Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kajian Netnografi Diskursus Bimbingan Dan Konseling Pada Resolusi Tindak Perundungan di Lingkungan Pendidikan Sasongko, Yohanes Probo; Setyawan, Erwin; Rahmad, Teguh Hidayatul
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Vol 10, No 1 (2024): June
Publisher : UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jbkr.v10i1.15072

Abstract

Our nation is in the midst of an emergency regarding acts of bullying. The massive acts of bullying that are occurring at the moment, especially acts of degrading the dignity of others committed by students, from various levels of education, are very worrying. The aim of the research carried out is to explain and provide an understanding of the importance of the role of education, especially in educational institutions to provide moral education to students so that they can have good skills regarding bullying. The qualitative method presented to look at this social problem more closely with netnographic studies is a positive step to look at this social phenomenon more comprehensively. The theory used in educational psychology by John B Watson, a psychologist from the United States can emphasize the important contribution of education in paying attention to this problem. This research uses an analytical approach and interviews with victims of bullying, namely junior high school (SMP) students in East Jakarta. The role of all parties, including government, private sector, social groups and families, is an important part whose contribution cannot be separated. The presence of complete and sustainable synergy is very necessary for the reopening of further, broader research, by looking at and paying attention to various problems regarding bullying, from different points of view. ___________________________________________________________________Bangsa kami tengah darurat terhadap tindak perundungan.Tindak perundungan yang terjadi masif saat ini, khususnya perbuatan merendahkan martabat orang lain yang dilakukan oleh para peserta didik, dari berbagai jenjang pendidikan, kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan ingin menguraikan dan memberikan pemahaman tentang pentingnya peran pendidikan, khususnya di lembaga pendidikan untuk memberikan edukasi moral kepada peserta didik agar mereka dapat memiliki kecakapan yang baik tentang tindakan perundungan. Metode kualitatif yang dihadirkan untuk melihat masalah sosial ini lebih dekat dengan studi netnografi menjadi langkah- langkah positip untuk melihat fenomena sosial ini secara lebih komprehensif. Teori yang dipakai dalam psikologi pendidikan karya John B Watson, seorang psikolog asal Amerika Serikat dapat menegaskan tentang kontribusi penting pendidikan dalam memperhatikan masalah ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis dan wawancara terhadap korban perundungan yakni siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta Timur. Peran semua pihak, baik pemerintah, swasta, kelompok social dan keluarga menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan kontribusinya. Hadirnya sinergi yang utuh, dan berkelanjutan, sangat diperlukan untuk terbukanya kembali penelitian berikutnya yang lebih luas,  dengan melihat dan memperhatikan ragam masalah mengenai tindak perundungan tersebut, dari sudut pandang yang berbeda.
MITIGASI BANALITAS KORUPSI DI INDONESIA DALAM KOMUNIKASI POLITIK HANNAH ARENDT Sasongko, Yohanes Probo; Setyawan, Erwin
Jurnal Diseminasi Kajian Ilmu Komunikasi Vol 1, No 2 (2023): Jurnal Diseminasi Kajian Ilmu Komunikasi
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/jdkik.v1i2.7575

Abstract

Perbuatan korupsi adalah sebuah tindakan yang merendahkan manusia tersebut sebagai pelakunya.  Korupsi dalah bentuk kejahatan yang tidak  memiliki riwayat penanggulangan yang baik. Oleh sebab itu, perbuatan korupsi yang menjadi pekerjaan rumah bangsa kita menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengatasinya. Dalam perspektif Hannah Arendt, korupsi dilihat sebagai perbuatan yang banal, artinya korupsi sebagai bentuk budaya yang salah dan dibenarkan. Hal ini adalah bentuk kesesatan berpikir secara kreatif dan hilangnya nilai- nilai moral yang ada pada diri manusia tersebut. Perbuatan korupsi harus dihapuskan dengan berbagai kebijakan yang ada dan regulasi segala hal, terutama menciptakan mentalitas yang sadar dan bernalar sehat juga bagaimana memberikan sanksi yang cukup berat kepada pelaku korupsi, sehingga perbuatan korupsi dapat dilampaui dengan baik. Pada penelitian ini, dengan mengambil tema komunikasi politik, metode yang dipakai sebagai usaha untuk membedah secara menyeluruh serta mengembangkan penjelasan secara terstruktur mengenai pemahaman dan bentuk- bentuk yang perlu diperhatikan mengenai tindakan korupsi. Maka, metode yang digunakan yakni, dengan menggunakan metode kualitatif, melalui studi telaah analisis  pada teori komunikasi politik yang dirumuskan oleh Hanna Arendt. Terkait dengan upaya mengatasi perbuatan korupsi di Indonesia, Ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan dapat mereduksi perbuatan korupsi yang telah merugikan masyarakat dan pemerintah. Pertama,  Pembenahan terhadap system pengawasan dan pembenahan hukum. Kedua, seluruh pola pendidikan di Indonesia haruslah diubah. Ketiga, dalam konteks upaya pembenahan yang lebih mendalam, korupsi haruslah dibuat menjadi “korup”.
Hermeneutika Politik Dalam Literasi Pendidikan Demokrasi Pancasila (Studi Deskriptif Tahun Pemilu dan Pilkada 2024 di Indonesia) Sasongko, Yohanes Probo; Setyawan, Erwin
Jurnal Humanitas: Katalisator Perubahan dan Inovator Pendidikan Vol 10 No 1 (2023): Desember
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/jhm.v10i1.24035

Abstract

Our knowledge and understanding of political diction still needs further attention. This is in line with efforts to provide good education to society. Looking ahead to the political year 2024, Indonesian people are still trapped by limitations and inadequate understanding of the meaning of politics. The impacts felt are also varied, starting from acts of discrimination, intolerance and attitudes of exclusivism towards groups and groups within themselves. Political hermeneutics tries to look again at the understanding and definition of politics openly and comprehensively, meaning that in the context of hermeneutic studies, diction regarding politics is brought back to a different understanding and is able to look at a comprehensive context. So, in this new understanding, the Indonesian people can prepare themselves and be fully aware to be actively involved, and able to play an open role in assisting and assisting our neighbors as a nation that prioritizes the values of Pancasila to become a good and advanced Indonesian nation. Our nation is heading towards a Golden Indonesia 2045.
Integration of Argo Binangun Tourism Awareness Group and Geotourism: Sustainable Development of Widosari Tourism Village, Yogyakarta sasongko, yohanes probo; Siti Amanah; Pudji Muljono; Ence Oos Mukhamad Anwas
Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya Vol 27 No 1 (2025): June
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jantro.v27.n1.p101-108.2025

Abstract

The role of stakeholder synergy in developing geotourism-based tourist attractions is an urgent matter that can be realized. The low level of cooperation between stakeholders in the Widosari tourist village can be seen in several notes, such as the suboptimal construction of roads that are used as a means to get to tourist locations, the suboptimal construction of facilities at the tourist attraction, the suboptimal number of workers at the tourist location are important notes so that stakeholder collaboration can be realized immediately. Research that is studied qualitatively by presenting stakeholder theory can be a bridge to build comprehensive cooperation. Collaboration between stakeholders is the pillars of realizing sustainable tourism development, especially in the nature-based tourism sector. Sustainable planning in the Widosari Tourist Village is a form of optimal environmental communication development, because it involves all existing components, both the community, government, private parties and Pokdarwis itself. The results of research conducted using the utilization of a number of synergistic institutions can be a significant solution that the Widosari Tourist Village has great potential that can be developed comprehensively.