mengetahui besaran energi listrik yang digunakan, PLN membutuhkan sebuah alat yang disebut kWh Meter. Terdapat dua macam kWh Meter yang digunakan, yaitu kWh meter Analog (paskabayar) dan kWh Meter Digital (prabayar). Setelah beralih ke kWh meter Digital, hampir di semua rumah sudah menggunakannya, akan tetapi ternyata masih banyak juga keluhan dari masyarakat dan kurang setuju dengan kWh meter Digital. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan, pemikiran dan informasi dari masyarakat bahwa kWh meter Digital tersebut membuat perhitungan yang salah sehingga banyak merasa perhitungan energi listrik yang dipakai lebih besar dari pada kWh meter Analog. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai data hasil pengukuran beban motor listrik 1 fasa pada kWh meter Digital dan Analog. Metode yang digunakan yaitu dengan cara membandingkan hasil pembacaan oleh kWh meter analog dan kWh meter digital yang dipasangkan pada motor listrik 1 fasa. Proses penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur langsung beban motor listrik 1 fasa pada kWh Analog dan kWh Digital sebanyak sepuluh kali dengan jangka waktu berbeda. Hasil penelitian ini adalah kWh Digital menunjukkan pengukuran yang lebih teliti dan akurat karena digit angka yang ditampilkan dua desimal (0,00). Dari hasil pembulatan satu desimal (0.0), maka hasil pengukuran adalah sama.
Simulasi Perbaikan Tegangan menggunakan Aplikasi ETAP pada Mobile Substation 150/20 KV Sistem Kelistrikan PLN (Persero) Rayon Menggala Son, Jeckson; Afrida, Yenni; U, Ubaidah; A, Ali Ahmad
Electrician : Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Vol. 17 No. 1 (2023)
Publisher : Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/elc.v17n1.2411

Abstract

Analisis Setting Over Current Relay Satu Fasa Ke Tanah Sistem 20 Kv Pada Recloser B 21 Penyulang Salju Gardu Induk Teluk Betung Berbasis Etap Son, Jeckson; Yenni Afrida; Sri Suryani
Electrician : Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/elc.v18n2.2683

Abstract

Gangguan jaringan sistem 20 kV selalu berpotensi terjadi dan penyebab yang paling sering menyebabkan gangguan adalah gangguan hubung singkat 3 fasa, 2 fasa, 2 fasa ke tanah dan 1 fasa ketanah. Dalam mengamankan jaringan dari gangguan-gangguan tersebut maka dibutuhkan peralatan proteksi pada jaringan sistem 20 kV yang sensitif, selektif, cepat, andal dan sederhana. Relai yang paling sering bekerja pada recloser B 21 adalah Over Current Relay (OCR) satu fasa ke tanah. Perhitungan dan Analisa waktu kerja OCR satu fasa ke tanah pada recloser B 21 penyulang Salju dilakukan pada outgoing dan incoming serta waktu kerja recloser. Setelah data-data tersebut didapatkan, dilanjutkan dengan menganalisa koordinasi setting OCR satu fasa ketanah antara recloser B 21 dengan outgoing penyulang Salju mengguankan software Etap. Teknik pengambilan data dilakukan dengan metode studi pustaka, literatur, wawancara, dan pemodelan sistem. Hasil perhitungan arus gangguan hubung singkat satu fasa tanah pada 1% jaringan atau 1.88 km sebesar 288.396 A, sedangkan arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah yang mempunyai nilai minimum terletak pada 100% jaringan atau 18.8 km sebesar 202.65 A. Hasil perhitungan pada OCR satu fasa ke tanah incoming tms = 0.26, t = 0.7 detik, outgoing tms = 0.1, t = 0.3 detik dan recloser tms = 0.062, t = 0.2 detik dan setting eksisting dari PLN adalah incoming tms = 0.37, t = 1 detik, outgoing tms = 0.047, t = 0.15 detik dan recloser tms = 0.03, t = 0.09 detik. Dari hasil pengamatan data yang diperoleh, direkomendasikan untuk mempertimbangkan resetting pada recloser B 21, outgoing penyulang Salju dan incoming agar menaikkan setting relai sehingga ketika merasakan arus pick up relai tidak langsung trip.