Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sosialisasi dan Praktek Pembuatan Kompos dari Limbah Sayuran Saragih, Chaula Lutfia; Azhimah, Fauzul; Pandia, Wajib; Tarigan, Nicolas Jovi; Munthe, Alek Wanson; Ginting, Sareyanti Br
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 2 (2024): Desember
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/wd8a2r35

Abstract

Kabupaten Karo Kecamatan Barusajahe Desa Timbaru memiliki limbah organik dari sisa-sisa sayuran dan buah-buahan yang berasal dari sisa-sisa hasil panen petani dikebun atau dipasar yang tidak terjual. Umumnya  limbah tersebut tidak melalui proses pengolahan terlebih dahulu, sehingga tidak memiliki nilai tambah. Oleh karena itu pemanfaatan limbah sayuran dilakukan dengan menjadikan produk yang bermanfaat. Salah satu pemanfaatan limbah tersebut adalah dengan membuat pupuk kompos. Pupuk kompos sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesuburan tanah dan produksi tanaman, dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia serta meningkatkan perekonomian masyarakat dan nilai tambah dari sisi Lingkungan Hidup.Tujuan kegiatan ini untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta pengelolaan pemanfaatan limbah sayuran menjadi kompos dan dapat meningkatkan daya saing masyarakat dalam hal pemberdayaan, sehingga masyarakat Desa Talimbaru bisa lebih mandiri terutama dalam hal pembuatan kompos. Metode yang digunakan pada kegiatan ini yaitu Focus Group Discussion (FGD) di ruang balai Desa Talimbaru Kecamatan Barusjahe dan melakukan pelatihan dalam pembuatan kompos dari limbah sayuran. Limbah sayuran dapat diolah menjadi kompos dengan menggunakan proses fermentasi. Berdasarkan hasil pelaksanaan pengabdian yang telah dilakukan di Desa Talimbaru masyarakat sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan disebabkan baru pertama kali mendapatkan sosialisasi maupun penyuluhan mengenai pemanfaatan sisa-sisa limbah sayuran untuk dapat dimanfaatkan kembali menjadi kompos. Sehingga hal ini sangat bermanfaat oleh masayarakat maupun pemerintah. Adapun pemahaman masyarakat akan pentingnya penggunaan pupuk organik yang berasal dari limbah sayuran yang diolah menjadi kompos mampu meningkatkan kesuburan tanah dan efesiensi penggunaan biaya pupuk, mengurangi penggunaan pupuk kimia, serta tercipta pertanian berkelanjutan.
Pemberdayaan Kelompok Tani Fajar Baru Melalui Teknologi Sederhana Pembuatan POC Berbasis Limbah Panen Azhimah, Fauzul; Saragih, Chaula Lutfia; Pandia, Wajib; Ginting, Sareyanti Br; Sembiring, Abdul Rigil Salman; Ginting, Raymonta
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 3 No. 9 (2025): November
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v3i9.3329

Abstract

Program pemberdayaan kelompok tani Fajar Baru di Desa Lau Gumba, Berastagi, dirancang untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dengan memanfaatkan limbah panen sebagai bahan baku Pupuk Organik Cair (POC). Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh mahalnya harga pupuk dan dampak ekologis dari penggunaan herbisida dan pembakaran limbah panen. Metode yang diterapkan meliputi pelatihan, praktik langsung, serta pemberian alat komposter sederhana berbasis teknologi lokal. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengolah limbah menjadi POC, pengurangan biaya produksi hingga 30%, serta perbaikan kondisi tanah secara signifikan. Secara ekonomi, petani mulai memproduksi dan menjual POC, menciptakan sumber pendapatan baru. Dari aspek lingkungan, program ini mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Pemberdayaan dilakukan dengan pendekatan partisipatif yang melibatkan petani dalam seluruh tahapan. Kegiatan ini selaras dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan 2 dan 12. Temuan ini menunjukkan bahwa POC berbasis limbah panen bukan hanya solusi teknis, tetapi juga strategi transformasi sosial-ekologis untuk kemandirian pertanian. Keberlanjutan program bergantung pada sinergi antar petani, akademisi, pemerintah, dan pasar lokal.